Mohon tunggu...
Arief Setiawan
Arief Setiawan Mohon Tunggu... pegawai negeri -

pecinta kegilaan http://arieflmj.wordpress.com/

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Gunung Sawur: Menengok Semeru

2 Februari 2011   19:23 Diperbarui: 26 Juni 2015   08:57 488
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_88298" align="aligncenter" width="300" caption="Pos Pengamatan Gunung Api Semeru"][/caption] Bagi pecinta alam, tak lengkap bila belum menundukkan puncak Mahameru dengan kawah jonggring saloka-nya. Berbagai rintangan harus ditebas meskipun nyawa jadi taruhan seperti yang dialami Soe Hok Gie. Meninggal akibat menghirup gas beracun yang keluar dari kawah jonggring saloka. Namun, berbagai peristiwa naas tersebut bukanlah suatu halangan untuk terus menaklukkan “tiang” Pulau Jawa ini dengan segala resikonya. Menikmati Gunung Semeru dari jarak dekat bukan berarti harus mendakinya. Masih ada cara lain, yaitu dengan menikmatinya dari pos pengamatan gunung api. Dari tempat yang jauh, semeru tampak megah, menjulang tinggi menembus awan. Semeru ada di depan mata, dekat sekali seakan-akan mudah sekali untuk menjangkaunya. Pemandaangan itu bisa dilihat di Pos Pengamatan Gunung Api Gunung Semeru di Desa Sumber Mujur, Candipuro, Lumajang, Jawa Timur. [caption id="attachment_88299" align="aligncenter" width="300" caption="Semeru tertutup awan"]

12966743401692916034
12966743401692916034
[/caption] Hari itu ternyata tak seperti biasanya. Semeru sedang enggan menyapa karena kabut tebal menyelimuti. Apa daya, hanya deretan awan saja yang bisa dipandang setelah berrtahun-tahun merindukannya untuk bertemu. Apa boleh buat, hanya dingin dari ketinggian 800 mdpl saja yang bisa dinikmati sembari berharap awan segera menyingkir. “Sudah tiga hari ini, sejak pagi hingga sore, semeru tertutup awan,” ujar petugas di pos pengamatan itu. Apa daya, niatan untuk bisa menikmati pemadangan jarak dekat pun harus dibatalkan. Tak ada pilihan lain. Barangkali hal ini petanda bila semeru ingin dijenguk lagi di lain waktu, entah kapan. Melihat kawah jonggring saloka menyemburkan asap tiap 5 menit seperti biasanya. Ya, tunggu aku kembali di lain waktu! “Juru Kunci” Semeru [caption id="attachment_88300" align="aligncenter" width="300" caption="Seismograf Manual Gunung Semeru"]
12966744281836180235
12966744281836180235
[/caption] Mata terus terjaga, terbebas dari rasa bosan, dan jauh dari pemukiman penduduk. Namun, semuanya harus terjadi agar bencana yang dahsyat bisa terdeteksi lebih dini. Itulah gambaran kehidupan para penjaga Pos Pengamatan Gunung Semeru. Ditemani sepi, para penjaga pos pengamatan tersebut hidup di puncak sebuah bukit, Gunung Sawur, dengan peralatan lengkap seismografi dan teropong pantau. Tanpa mengenal rasa bosan, mereka terus memantau aktivitas gunung tertinggi di Pulau Jawa itu. Secara periodik, mereka harus melaporkan aktivitas gunung yang mereka amati ke kantor pusat Badan Vulkanologi di Bandung. Terus-menerus dan tak boleh berhenti. Tak hanya itu saja, mereka juga mengamati Gunung Bromo dan Gunung Lamongan terkait aktivitas vulkanik gunung berapi itu. “Di sini (Gunung Sawur) merupakan pusat regional untuk mengamati Gunung Semeru, Lamongan, dan Bromo,” ujar salah seorang petugas. Dengan berbagai peralatan seismografi, baik manual atau computerized, gunung-gunung tersebut terus dipantau aktivitasnya. Terutama Gunung Semeru. Gunung ini mendapatkan perhatian lebih mengingat aktivitas semburannya terjadi terus menerus dalam rentang waktu sekitar 5 menit. Oleh karena itu, semua peralatan tersebut harus terus siaga agar apabila terjadi sesuatu bisa segera dilaporkan. “Alat yang computerized tak bisa optimal karena aliran listrik sering mati. Namun, kita ada accu untuk mengoperasikan alat manual sehingga aktivitas pengamatan dapat terus berlangsung meskipun listrik padam,” papar petugas yang mengaku berasal dari Yogyakarta ini.
1296674519795022785
1296674519795022785
Bagi masyarakat luas, Gunung Sawur atau Lumajang memang masih asing di telinga khalayak. Dua nama ini baru mencuat ketika aktivitas Gunung Semeru sedang meningkat dan jadi pemberitaan di media massa. Semua tertuju ke Gunung Sawur karena semua data tentang aktivitas Semeru terekam di sana. “Tahu Gunung Semeru kan? Ya, di sanalah Lumajang berada.” Dimuat juga di blog pribadi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun