Mohon tunggu...
Arief Purnama
Arief Purnama Mohon Tunggu... Guru - Guru kampung

hanya dari seorang arief | tetap tersenyum

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Bagaimana Game Online Menghambat Pendidikan Karakter Anak?

15 Maret 2018   11:30 Diperbarui: 16 Maret 2018   13:02 1542
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selain dari pada itu, konten yang ada pada setiap permainan di game online tidak sedikit mengandung unsur kekerasan. Dalam permainannya mereka selalu menggunakan kekerasan untuk menghadapi musuh--musuhnya. Menghalalkan segala cara untuk memenangkan pertempuran dan perkelahiannya. Anak menjadi terbiasa menyaksikan dan melakukan kegiatan mengalahkan musuhnya dengan membantai, menembak, memukul, menendang dan lain sebagainya yang dapat dikatagorikan kekerasan. Tentu ini sangat tidak baik bagi pendidikan karakter anak.  

Pendidikan karakter anak senantiasa mengajarkan kesantunan, kelembutan, kedamaian, dan cinta sesama. Sangat bertentangan dengan konten yang ada pada setiap permainan game online. Sementara anak lebih banyak menghabiskan waktunya untuk kegiatan kekerasan itu. Bahkan tidak sedikit menjadikannya passion. Seorang anak menganggap dirinya raja dan jagoan dengan peralatan senjata yang lengkap. Siapapun yang menghalanginya akan dibumi hanguskan. Kekhawatiran muncul apabila prilaku tersebut terbawa pada dunia nyatanya. Inilah yang dikatakan bagaimana cara game online menghambat bahkan mendegradasi pendidikan karakter anak.

Pendidikan karakter anak merupakan upaya mengajarkan karakter baik kepada anak. Bahkan pendidikan karakter anak menjadi hal utama dalam kurikulum pendidikan nasional. Pendidikan karakter anak bertujuan menjadikan anak sebagai pribadi yang utuh, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan menjadi makhluk sosial yang menjaga hubungan baik antara sesama umat manusia. Tentu tujuan ini akan sulit tercapai bila apa yang menjadi hambatan tidak dicegah atau diminimalisir. Oleh karenanya tanggung jawab tercapainya tujuan pendidikan karakter anak menjadi tanggung jawab kita semua, pemerintah, guru dan orang tua.

Semoga dengan pendidikan karakter anak, generasi muda Indonesia bisa lebih baik sehingga dapat menjawab tantangan masa depan dan membawa bangsa Indonesia ke arah yang lebih maju dan menjadikan Indonesia lebih unggul dibandingkan negara--negara lain di dunia.

Bekasi, 15 Maret 2018

Arief Purnama, S.Pd

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun