Pada tanggal 4 September 2016 saya datang ke sebuah pameran unik di Gedung Olveh, Jalan jembatan batu, persis Seberang Stasiun Kota, Kawasan Kota Tua Jakarta. Kawasan ini selalu menarik bagi saya walau sudah berkali-kali kesana. Pemerintah DKI Jaya, terus memoles kawasan ini menjadi daerah pariwisata yang lebih baik. Museum Fatahillah sudah selesai perbaikannya, Masih berdiri megah dan sangat menarik untuk di foto
Nah, karena tidak ikutan walking tour, saya sempat nyasar pemirsah. Kasian deh. Hahaha. Karena letak Gedung Olveh ini tidak berada dalam kompleks Museum Fatahillah, Tapi depan Stasiun Beos atau Stasiun Kota. Cuacanya hangat-hangat eksotis membuat keringat mengucur lancar. Matahari Jakarta memang TOP.Â
Akhirnya saya bertemu dengan seorang teman berinisial MO yang tidak jadi ikutan walking tour. Dan nongkrong di Cafe Historia di Kawasan Kota Tua Jakarta. Minum-minum yang dingin dulu di cafe yang nuansa jadul ala Belanda nya masih dipelihara dengan sentuhan modern tentunya
Gedung Olveh ini baru saja direstorasi dan siap dijadikan tempat untuk ajang seni atau function sesuai kebutuhan. Gedungnya bagus sekali. Gedung kembar berwarna putih yang tampak Baru kembali.Â
Kalau dibaca dari The Jakarta Post , menurut Arkeologis Candrian Attahiyat, Gedung Olveh ini dibangun tahun 1921 untuk perusahaan asuransi jiwa Belanda , Olveh (Onderlinge Levensverzekering Van Eigen Hulp), tidak berada di kompleks Batavia ( Kota Tua) utama dan bangunannya lebih kecil.Bangunan ini didesain Arsitek Belanda terkenal Richard LA Schoemaker Dan  CP Wolff Schoemaker. Bentuknya yang langsing Dan menara kembar membuat bangunan ini mencolok.
Yang paling menarik adalah lantai aslinya berada 90 cm dibawah lantai yang sekarang, yang berarti jalanan di tahun 1920 lebih rendah kira-kira 120 cm dibanding sekarang. Dibangun dikawasan Pecinan , didepan sebuah kuil yang umurnya lebih tua. Warnanya yang putih dan kaca patri membuatnya lebih cantik. Balkonnya juga maju dibanding bangunan lainnya. Lebarnya 2 meter dibanding bangunan berpilar lain yang hanya berukuran 120 cm.Â
Olveh dibangun di area Pinangsia, yang berawal dari kata Financien dalam bahasa Belanda. Perusahaan Asuransi Olveh berada di lantai 3. Sementara Dua lantai di bawah disewakan ke perusahaan lain. Tahun 1961 , Gedung ini diambil alih Pemerintah Indonesia Dan Siberian pada Perusahaan Asuransi Jiwasraya. Pada kerusuhan 1998, Gedung ini ditinggalkan, dan berhenti beroperasi
Upaya merestorasi Gedung ini cukup menantang. Karena banyak kendala teknis. Dilakukan beberapa penggalian untuk mengembalikan lantai aslinya. Dipasang pompa juga supaya tidak banjir.
Didalamnya sudah ramai orang yang menghadiri pameran. Pameran ini memamerkan aneka teh nusantara , karya seniman seperti kartu pos, Kain, kartu , kaus , buku, kue-kue artsy yang jarang saya lihat di tempat lain.
Melihat pecinta buku bertemu sungguh lah pemandangan yang menarik. Mereka membahas soal buku-buku yang saya belum pernah dengarkan sebelumnya #PelukKomikMisurindKoleksiSaya Gedung Olveh yang cantik. Banyak spot instagramable.Toiletnya bersih, tapi lupa di foto. Â Tangganya cantik rustic gimana gitu, tapi entah mengapa saya ngos-ngosan menaikinya #mungkinjompo.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H