Mohon tunggu...
Arief Purnama
Arief Purnama Mohon Tunggu... Guru - Guru kampung

hanya dari seorang arief | tetap tersenyum

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Menumbuhkan Sikap Sportif pada Anak

21 Maret 2018   16:07 Diperbarui: 23 Maret 2018   00:08 3765
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sportif adalah sifat kesatria, jujur dan mau mengakui kekalahan diri dengan legowo dan ikhlas. Sifat sportif membawa anak kepada sikap mau mengakui dan menghargai serta menghormati kemenangan orang atau pihak lain. 

Sikap sportif perlu ditumbuhkan dan dikembangkan pada diri anak. Sedini mungkin sikap ini sudah harus ditanamkan pada anak-anak.

Orang tua memiliki peran yang sangat penting dalam menanamkan dan menumbuhkan sikap sportif pada anak. Orang tua harus memposisikan diri sebagai orang yang paling pertama dan paling welcome terhadap kekalahan atau kegagalan yang dialami oleh anak. 

Jadilah tempat yang paling nyaman bagi anak dalam menyampaikan keluhannya. Seringkali anak tidak mau menceritakan kekalahan atau kegagalannya kepada orang tua karena alasan takut.

Mulailah dengan mendengarkan keluhan atau aduan anak, sesaat anak baru saja mengalami kekalahan atau kegagalan. Bila ia tidak berani menceritakannya, cobalah bertanya tentang jalannya pertandingan atau kompetisi, cari hal-hal seru dan menyenangkan bagi anak. 

Hindari langsung bertanya tentang hasil. Beri pengertian pada anak bahwa hasil itu merupakan akibat dari sebab-sebab yang kita lakukan dalam proses pertandingan atau kompetisi. 

Membicarakan proses jauh lebih penting dari sebuah hasil. Karena proses yang baik akan memberikan hasil yang baik. Sementara hasil yang baik (menang) belum tentu diperoleh melalui proses yang jujur dan kesatria.

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi
Kedua, tidak menghukum atas kekalahan atau kegagalan yang dialami anak. Sesungguhnya kekalahan atau kegagalan sudah merupakan hukuman bagi anak. Jangan lagi diperberat dengan hukaman lain. 

Hanya akan membuat anak patah semangat. Namun kita harus menciptakan suasana seolah anak tidak sedang berada dalam hukuman. Hal ini sangat penting untuk menumbuhkan sikap sportif dan tidak patah semangat pada anak. 

Berikan batasan pada anak tentang arti kemenangan dan kekalahan. Kemenangan hanya tentang jarak jauh atau dekat diri kita pada garis finish. Yang menang tentu yang lebih dekat. Sementara yang kalah mungkin sedikit lebih jauh dari garis finish.

Ketiga, hal yang paling penting dalam menumbuhkan dan mengembangkan sikap sportif pada anak adalah memberikan motivasi. Dukunagn berupa motivasi sangat dibutuhkan anak pada situasi dimana mereka baru saja mengalami kekalahan atau kegagalan. 

Ibarat tanaman yang akan layu sangat membutuhkan air. Menyejukan, menyegarkan dan menumbuhkan. Berikan motivasi yang membangun dan menyemangati. Agar mereka tetap semangat dalam menghadapi tantangan di masa akan datang.

Keempat, berikan contoh dalam keseharian tentang sikap sportif. Tunjukan sikap kesatria dalam menghadapi setiap permasalahan yang mungkin muncul. Bila orang tua melakukan kehilafan baik sengaja ataupun tidak sengaja harus berani mengakuinya. 

Orang tua jangan malu untuk mengakui kekhilafannya di depan anak dan tidak segan-segan meminta maaf. Contoh dan panutan yang paling baik adalah yang datang dari orang tua sebagai pribadi yang paling dekat dengan anak. Anak akan tumbuh menjadi kesatria dan sportif bila dihadapannya ada seorang yang kesatria dan sportif juga.

Sikap sportif anak juga dibutuhkan dalam kegiatan belajar di sekolah. Pada persaingan hasil belajar dan prestasi di kelas, seorang anak harus memiliki sikap sportif. Bila ia berhasil meraih perstasi tertinggi tetap harus rendah hati, tidak sombong dan menghargai temen yang belum berhasil. 

Namun bila ia gagal meraih prestasi atau peringkat tertinggi maka ia harus sportif menerimanya. Selanjutnya secara kesatria menghormati dan memberikan ucapan selamat.

Sebagai orang tua, hal yang paling penting dalam menumbuhkan sikap sportif anak adalah dengan cara tidak memberikan rasa takut terhadap kekalahan atau kegagalan yang dialami anak dan tidak menciptakan rasa malu untuk mengakui keunggulan atau kemenangan orang lain. 

Sesungguhnya kekalahan adalah kemenangan yang tertunda dan kegagalan adalah keberhasilan yang hanya tinggal menunggu waktu saja.

Bekasi, 21 Maret 2018

Arief Purnama, S.Pd

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun