"Desa harus jadi kekuatan ekonomi
Agar warganya tak hijrah ke kota
Sepinya desa adalah modal utama
Untuk bekerja dan mengembangkan diri"
Iwan Fals -- Desa
BOJONG CIDERES -- Sepenggal lirik dari Iwan Fals yang berjudul Desa, akhir-akhir ini memantik kesadaran bersama. Kesadaran para pemuda untuk tumbuh, berkembang, dan memberikan kontribusi penuh kepada desa. Lirik ini secara eksplisit menjadi satu rumusan untuk membangun desa dari segi; Ekonomi, Pembangunan manusia, Infrastruktur kerakyatan, dan lingkungan. Desa menjadi modal dan kekuatan utama dalam pengembangan sektor tadi. Selain ditunjang dengan sumber daya manusia yang unggul dan mumpuni.
Satu di antara pembangunan yang mesti menjadi perhatian dan prioritas utama adalah pembangunan manusia dan kebudayaan dari desa. Hal ini bisa dilakukan antara lain dengan melakukan penggalian potensi sumber daya desa oleh semua spektrum. Termasuk di dalamnya memberikan peran penuh kepada pemuda, penyerapan suara dan aspirasi warga.
Bambang Firmansyah, dalam satu diskusi pembukanya menuturkan bahwa "banyak keresahan yang dialami setiap pemuda, beberapa di antaranya keresahan tersebut muncul berupa pergumulan ide untuk berkontribusi kepada desa. Namun, tidak sedikit dari ide tersebut tidak sampai pada aksi dan rencana tindak lanjut. Sehingga ide yang dihasilkan hanya sampai wacana. Padahal banyak pemuda yang mampu untuk berkontribusi sesuai dengan minat, skill, dan kemampuan masing-masing individu".
Hal ini senada yang dituturkan oleh Jajang Kartawijaya "pemuda sudah semestinya berperan aktif, berkontribusi, dan menjadi motor penggerakan untuk perubahan dan kemajuan desa. Untuk itulah, berawal dari keresahan ini, kami berupaya untuk bersama-sama memberikan suntikan baru bagi perubahan dan kemajuan desa".
Ibeng pun menambahkan "Hal ini bisa kita lakukan dengan bersama-sama berupaya membenahi lingkungan sekitar".Â
Pernyataan ini mendapat sorotan dari Aulia yang memendam keresahannya soal sampah dan berbagai persoalan yang melingkupinya. "masih terdapat sebagian masyarakat yang kurang menyadari keberadaan sampah di lingkungan tempat tinggalnya. Hal ini terbukti dari perilaku membuang sampah ke kali dan tempat pembuangan sampah lainnya sehingga mengakibatkan pencemaran bagi lingkungan dan warga"
Lain halnya dengan Selvia yang meresahkan soal pemberdayaan masyarakat dan pembukaan lapangan kerja baru bagi masyarakat desa. Berbagai keresahan tadi mendapat respons segar dari Bapak Aef (Pemerintahan desa dalam bidang Kesejahteraan Rakyat), beliau memberikan dukungan penuh atas inisiasi ini. "Secara pribadi, saya mendukung atas segala ide-ide dan praktik baik yang keluar dari pemuda. Ini menjadikan tonggak awal untuk perubahan dan kontribusi kepada desa. Banyak hal dan peran yang bisa dilakukan, baik berupa program, kegiatan, dan acara".
Dalam akhir diskusi ini, kami bersilaturahmi kepada Apih salah seorang tokoh masyarakat desa yang menaruh minat dan perhatian penuh pada pemuda dan pembangunan desa. Selain bersilaturahmi kami pun dibekali beberapa wejangan dan arahan untuk gerakan pembangunan, pemberdayaan serta dalam menapaki perkembangan zaman. Beliau berujar "Desa kita ini, jika diibaratkan perempuan, maka ia adalah wajahnya yang mampu memikat banyak orang".Â
Hal ini terbukti dari banyaknya fasilitas publik dan kesehatan yang tumbuh dan berkembang di wilayah desa kami. Seperti rumah sakit, perumahan, pasar hewan dan rumah potong hewan.Â
Apih pun melanjutkan "Jika potensi kecantikan desa kita tidak dibarengi dengan sikap keberanian, maka pembangunan tidak akan berjalan". Baik keberanian dalam bertindak, mendobrak, dan melakukan gebrakan inovasi lainnya bagi pengembangan desa.Â
Oleh karena itu, perlu kiranya kita sebagai pemuda untuk senantiasa tidak hanya bergeliat dalam menentukan arah gerak pembangunan desa, akan tetapi juga mampu untuk berperan, berkontribusi, mengabdi, sesuai dengan porsi, posisi dan profesi.