Mohon tunggu...
Arief Rachman
Arief Rachman Mohon Tunggu... Freelancer - Suka jalan-jalan, makan-makan dan menonton film

@ariefpokto Ariefpokto.com #aipTrip suka makan suka jalan-jalan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Jangan Panggil Aku "Pak Haji"

1 September 2017   09:55 Diperbarui: 1 September 2017   21:43 4339
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sementara diri ini masih jauh dari sana, tetap berusaha, karena perjalanan menjadi muslim yang lebih baik ini adalah perjuangan yang nyata dan ada dalam keseharian. Suka malu kalau ada yang mengingatkan "Lho, Pak Haji kok sholatnya telat sih ?" atau "Kok pergi ke tempat Dugem ?" dan banyak lagi.

Suka bingung kadang zaman sekarang sepertinya ada beberapa orang yang overconfident dengan amal ibadahnya. Pernah menemukan langsung kasus-kasus yang dilihat sendiri. Lihat ada "Pak Haji" yang naik motor gak pakai helm. Pas diingatkan soal keselamatan, dijawabnya "Saya kan sudah Haji, ahli mesjid," jawaban dengan logika berpikir seperti itu membuat saya tak bisa berkata-kata lagi saya yakin Allah sayang sama beliau, dan juga beliau pasti berdoa untuk keselamatannya.

Tapi bukannya harus ada usaha juga ya? Ikhtiar itu wajib. Dan sudah seharusnya beliau menjadi contoh baik bagi orang lain. Ada juga yang "ngambek" saat kita lupa memanggilnya "Pak Haji" atau "Bu Hajjah". Namanya juga orang lupa. Bukannya tidak menghargai, benar-benar kesalahan tidak disengaja. Hal ini membuat situasi tidak nyaman.

Haji mabrur yang patut dicontoh juga banyak banget. Ada beberapa Pak Haji dan Bu Hajjah yang dari perilakunya makin soleh dan soleha setelah pulang berhaji. 

Ada yang dulunya judes, sekarang ramah banget. Ada yang dulunya jarang ke masjid, sekarang rajin ke masjid setiap waktu. Perubahannya terasa sekali. Kalau dekat mereka adem banget. Amal ibadahnya meningkat. Perbedaan sebelum dan setelah berangkat hajinya signifikan deh. Dan itu tercermin dari perilaku dan perbuatannya sehari-hari. Terlihat konsistensinya. Tidak hanya pas pulang haji saja.

Buat saya naik haji tidak otomatis tingkat ibadah saya selalu di atas terus. Sebagai manusia biasa pasti ada naik turunnya. Perjuangan menjadi haji mabrur itu dimulai sesaat setelah ritual ibadah haji selesai. Sudah seharusnya perjalanan haji yang selesai dikerjakan menjadi kontrol bagi diri sendiri. Menjadi pedoman baik dalam hidup. Jangan menjadi bahan untuk disombong-sombongkan.

Kalau mau melakukan perbuatan tidak baik, sudah seharusnya memori dalam benak ini berkata "Eh, gak  malu sama haji kamu ?" Dalam kasus saya, kadang itu berhasil, kadang tidak.

Sekali lagi saya katakan, perjalanan menjadi haji mabrur masih panjang. Seumur hidup. Saya doakan semua yang sudah berhaji menjadi haji dan hajjah yang mabrur. Yang belum berhaji semoga segera berangkat melaksanakan ibadah rukun Islam yang 5 ini.

Dan jangan panggil saya "Pak Haji", panggil saja Pak Aip ya.

koleksi pribadi
koleksi pribadi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun