Mohon tunggu...
Arief Rachman
Arief Rachman Mohon Tunggu... Freelancer - Suka jalan-jalan, makan-makan dan menonton film

@ariefpokto Ariefpokto.com #aipTrip suka makan suka jalan-jalan

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Semasa di Kota Tua

8 Februari 2017   17:13 Diperbarui: 8 Februari 2017   18:30 2793
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumen pribadi | Suasana Foyer Cafe Historia

Pada tanggal 4 September 2016 saya datang ke sebuah pameran unik di Gedung Olveh, Jalan jembatan batu, persis Seberang Stasiun Kota, Kawasan Kota Tua Jakarta. Kawasan ini selalu menarik bagi saya walau sudah berkali-kali kesana. Pemerintah DKI Jaya, terus memoles kawasan ini menjadi daerah pariwisata yang lebih baik. Museum Fatahillah sudah selesai perbaikannya, Masih berdiri megah dan sangat menarik untuk di foto

Jendela Hijau Museum Fatahillah
Jendela Hijau Museum Fatahillah
Sebenarnya ada semacam walking tour yang bernama #semasadikotatua , saya tidak mengikutinya karena tidak mendaftar. Namun karena undangan seorang teman saya datang kesana.

Nah, karena tidak ikutan walking tour, saya sempat nyasar pemirsah. Kasian deh. Hahaha. Karena letak Gedung Olveh ini tidak berada dalam kompleks Museum Fatahillah, Tapi depan Stasiun Beos atau Stasiun Kota. Cuacanya hangat-hangat eksotis membuat keringat mengucur lancar. Matahari Jakarta memang TOP. 

Akhirnya saya bertemu dengan seorang teman berinisial MO yang tidak jadi ikutan walking tour. Dan nongkrong di Cafe Historia di Kawasan Kota Tua Jakarta. Minum-minum yang dingin dulu di cafe yang nuansa jadul ala Belanda nya masih dipelihara dengan sentuhan modern tentunya

Dokumen pribadi | Suasana Foyer Cafe Historia
Dokumen pribadi | Suasana Foyer Cafe Historia
Honey Citroen Tea
Honey Citroen Tea
Honey Citroen Tea nya suegger banget. Lemon dibejek-bejek, dikasi Madu Dan Teh Dan es yang banyak. Seger banget. Setelah selesai minum yang menyegarkan, Kita lanjut ke Gedung Olveh.  Di jalan banyak pengunjung di wilayah Museum Fatahillah. Ada penyewaan Sepeda, Tukang Delman. Ada seniman yang beraksi, Dan banyak yang selfie. 

Gedung Olveh ini baru saja direstorasi dan siap dijadikan tempat untuk ajang seni atau function sesuai kebutuhan. Gedungnya bagus sekali. Gedung kembar berwarna putih yang tampak Baru kembali. 

Kalau dibaca dari The Jakarta Post , menurut Arkeologis Candrian Attahiyat, Gedung Olveh ini dibangun tahun 1921 untuk perusahaan asuransi jiwa Belanda , Olveh (Onderlinge Levensverzekering Van Eigen Hulp), tidak berada di kompleks Batavia ( Kota Tua) utama dan bangunannya lebih kecil.Bangunan ini didesain Arsitek Belanda terkenal Richard LA Schoemaker Dan  CP Wolff Schoemaker. Bentuknya yang langsing Dan menara kembar membuat bangunan ini mencolok.

Yang paling menarik adalah lantai aslinya berada 90 cm dibawah lantai yang sekarang, yang berarti jalanan di tahun 1920 lebih rendah kira-kira 120 cm dibanding sekarang. Dibangun dikawasan Pecinan , didepan sebuah kuil yang umurnya lebih tua. Warnanya yang putih dan kaca patri membuatnya lebih cantik. Balkonnya juga maju dibanding bangunan lainnya. Lebarnya 2 meter dibanding bangunan berpilar lain yang hanya berukuran 120 cm. 

Olveh dibangun di area Pinangsia, yang berawal dari kata Financien dalam bahasa Belanda. Perusahaan Asuransi Olveh berada di lantai 3. Sementara Dua lantai di bawah disewakan ke perusahaan lain. Tahun 1961 , Gedung ini diambil alih Pemerintah Indonesia Dan Siberian pada Perusahaan Asuransi Jiwasraya. Pada kerusuhan 1998, Gedung ini ditinggalkan, dan berhenti beroperasi

Upaya merestorasi Gedung ini cukup menantang. Karena banyak kendala teknis. Dilakukan beberapa penggalian untuk mengembalikan lantai aslinya. Dipasang pompa juga supaya tidak banjir.

Batu bata aslinya juga dipertahankan karena asli diimpor dari Belanda Biaya renovasi Gedung Olveh ini mencapai Rp.3 Milyar. Kembali ke masa kini… Masuklah kami ke wilayah pameran dalam Gedung Olveh. Disambut sebuah instalasi seni berbentuk kerumunan burung.

Didalamnya sudah ramai orang yang menghadiri pameran. Pameran ini memamerkan aneka teh nusantara , karya seniman seperti kartu pos, Kain, kartu , kaus , buku, kue-kue artsy yang jarang saya lihat di tempat lain.

Ada pula pelatihan cat air ala Jepang yang kami urung ikut, karena tangan yang tremor. Saya terpikat pada bhumitea.com yang sangat sedap dan elegant.

Sebuah upaya mulia mengangkat aneka teh terbaik Indonesia yang beragam ke tingkat yang lebih tinggi. Semoga Bhumi bisa mewakili Indonesia di jagad teh premium dunia, terus suka kue-kue artsy yg namanya unik-unik, yg sekali hap habis. Enak, Abis itu Kita naik ke lantai dua untuk melihat pameran lainnya. Ternyata ada pameran Kain cantik dan Buku lama. Teman saya langsung memborong buku-buku langka. 

Melihat pecinta buku bertemu sungguh lah pemandangan yang menarik. Mereka membahas soal buku-buku yang saya belum pernah dengarkan sebelumnya #PelukKomikMisurindKoleksiSaya Gedung Olveh yang cantik. Banyak spot instagramable.Toiletnya bersih, tapi lupa di foto.  Tangganya cantik rustic gimana gitu, tapi entah mengapa saya ngos-ngosan menaikinya #mungkinjompo.

Lalu lihatlah ke atas , langit- langitnya bagus !  Walau pegal leher ini mendongak tapi senang hati melihatnya.  Wisata kota tua yang masih menarik perhatian turis. Semoga bisa tetap menarik, tetap lestari dan membuat orang menghargai sejarah  Berikut Jepretan artsy yang saya foto saat berkeliling di Kota Tua
Gedung Tua lain yang belum direnovasi
Gedung Tua lain yang belum direnovasi
Meriam depan Museum Fatahillah
Meriam depan Museum Fatahillah
Demikian lah #Aiptrip #SemasadiKotaTua sampai jumpa di perjalanan berikutnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun