Mohon tunggu...
Arif Sadewa
Arif Sadewa Mohon Tunggu... profesional -

Love, Peace and Harmony

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Meneropong Kembali Politisasi Agama di Era Awal Islam

5 November 2016   17:34 Diperbarui: 5 November 2016   17:58 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Mengenai keadaan pertempuran beliau, perawi menceritakan, “Hadhrat Husain ra dalam keadaan luka-luka, mengeratkan ikatan sorbannya terus melakukan perlawanan terhadap musuh sambil berjalan kaki melakukan serangan dengan gagah berani mengelakkan panah-panah yang menghujani tubuh beliau. 

Sebelum beliau syahid saya mendengar beliau berkata, ‘Demi Allah! Setelah aku, siapapun yang kalian bunuh dari antara para pencinta Allah Ta’ala, kemurkaan Allah Ta’ala terhadap kalian tidak akan lebih keras seperti kalian membunuhku. Demi Allah! Aku harap Allah Ta’ala akan menimpakan kehinaan atas kalian dan Dia akan memberi kemuliaan kepadaku. Tuhan akan membalas atas kejahatan kalian terhadapku sehingga kalian akan merasa heran. Demi Allah! Jika kalian membunuhku, Allah Ta’ala akan menciptakan suasana perang di tengah-tengah kalian dan darah kalian akan tumpah. Allah Ta’ala tidak akan ridha sebelum Dia melipatgandakan azab-Nya yang sangat pedih diatas kalian.’”

Setelah Hadhrat Husain ra disyahidkan bagaimana perbuatan yang dilakukan oleh orang-orang Kufah? Orang-orang Kufah mulai mengadakan penjarahan dan perampokan terhadap kemah-kemah Hadhrat Imam Husain ra, bahkan mereka mulai menyerang dan merampas kain-kain cadar penutup kepala orang-orang perempuan. Seorang bernama Umar Bin Sa’ad berteriak, “Siapakah orang-orang yang akan menginjak-injak tubuh Imam Husain ra dengan kuda mereka?”

Mendengar seruan itu maka datanglah sepuluh orang penunggang kuda lalu dengan kejamnya menginjak-injak tubuh Hadhrat Imam Husain r.a dengan kaki kuda mereka, sehingga dada dan punggung jasad beliau ra menjadi remuk-redam dan pecah-belah.

Dalam pertempuran itu Hadhrat Imam Husain ra terlukai tembakan anak panah sejumlah 45 buah banyaknya pada tubuh beliau. Riwayat lain menyebutkan tubuh beliau terkena 33 buah tusukan tombak dan sebanyak 47 buah luka terkena bacokan pedang, disamping luka-luka terkena anak panah. Kekejaman yang paling biadab lagi ialah kepala Hadhrat Imam Husain ra dipenggal dipisahkan dari tubuhnya lalu dikirim kepada Ubaidullah Bin Ziyad, Gubernur Kufah. Keesokan harinya kepala Hadhrat Imam Husain ra itu dipancangkan oleh Gubernur itu diatas tanah kota Kufah. Setelah itu kepala Hadhrat Imam Husain ra dikirim kepada Yazid melalui Zahr Bin Qais.

Demikianlah kekejaman yang dilakukan terhadap jenazah Hadhrat Imam Husain ra setelah disyahidkan. Perlakuan zalim apa lagi yang dapat dilakukan lebih kejam dari itu? Jenazah beliau tergeletak tanpa kepala. Penghinaan sangat kejam terhadap jenazah seperti itu barangkali hanya musuh yang paling jahat akan melakukannya, bukan orang yang telah mengucapkan dua Kalimah Syahadah dan mengaku telah beriman kepada Hadhrat Rasulullah saw, yang telah memberi nasehat dengan tegas untuk menegakkan kehormatan manusia dan dengan tegas melarang perbuatan kejam seperti itu.

Sesungguhnya perbuatan kejam itu dilakukan oleh orang-orang gila duniawi dan mereka telah melakukan pelanggaran-pelanggaran di luar batas demi meraih maksud dan tujuan pribadi mereka, sedikitpun tidak ada sangkut-pautnya dengan kepentingan agama. Politik membuat mereka gila!

Rasulullah saw datang ke dunia untuk menegakkan martabat kemanusiaan. Beliau saw telah menetapkan dasar hukum dan peraturan berperang. Allah Ta’ala memerintahkan kepada kita yang tercantum dalam Alquran yang menekankan untuk bertindak adil dan i’tidaal (moderat) terhadap musuh, dan termasuk musuh yang sekalipun hendak menghancurkan agama Islam serta hendak membunuh Hadhrat Nabi saw. [Bersikap adil dan tidak berlebihan termasuk tatkala] berperang dengan mereka yang memiliki praktek kebiasaan yang telah biasa dilakukan oleh orang-orang Arab dulunya, yaitu mutilasi mayat musuh (memotong-motong dan merusak tubuh musuh yang sudah meninggal) satu kebiasaan tidak terhormat terhadap mayat, yang beliau saw telah melarangnya.

Beliau saw datang untuk menghapus semua adat kebiasaan buruk itu dan mengakhiri riwayatnya yang mana menurunkan wibawa kemanusiaan. Bahkan beliau saw berlaku sangat pemaaf dan pengampun terhadap musuh-musuh dengan cara lemah-lembut. Tetapi, perlakuan terhadap cucu seorang Rasul kesayangan Allah Ta’ala, untuk mana beliau saw berdoa ke hadirat Allah Ta’ala, “Ya Allah! Aku sangat mencintainya, maka Engkaupun cintailah dia!”

Orang yang betul-betul menyintai seseorang, maka orang yang menjadi kesayangan orang yang dicintainya itu tentu akan menjadi kesayangannya juga. Tidak mungkin satu pihak ia menyatakan cinta terhadap seseorang namun di pihak lain ia membenci anak-keturunan orang yang dicintainya itu. Atau ia menyatakan diri menyintai orang-orang yang dicintai oleh orang yang dicintainya pada waktu orang yang dicintainya itu masih hidup, namun apabila orang yang dicintainya itu sudah menutup mata semua kesan kecintaan terhadap mereka lenyap. Maka, pernyataan cintanya itu hanya tinggal di mulut saja. Cara hidup yang demikian dapat terjadi di kalangan orang duniawi, sedangkan orang-orang yang memiliki hubungan dengan Allah Ta’ala tentu tidak akan seperti itu.

Belajarlah dari sejarah meskipun pelajaran itu pahit dan menyedihkan.  Belajar supaya itu tidak terulang lagi di masa depan.  Cucu kesayangan Nabi saw pun mendapat perlakuan demikian kejamnya karena politik, bagaimana nasib orang yang bukan apa-apanya Nabi saw apalagi yang ada di luar lingkunp agamanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun