Mohon tunggu...
Arief Santoso
Arief Santoso Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Pekerja Lepas

Peserta BPJS tanpa Ketenagakerjaan, sebab semu dengan status pekerjaan.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Muara Sehat adalah Ishlah

1 Oktober 2024   20:16 Diperbarui: 1 Oktober 2024   20:16 16
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Kalimat tersebut juga menurunkan sifat yang perlu dimiliki dan dilakukan manusia selama hidupnya. Pertama, melahirkan rahmat atau kasih sayang, dapat dimaknai manusia sehat adalah yang punya kecakapan mengelola kasih sayang pada diri, keluarga, kerabat, lingkungan dan seluruh entitas hidup di bumi. Bisa saja menjalankan turunan habluminannas dan habluminal'alam, sebab di dalam pelaksanaannya terkandung makna esensial agar selama hidupnya tidak hanya memikirkan dan merasa manusia menjadi sentral kehidupan, tetapi semua yang ada di bumi adalah keselarasan, kebersamaan, kesetaraan dan ketersalingan yang terus tertaut.

Kedua, merawat kebaikan untuk selalu konsisten. Hal mendasar manusia adalah kebaikan yang istiqomah, tidak hanya berhenti pada momentum dan lingkungannya tetapi meneruskan kebaikan yang diterima. Makanya, kebaikan menjadi kerja alami manusia sebab sifat Allah yang utama bersemayam pada setiap makhluk-Nya.

Ketiga, membangun keselarasan dalam melakukan kebaikan. Dapat diartikan da'watul khoirot kepada sesama manusia, tidak dibatasi identitas dan pilihan hidup, sebab kebaikan selalu bersanding dengan kasih sayang. Namun, tidak hanya mengajak berbuat baik dan bersama-sama, tetapi melanjutkan sifat baik, menggali kebaikan-kebaikan menuju kebenaran hakiki. Tanpa tedeng aling-aling, tanpa visual wujudiyah dalam pelaksanaan, sehingga hasilnya adalah akhlaqul karimah yang sudah otomatis tanpa harapan ganjaran.

Turunan terakhir adalah menghidupkan kehidupan. Setelah teknis wujudi dan otomatisasi kebaikan, maka kehidupan akan berlangsung dengan Rahman Rahim dari sikap manusia yang terlatih. Kenapa terlatih? Sebab manusia adalah pelajar sepanjang hayat karena label haqiqinya, yakni khalifatu fil-ardl ma'a Rahmatan lil-'alamin. Tugas yang diembannya sangat kompleks, komprehensif dan latihannya memerlukan durasi panjang plus berliku.

Makanya, kenapa sehat itu penting, karena di dalamnya tidak hanya menghidupkan kebaikan dalam diri tetapi ada tugas dan tanggungjawab sebagai manusia, berperan sebagai manusia, mendapat tugas menjadi manusia dan endingnya menuju manusia.

Setelah pengembaraan sehat, beberapa pertanyaan yang perlu dicatat selama hidup; Sehat yang seperti apa yang selama ini kita tuju? Muaranya telah terkandung nilai apa saja selama menjaga kesehatan?

"Sehat" sebagai turunan dari "ishlah al-haayat" atau "wushuli al-khoir fi al-haayat" sebab muara kesehatan diri adalah kejujuran memilah dan memilih. Kecakapan itu oleh manusia tidak bisa didapatkan langsung dari Allah, tetapi proses panjang melalui dialektika dan penggalian rasa. Walaupun kejujuran sudah ada dalam hati, namun latihannya dibutuhkan, supaya manusia tidak terfokus pada pemberian semata. Bisa-bisa manusia hanya menengadah tidak butuh upaya dan pembakaran semangat untuk mencari dan menggali ilmu. Saat ini, banyak pemaknaan doa sebagai meminta, padahal doa itu ya usaha juga. Jadi, tidak berhenti meminta dan memasrahkan semua aktivitas kita kepada Allah, Allah-lah yang menunggu kita untuk berdialog kebaikan dan aktivitas yang sudah kita lakukan sebelumnya. Nah, dalam konteks lain, aktivitas penyerahan atau penilaian terhadap apa yang sudah dilakukan manusia adalah sholat. Setelah sholat, manusia mengupayakan kembali untuk mengisi buku catatan yang akan diceritakan kepada Allah. Jadi, simpel sholat yang selama ini dijalankan, hanya saja banyak orang terpakunya pada kewajiban sebagai hamba Allah, coba kalau banyak yang sadar tentang penghayatan sholat sebagai pertemuan agung dengan Tuhan dan kita dapat bercerita banyak terkait hidup yang kita jalani.

Konklusi Plus Evaluasi Diri

Pada akhirnya, kita faham 'kesehatan' yang diberikan, kita punya kecakapan memaknai 'sehat' sebagai jalan melaksanakan dan menghidupkan kebaikan, kesungguhan menghidupkan diri, dan optimalisasi ibadah untuk menggali kejernihan diri. Ibadah adalah setiap hari yang kita lakukan sebab sadar akan kebaikan yang perlu ditanam. Ibadah adalah menjalankan kebaikan pada sesama kemudian disetor kepada Tuhan. Itulah ibadah, itulah sehat, itulah sholat, semuanya alamiah manusia untuk menjalankan peran manusia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun