Mohon tunggu...
Arief Nur Rohman
Arief Nur Rohman Mohon Tunggu... Guru - Manusia

Pegiat Moderasi Beragama Provinsi Jawa Barat. Menaruh minat pada Pendidikan, Pengembangan Literasi, Sosial, Kebudayaan, dan Pemikiran KeIslaman.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Implikasi Pedagogis Trilogi Falsafah Sunda

5 Juni 2021   21:28 Diperbarui: 7 Juni 2021   06:16 2159
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mengenai Silih Asih dan implikasinya terhadap pendidikan yaitu adanya tanggung jawab Pendidikan sosial. Maksud dari pendidikan sosial adalah mengajari anak sejak kecil untuk berpegang pada etika sosial yang bertujuan agar seorang anak terampil dalam masyarakat sebagai generasi yang mampu berinteraksi sosial dengan baik, beradab, dan berperilaku bijaksana yang erat kaitannya dengan konsep silih Asih. =

Capaian akhir dari konsep silih asih ini adalah peningkatan kualitas moral manusia dalam segala tindak tanduk kehidupannya, baik dalam pendidikan maupun dalam bersosial dengan cara berkasih sayang antar sesama.

Ketiga, Silih Asuh. Silih Asuh berasal dari kata silih dan Asuh yang mengandung makna saling membimbing, menjaga, mengayomi, dan memperhatikan.

Tradisi silih Asuh inilah yang selanjutnya bisa meningkatkan ikatan emosional yang sudah tercipta pada Unsur kebudayaan bahasa Sunda. Implikasinya terhadap pendidikan yaitu adanya semangat untuk terbebas dari kebodohan dan kecemasan hidup untuk mengantisipasi modernisasi dengan saling membimbing, menjaga, memperhatikan. 

Hal ini tentu perlu adanya upaya pendidikan untuk bisa terbebas dari kebodohan dan kecemasan hidup. Salah satu upaya yang bisa dilakukan adalah belajar dan mendidik anak secara langsung baik itu pendidikan keimanannya, pendidikan moral, pendidikan fisik, pendidikan akal, pendidikan kejiwaan, dan pendidikan sosial. Capaian akhir dari konsep Silih Asuh ini adalah pengikisan kebodohan dalam masyarakat dengan menerapkan konsep silih Asuh atau saling membimbing sehingga mewujudkan masyarakat Sunda yang tata tentrem karta raharja (hidup tentram dan sejahtera).

Daftar Bacaan:
Koentjaraningrat (2011). Pengeantar Antropologi I. Jakarta: Rineka Cipta.
Nashih 'Ulwan, Abdullah (2015). Pendidikan Anak Dalam Islam Sukoharjo: Insan Kamil.
Syam, Nur (2012). Madzhab-madzhab Antropologi (cet ke-2). Yogyakarta: LkiS.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun