Mohon tunggu...
Arief Santoso
Arief Santoso Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Pekerja Lepas

Peserta BPJS tanpa Ketenagakerjaan, sebab semu dengan status pekerjaan.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

(Lagi-lagi) Persepsi Literasi Belum Well-literated

4 Agustus 2024   21:20 Diperbarui: 4 Agustus 2024   21:29 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Tidak cukup sebatas penerbitan karya, pembuatan inovasi terkini, kemudian membentuk community development, tapi apa yang mendasari itu kemudian dipantulkan menjadi gather movement.

Gerakan itu nantinya didasarkan pada kesadaran, kecakapan dan kemampuan dasar; we can have agreement for phrase _'kemampuan dasar'_ is a literacy.

Ibarat motor, literasi berada di dalam mesin utama, memposisikan diri sebagai roda pemutar pertama utk menjalankan rasa ingin tahu, kemauan mencari tahu, kemudian menggali potensi dasar sampai pada akhirnya tahu sesuatu, kemudian memahaminya dan membagikan dengan kapabilitasnya.

Jadi, bangunan literasi ini di dalamnya ada kesadaran, curiosity, dan penggerak or motivation. Dari mana asalnya mereka itu? Coba kita gali ke diri masing-masing; pernahkah kamu bertanya kenapa aku bisa melihat pemandangan, kenapa bisa begitu indah, kenapa begitu teratur, dan sampai aku menemukan keindahan itu adalah pengetahuan yang aku alami dari panca indera sampai kerja otak yang terus diasah, dipupuk dan dikembangkan menjadi pengetahuan (geologi, geografi, biologi, dan pengetahuan lainnya).

Otomatis? Iya. Datang sendiri? Bagi yang merasakan.

Kalau kata Mas Sabrang dalam sebuah podcast pernah mengatakan:

...manusia itu curious, dia akan terus bergerak mencari, mencari dan mencari sampai menemukan peluang dan kesadarannya akan eksistensi dan kebermanfaatan.

Merawat Literasi Dasar Mulai dari Rumah

Makanya kenapa pertanyaan dasar dari anak harus dapat di-counter dengan pengetahuan dan pendidikan dari orangtua? Mengapa rasa penasaran anak harus terjaga dan didorong untuk bekerjasama menggali jawabannya?
Nah, kalo pemenuhan literasi ini diperlukan untuk mengejar budaya meneliti atau budaya pengembangan ilmu, apakah fase-fasenya sudah dipenuhi, salah satunya lingkungan belajar yang nyaman?

Lagi-lagi di Indonesia, kita dihadapkan dengan kekurangnyamanan dalam mengembangkan studi, atau contoh kecilnya membaca buku di ruang publik. Bagi awam, anggapannya ada beberapa asumsi; orang cerdas, orang ambisius, orang skeptis, orang apatis, bahkan antisosial. Why they have assumtion are?

Disebut bermalas-malasan sebab hanya berkutat dengan buku, studi lapangan, ngobrol kesana kemari, mencari informasi lewat internet, belum dihargai secara luwes. Artinya, budaya baca buku ini belum terpenuhi sebab kebutuhan orang Indonesia yang tergeneralisasi adalah mencari kerja, mendapat uang, hidup tenang.

Sejarah panjang yang melahirkan budaya demikian; penjajahan Belanda dan Jepang. Bergantung pada pemerintahan, bergantung pada kekuatan eksternal, tanpa memerhatikan kebesaran diri bahwa kita bisa mandiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun