Mohon tunggu...
Arief Rachman
Arief Rachman Mohon Tunggu... Freelancer - Suka jalan-jalan, makan-makan dan menonton film

@ariefpokto Ariefpokto.com #aipTrip suka makan suka jalan-jalan

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Cerita Bawang Brebes

21 Februari 2017   22:14 Diperbarui: 23 Februari 2017   18:22 1922
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Beruntung dalam #Aiptrip kemarin saya berkesempatan melihat proses penanaman Bawang merah di Sentra Bawang Merah Indonesia, Brebes.

Bawang Merah adalah satu bumbu dapur utama yang harus ada di setiap dapur orang Indonesia. 

Hampir setiap masakan Indonesia menggunakan Bawang merah.  Dari masakan Aceh, Bali , Menado sampai Ambon semua memakai bumbu Bawang. Dari Ayam Tangkap, Ayam Betutu , Ikan Dabu-Dabu, semuanya menggunakan Bawang merah. Kayaknya ada yang kurang kalau masak nggak pakai Bawang. Atau makan Bakso gak pakai Bawang Goreng. Kurang lengkap kan ?

Selain digunakan sebagai bumbu, Bawang merah juga dipakai sebagai obat tradisional , karena kandungan Minyak Atsiri dalam air umbi Bawang merah ampuh untuk menurunkan panas, meningkatkan enzim pencernaan dll.

Kalau lewat wilayah Brebes, baik menggunakan Mobil atau Kereta Api, hamparan hijau Kebun Bawang adalah pemandangan utama yang menarik. Ternyata kalau melihat lebih dekat lebih menarik lagi. Ternyata perjalanan Bawang dari petani ke meja makan Kita begitu panjang. Mengunjungi Brebes, mengeksplor daerahnya , membuat saya bisa merasakan betapa Bawang Merah sangatlah penting buat orang Brebes.  Bawang adalah kehidupan. Bawang menjadi kebanggaan warganya.

Dari simbol-simbol, tugu, Monumen sampai jadi slogan pilkada. Ada salah satu capil yang mengusung slogan “Coblos Bawangnya” di gambar beliau. Tentu tidak bisa saya tampilkan disini fotonya. Nanti disangka pendukung lagi. Hehehe.

Kami berkunjung ke Desa Slatri untuk melihat proses penanaman Bawang Merah. Kami berjalan melewati rumah-rumah penduduk,  menyusuri pematang Sawah untuk sampai ke lahan yang akan ditanami Bawang. 

Sebenarnya sekarang masyarakat sedang menunggu padi matang, tapi sebagian lagi memutuskan untuk menanam Bawang. 

Menanam Bawang ada musimnya. Tapi ada juga petani Bawang yang Ngelereng alias mengambil resiko menanam Bawang di kala petani lain menanam padi. Karena hasil menanam bawang lebih besar dibandingkan menanam padi.

Menanam Bawang ada aturannya. Dibuat jalur2nya. Supaya rapi dan pertumbuhan nya maksimal.


diatur setiap umbi ditanam tiap 4 cm, dan tidak semua dikubur karena takut busuk atau sulit berkembang.


Satu hal yang menarik saat menanam Bawang Merah Brebes adalah penanam Bawang Brebes diutamakan adalah perempuan, karena disinyalir perempuan lebih rapi dan tertib dalam menanam. Hal ini yang membuat saya ga jadi ikutan menanam Bawang untuk menghormati tradisi.

Lalu lelakinya pada kemana?  yang laki-laki macul. Hahaha

Apakah Aip macul ? Tentu tidak #ketawamanja

Back to Bawang

Pertumbuhan tanaman diperhatikan , disiram dan disiangi dari gulma atau tanaman lain yang mengganggu Bawang. Selain itu diberi pupuk dan juga disemprot pestisida apabila ada hama. 

Bawang Brebes yang banyak ditanam jenisnya Bima. Bawang unggul ini bisa dipanen dlm waktu 60 hari saja.

Cepat juga ya. Tapi prosesnya tidak selesai sampai disitu. Bawang masih harus dikeringkan sebelum dijual. Dari Bawang yang dikeringkan tidak semua dijual. Ada sebagian disimpan petani untuk dijadikan sebagai bibit untuk penanaman selanjutnya. 


Sebagai gambaran dari setengah hektar bisa dipanen 8 ton.Lalu dikeringkan selama 10 hari dan beratnya menyusut sampai 5 ton.
Lalu Bawang dikirim ke pasar-pasar Induk , seperti Pasar Kramat Kati di Jakarta , dan berbagai daerah lain untuk kemudian dijual kepada konsumen.

Tapi saat harga Bawang naik, ada juga penampung yang berani mengambil Bawang basah yang belum dikeringkan.

Menurut Bapak Nuriddin, tokoh masyarakat Slatri, Bawang Brebes Unggul secara aroma dan bobot karena lokasi strategis Brebes . Karena hanya disana ada Angin Kumbang dari Gunung Kumbang yang datang berhembus sekali setahun di bulan Juli – September ke arah lahan Bawang di Brebes. Angin ini bagus buat pertumbuhan dan bobot bawang. Hembusannya Kencang dan dingin. Juga mengurangi hama kupu2 yang menyerang Bawang.


Bawang Brebes memang unggul. Setiap umbinya gemuk dan beratnya lumayan. Pantas jadi komoditi unggulan kebanggaan masyarakat Brebes.

#Aiptrip kali ini membuat saya lebih mengerti dan mengapresiasi Bawang Merah kebanggaan Brebes. Begitu panjang perjalanannya. Dari petani sampai ke meja makan Kita. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun