Mohon tunggu...
Arief Rachman
Arief Rachman Mohon Tunggu... Freelancer - Suka jalan-jalan, makan-makan dan menonton film

@ariefpokto Ariefpokto.com #aipTrip suka makan suka jalan-jalan

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Smartphone Jadi Pusat Semesta Hidup

17 Februari 2024   17:09 Diperbarui: 17 Februari 2024   17:09 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pernah ga merasa cemas karena sedang tidak menggenggam Smartphone? Takut ada telepon, Whatsapp, Pemberitahuan Instagram, Tiktok, Twitter yang masuk. Takut ketinggalan berita, khawatir

Bisa dibilang kebanyakan orang zaman sekarang sudah sangat terbiasa hidup dengan Smartphone. 

Karena Smartphone betul-betul menjadi alat pelengkap hidup. Mulai dari alat komunikasi, pembayaran, Ojek Online, Perbankan, belanja, kesehatan, sumber informasi. Semua Kita gunakan melalui Smartphone Kita. 

Smartphone menjadi bagian dari hidup yang tidak bisa terlepas. Kemanapun Kita pergi dia selalu ada. 

Smartphone membantu Kita dalam bekerja, bersosialisasi dan juga menjalankan berbagai aktivitas kehidupan. 

Menghamba Pada Smartphone

Yang menjadi masalah adalah kebanyakan dari Kita seakan Menghamba pada Smartphone. Repot kalau tertinggal, khawatir saat baterai mau habis, atau tidak tenang karena pulsa atau datanya sudah tidak ada atau saat tidak ada sinyal. 

Smartphone sudah seakan menjadi bagian dari tubuh yang harus selalu dibawa kemanapun. Ke toilet pun sekarang banyak yang membawa Smartphonenya. 

Seakan tidak lengkap kalau hidup tanpa Smartphone. 

Kita membiarkan diri Kita selalu dikelilingi "kebisingan" Dunia Maya yang senantiasa berdengung saat Kita memegang HP. Mulai dari riuh rendah WAG membahas Pemilu, memantau yang lagi trending di Tiktok, menonton Reels di Instagram, hebohnya trend joged di Tiktok sampai jual beli di Facebook Market Place, main Mobile Legends atau Candy Crush, menonton YouTube, membaca tulisan HL di Kompasiana, dll. 

Banyak dari Kita yang secara tidak sadar kalau hidup Kita terlalu fokus pada Smartphone dengan berbagai aplikasinya. Berapa jam waktu habis scrolling Tiktok, Menonton YouTube, atau komen di Twitter dan Instagram. 

Waktu seakan tidak berharga lagi karena tersedot habis di Smartphone. 

Tidak masalah apabila masih bisa dikendalikan. Yang parah adalah ketika Kita mengalami kecemasan, tidak tenang hatinya, dan merasa harus selalu melihat layar Smartphone. 

Banyak pasangan yang merasa kurang dapat perhatian karena pasangannya lebih sering memantau Smartphone daripada mendengarkan cerita pasangan. 

Ada juga anak yang merasa kurang mendapatkan perhatian karena orang tua kurang memerhatikan secara detail keperluan anaknya. 

Begitupun banyak anak yang kecanduan Smartphone, seakan dunia hanya ada disana. Padahal Mereka juga perlu bersosialisasi dalam kehidupan nyata, bergerak dan mengalami hidup langsung tanpa memakai Smartphone. 

Seakan Kita Menghamba Pada Smartphone. 

Kita Hidup Menggunakan Smartphone, Jangan Diperbudak Olehnya

Ingat, Smartphone itu alat, yang Kita pakai untuk menjalani hidup. Jangan sampai Kita mengabaikan banyak hal penting dalam hidup karena terdistraksi oleh banyak hal di dalam Smartphone. 

Boleh main Social Media, boleh main games. Tapi Kita harus bisa mengontrol waktu dan tidak kecanduan. 

Kenali diri saat Kita sudah kecanduan Smartphone. Kalau hidup seakan dikejar-kejar perasaan tidak nyaman karena sedang tidak memakai Smartphone. 

Gunakan Smartphone seperlunya, lalu letakkan di meja. Buka lagi saat ada hal-hal penting

Yuk nikmati lagi hidup, dekatkan diri dengan alam, Orang-orang di sekitar Kita, dan banyak lagi. 

Karena Hidup Kita tak boleh dikendalikan oleh Smartphone. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun