Mohon tunggu...
Arif Sadewa
Arif Sadewa Mohon Tunggu... profesional -

Love, Peace and Harmony

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Gerhana Paling Menyeramkan

12 Maret 2016   06:20 Diperbarui: 12 Maret 2016   06:24 738
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Qazi Maula Baksh seorang penceramah ulung dan seorang pengikut golongan ahli hadits (wahabi) dari kota Nawansyehr setelah melihat dua kejadian itu menjelaskan panjang lebar dalam khutbah jum'atnya.  Yang intinya bahwa dua gerhana itu adalah tanda bagi kebangkitan Imam Mahdi.   Ia menegaskan agar orang-orang menunggu dan mencari tahu kapan dan di mana Imam Mahdi akan muncul.

Maulwi Ghulam Rasul menulis: "Pada tahun 1894 ketika terjadi gerhana matahari dan bulan saya sedang berada di kota Lahore belajar kitab hadits At Tarmidzi dari Maulwi hafiz Abdul Manan.  Para ulama sangat gelisah dan ketakutan yang memberi kesan pada mereka."

Bhai Abdul Rahman menulis: "Pada tahun 1894 saya belajar di kelas 8, ketika terjadi gerhana matahari dalam bulan ramadhan. Pemandangan itu sampai sekarang masih terbayang  di hadapan mata saya dan sampai sekarang perkataan kepala sekolah Maulwi Jamaluddin masih mendengung dalam telinga saya saat ia berkata di hadapan kelas bahwa Imam Mahdi harus dicari sebab tanda-tandanya sudah sempurna"

Kejadian yang telah lewat dari seabad itu mungkin sudah dilupakan oleh orang banyak.  Apalagi generasi kita yang terpaut jauh dari peristiwa tersebut.  Barangkali sebagian besar generasi kini justru tidak pernah tahu bahwa peristiwa besar dan menghebohkan itu pernah terjadi.  

Benarkah Imam Mahdi dan kiamat sudah menjelang?  Wallahu a'lam.  Pengamatan penulis seabad ke belakangng ini memang dunia menyajikan dan mengalami pemandangan kiamat secara beruntun.  Jutaan nyawa terenggut karena musibah-musibah besar.  Perang yang menewaskan jutaan orang dan mengalirkan darah layaknya sungai.  Gempa bumi yang menghancurkan kota-kota besar dan memisahkan banyak keluarga dari orang-orang tercintanya.  Banjir yang menenggelamkan ribuan hektar wilayah luas.  Angin topan, badai, petir.  Air bah tsunami yang menggulung ribuan bangunan dan nyawa.  Rentetan peristiwa yang membuat nyali hilang dan diri serasa kecil dan tak berarti.

Para pendakwa yang mengaku berasal dari Tuhan juga banyak yang muncul.  Dan yang paling menjadi sorotan dunia adalah pendakwaan Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad dari Qadian, India tahun 1889 yang mendirikan Jamaah Muslim Ahmadiyah. 5 tahun sebelum dua peristiwa besar gerhana bulan dan gerhana matahari.  Bahkan ia menklaim bahwa dua gerhana tersebut merupakan tanda langit dan bumi yang mendukung kebenaran dakwanya.  Setelah pendakwaan memang ulama muslim kala itu menuntut dua tanda itu kepada Mirza Sahib.  Ia berdoa kepada Tuhan agar tanda itu terjadi.  Dan terjadilah tanda itu, meskipun berikutnya para ulama berkeberatan dengan mengemukakan bahwa hadits tantang gerhana tersebut lemah.

 

Assalamu ala manittaba alhuda 

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun