Mohon tunggu...
Arief Santoso
Arief Santoso Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Pekerja Lepas

Peserta BPJS tanpa Ketenagakerjaan, sebab semu dengan status pekerjaan.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Pesan Bapak pada Putrinya

17 Januari 2025   07:14 Diperbarui: 17 Januari 2025   07:14 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Membeli Jalan

Balon yang kita beli Selasa lalu

menyimpan butir-butir yang kau tulis sepanjang malam

aku tahu, nak

tidak ada waktu untuk sesal dan kesal

Matematika, ekonomi dan tata laku

adalah sekolah panjang dalam jari-jarimu

sampai pada kaki sebagai navigasimu

ingatkah kita selalu mendamba sempurna?

atau mengingat sempurna sebagai hal sederhana?

Nak, angka bukan kepastian

bukan juga ukuran yang gemar membuat angan

bukan pula konsekuensi dari linimasa yang kita lalui

itulah mengapa kepastian selalu tetap;

ada di kepala, hati dan jiwamu

Nak, huruf-huruf yang kau ketahui

kata per kata dari hafalanmu

sampai kau dapat sampaikan pesan padaku

semuanya dari apimu yang berkobar;

bagikan, lalu bersamai mereka

Balon pun satu per satu melayang

langkah-langkah yang membersamai terus menghilang

tersisa gadis yang memegang kertas bergores biru;

"Api, air dan bumi adalah dirimu; sebagiannya adalah aku, ayahmu."

Jakarta, 27 Juli 2024

---

Dasi Sekolah

Kapan terakhir kita memasak telor dadar dan tempe kedinginan?

Kapan awal mula rempah-rempah menemani lamunanmu?

Kapan pengumuman sekolah menjadi hal yang mendebarkan?

Atau; kapan yang tanyakan pada bapak sudah mewakili penasaranmu?

Bagaimana buku-buku bisa menjadi temanmu di beranda?

Bagaimana mainan kesukaanmu jadi penawar lelah saat di selasar?

Bagaimana hari-harimu tanpa tugas dan tanya jawab yang membuatmu bahagia?

Atau; bagaimana yang sering kamu lakukan sudah mengaburkan angka dan huruf?

Mengapa bunga dan kupu-kupu selalu bersanding?

Mengapa asap wajan selalu menyeruak sampai menggugah selera?

Mengapa kucing-kucing di rumah kita senang sekali bermain bersama?

Atau; mengapa yang sudah terjawab melahirkan tanya yang deras darimu, nak?

Semuanya berawal dan berakhir;

namun tidak semuanya memiliki

ada yang lahir, abadi

ada yang padam, tanpa jejak

Jakarta, 30 Juli 2024

---

Pustaka

Rak buku menggertak alam pikiran,
seliweran melewati nadi dan saluran lamunan

coba hentikan dan tegaskan, nak;
"Tantang aku atau tinggalkan semuanya dengan rela!"

Jakarta, 3 Agustus 2024

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun