Mohon tunggu...
Arief Rachman
Arief Rachman Mohon Tunggu... Freelancer - Suka jalan-jalan, makan-makan dan menonton film

@ariefpokto Ariefpokto.com #aipTrip suka makan suka jalan-jalan

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Goresan Budaya Sunda Dalam Batik Salem

3 Februari 2017   21:02 Diperbarui: 3 Februari 2017   21:48 2110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://rachman14.wordpress.com/tag/batik/

Dalam #Aiptrip ke Brebes, kami mengunjungi Kecamatan Salem untuk melihat langsung pembuatan Batik.Salem adalah nama yang cukup unik di Jawa Tengah. Yang lebih unik lagi, banyak orang di Kecamatan Salem berbahasa Sunda. Di Jawa Tengah. Unik juga ya. 

Dan kata Wikipedia, Mereka adalah penduduk asli daerah Salem. Bukan transmigrasi, bedol desa atau semacamnya. Mari kita baca dulu…

Kecamatan Salem merupakan salah satu bagian dari wilayah Kabupaten Brebes, Provinsi  Jawa Tengah, terletak di bagian Selatan paling barat dari wilayah Kabupaten Brebes 

Batas-batas wilayah Kecamatan Salem meliputi Kecamatan Banjarharjo di sebelah Utara, Kecamatan Bantarkawung di sebelah Timur, Kabupaten Cilacap  di sebelah  Selatan, serta Kabupaten Kuningan ( Provinsi Jawa Barat ) di sebelah Barat.

Semua penduduk Kecamatan Salem berbahasa dan berkebudayaan Sunda sejak berabad-abad yang lampau, sehingga mereka adalah penduduk asli di daerah ini. Pada masa lampau, daerah Salem termasuk dalam wilayah Kerajaan Galuh dan Kerajaan Pajajaran. Ada sementara cerita lisan yang mengatakan bahwa penduduk Salem ada keterkaitan dengan Kejadian Perang Bubat zaman Majapahit. 

Setelah Perang Bubat, ternyata tidak seluruh punggawa/pengawal/rakyat Pajajaran mati terbunuh, dan kembali ke Jawa Barat. Ada sisa-sisa punggawa tersebut menetap diwilayah kecamatan Salem. Peninggalan penduduk pertama tersebut, sebagian dapat dilihat di situs Gunung Sagara (Lautan). Pada abad ke-19 ditemukan naskah lontar tua di situs Gunung Sagara yang menggunakan Bahasa Sunda kuna.Naskah ini dibawa bupati Brebes RAA. Tjandranegara dan diserahkan kepada seorang ahli bahasa KF. Holle untuk kemudian disimpan di Batavia. Paling tidak ada dua naskah Sunda yang terkenal, yaitu Sewaka Darma dari Kabuyutan Ciburuy, Garut dan Carita Ratu Pakuan, yang menyebutkan sendiri bahwa (isi) naskahnya berasal dari (dan hasil bertapa dari) Gunung Kumbang (1218). 

Gunung Kumbang masa lampau mungkin adalah sebuah tempat lemah dewasasana, kabuyutan, dan tempat bagi para intelektual masa kerajaan Sunda. Mungkin di sini termasuk pula Gunung Sagara, di mana Gunung Sagara terletak di lereng selatan Gunung Kumbang tersebut.Daerah Sunda di daerah Salem dan sekitarnya mempunyai perbedaan kebiasaan dengan daerah Sunda lainnya (Priangan, Banten, Karawang, dsb). Perbedaan tersebut terutama dapat dilihat dalam hal adat budaya, bahasa, detail bentuk-bentuk kesenian

Daerah Salem bentuknya seperti mangkok , dikelilingi oleh pegunungan. Pastinya memiliki banyak pemandangan indah. Sepanjang jalan kita disuguhi hijaunya sawah , pepohonan lebat yang mengademkan mata.

Memasuki kecamatan Salem, dimulai dari daerah Bandungsari, saya tidak merasa sedang berada di Jawa Tengah. Tapi merasa ada di Jawa Barat. Bahasa penduduk, aneka Spanduk sampai lagu-lagu di acara kawinan bernuansa Sunda. Lalu berasa di Cianjur. Hahahaha.
Yang menarik, penduduk Desa Bentar Sari Salem memiliki keahlian membatik yang berbeda dengan tempat lainnya. Disini ada beberapa pembatik yang memproduksi Batik khas Salem.

Kami sempat mengunjungi seorang pembatik bernama Ibu Tarkinah. Berjumpa Ibu Tarkinah, pembatik Bentar Sari , ini sangat menyenangkan. Beliau sangatlah ramah Dan bersemangat. Saat menerima kami, tangannya masih berlumur malam yang dipakai saat membatik. 


Kami dipersilakan melihat proses pembuatan batik tulis di rumahnya yang sederhana. Ibu Tarkinah sudah 30 Tahun membatik dan menurunkan keahliannya kepada Dewi putrinya.


Dengan Bahasa Indonesia berlogat Sunda dengan semangat beliau menjelaskan cara membatik di Salem kepada kami.

Dimulai dari membuat pola di Kain Mori dengan pensil. Konsumen bisa memesan motif sesuai dengan keinginan. Karena Ibu Tarkinah cukup kreatif untuk membuat motif sendiri. Walaupun punya motif-motif khas Salem dan secara konsisten memproduksinya.

Setelah itu menggunakan canting, motif di trace menggunakan malam atau Lilin panas.

Lalu diwarnai. Batik disini diwarnai dengan pewarna alam seperti Daun Jambu,  Daun mangga, kulit mahoni , kulit jengkol dll. Tapi untuk warna tertentu, seperti biru masih memakai pewarna buatan. Proses pewarnaan bisa berlangsung beberapa kali untuk mendapatkan warna yang diinginkan.

Mewarnai

Setelah itu malam dari Batik dihilangkan. Saya lupa nama prosesnya. Tapi ini yang membuat tangan Ibu Tarkinah merah-merah karena sedang mengerjakan Batik merah ini.

Batik Salem punya motif sendiri seperti gambar bebek yg merepresentasikan Brebes, S untuk Salem, dan Kopi untuk tanaman yang banyak ditanam di sekitar Salem.

Kain Batik produksi Ibu Tarkinah diminati banyak orang. Terutama dari Jakarta. Dengan kemajuan teknologi, Ibu bisa berkomunikasi dengan konsumen nya via telepon atau Aplikasi WhatsApp. Jadi tidak repot bolak-balik ke Salem. 

Kalau mau pesan langsung hubungi Bu Tarkinah , alamat beliau di

Desa bentar rt4/4 kec Salem kab Brebes jawa tengah

Jalan gancib sebelah utara pasar bentar

085225113287 ( langsung Bu Tarkinah)

WhatsApp: 083844336231 dgn mba dewi


Pekerjaan Ibu Tarkinah dibina oleh Badan Ekonomi Kreatif melalui program Inovatif Dan Kreatif melalui Kolaborasi Nusantara ( IKKON) 2016 yang dilaksanakan di lima daerah yaitu Sawahlunto ( tenun) , Lampung ( Tapis) , Brebes ( Batik)  , Rembang ( Batik) dan Ngada , Flores ( Tenun). Tujuan program ini untuk pengembangan kapasitas SDM Kreatif untuk mempercepat peningkatan kualitas produk kreatif. 

Siapa sangka di Jawa Tengah ada kebudayaan Sunda yang kental nan punya Batik yang khas ? 

Keren banget kan. Baru tau saya juga. 

Indonesia adalah negara yang punya kekayaan Alam dan juga budaya. Indonesia penuh keunikan dan ciri khas. Kadang kita harus jalan-jalan dan melihat lebih dekat untuk melihatnya.

Jalan-jalan yuk , dan dukung selalu produk dalam Negeri sendiri. 

Advertisements

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun