Mohon tunggu...
Arief Nur Muhammad
Arief Nur Muhammad Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa UPN Veteran Jawa Timur Jurusan Hubungan Internasional

Mahasiswa Hub Internasional

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kerja Sama pada Proyek OBOR (One Belt One Road) antara Indonesia-China

6 Oktober 2022   20:23 Diperbarui: 6 Oktober 2022   21:57 1272
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Indonesia terletak pada posisi silang di antara dua benua yakni, benua Asia dan Australia dan dihimpit dengan dua samudra, yakni Samudra Hindia dan Pasifik. Sehingga dengan posisi Indonesia di letak yang strategis, Indonesia dapat menjadi inti jalur perdagangan lalu lintas dunia yang disebut sebagai jalur sutra laut dan menjadi jalur transportasi bagi negara-negara luar. 

Karena sebagian besar dari perdagangan dunia dilalui dengan jalur laut, menurut menteri perhubungan sebanyak 40% dari perdagangan yang melalui jalur laut melewati Indonesia, sehingga pertistiwa tersebut dapat menjadi sebuah kesempatan bagi Indonesia untuk menjadi poros maritim dunia. Dari kemunculan peluang itu, pemerintah Indonesia berencana membuat jalur tol laut dengan dasar untuk meratakan pendistribusian orang, barang atau jasa melalui laut ke seluruh Indonesia dengan biaya yang murah serta efisien, saat ini sudah ada 34 trayek tol laut di Indonesia dari 32.

Keuntungan lainnya dari wilayah strategis Indonesia adalah jalur maritim nya dilewati proyek OBOR milik China. One Belt One Road (OBOR) atau Belt and Road Initiative (BRI) adalah proyek ambisius yang digagas oleh presiden China Xi Jinping pada 2013 dengan tujuan untuk membangun kembali jalur sutra modern dan meningkatkan serta memperbaiki jalur perdagangan. China sendiri sudah menyiapkan dana hingga US$ 4,4 triliun (Rp. 62,7 ribu triliun) untuk mewujudkan proyek besar dan ambisius mereka tersebut.

Sebagai negara yang memiliki politik luar negeri yang bersifat bebas aktif Indonesia memiliki kesempatan untuk melakukan kerja sama dengan berbagai negara di dunia. Pada tahun 2016, Indonesia resmi setuju untuk melakukan kerjasama dengan China terkait proyek OBOR atau BRI. Bersama-sama, China akan membantu Indonesia untuk merealisasikan pembangunan infrastruktur, memberi dana investasi, dan membantu Indonesia untuk mewujudkan kepentingannya yaitu menjadi poros maritim dunia.

Pemerintah Indonesia mendukung inisiatif Tiongkok dengan program OBOR ini dengan harapan bisa memanfaatkan OBOR secara optimal. Keuntungan yang dimiliki Indonesia sebagai negara yang memiliki posisi strategis menyebabkan Tiongkok untuk ikut tertarik merangkul Indonesia kepada program OBOR ini. Pemerintah yang mendukung OBOR, memiliki keterkaitan dengan kebijakan Tiongkok yang memiliki tujuan untuk mempermudah pembangunan infrastruktur serta efisiensi dari perdagangan global. 

Salah satu kebijakan yang tertuang dalam OBOR ini adalah meningkatkan kerja sama di bidang maritim, untuk itu OBOR banyak menginvestasikan dana untuk pembangunan infrastruktur untuk bidang maritim. Sebenarnya hal ini bisa menghasilkan keuntungan untuk Indonesia yang merupakan negara maritim serta posisinya yang pas untuk kerja sama ini, sehingga Tiongkok bisa menanam investasinya kepada Indonesia. Saat ini Indonesia masih menjadi pasar bagi produk-produk Cina maka dengan adanya OBOR yang membuka koneksi dengan jalur perdagangan terutama Asia  dapat menghasilkan keuntungan  bagi Indonesia.

Posisi Indonesia yang begitu strategis dan bisa menjadi jalur perekonomian, dapat dilihat sebagai suatu lahan lain yang menguntungkan bagi para investor. Sebelumnya pada tahun 2017, pemerintah Indonesia pernah menawarkan investasi kepada investor Tiongkok di beberapa provinsi di Indonesia yang sangat strategis untuk dijadikan jalur perdagangan, setelah itu Indonesia mendapatkan investasi untuk pembangunan infrastruktur di provinsi-provinsi yang ditawarkan tadi. 

Provinsi-provinsi yang ditawarkan tadi meliputi Sumatera Utara, Sulawesi Utara, serta Kalimantan Utara, ketiga provinsi ini dinilai dapat menunjang kerja sama, konektivitas, serta efisiensi di jalur maritim. Sehingga, menghasilkan dana untuk pembangunan transportasi di bidang darat (kereta api, jalan tol), air (pelabuhan), dan pembangunan di sektor energi. Indonesia bisa menjadi mitra perdagangan yang menguntungkan karena efisiensi bisa tercapai mengingat posisi strategis Indonesia, maka dari itu banyak sekali investor yang bersedia menanam investasi di Indonesia.

OBOR juga memiliki sebuah inisiatif yang memiliki  dasar-dasar historis, empiris, dan praktis. Istilah OBOR sebagai "One Belt One Road", memiliki penjelasannya dengan istilah Belt yang mengacu kepada serangkaian jalan darat, jalur pipa, kereta api dan infrastruktur yang lainnya dengan menghubungkan Asia Tengah, Asia Timur hingga Eropa. Sedangkan  istilah road mengacu kepada penghubung yang di lalui pelabuhan dan jalur perdagangan maritim lainnya yang menggunakan laut Tiongkok Selatan, Samudra Hindia ke Timur Tengah hingga ke Eropa. berdasarkan sejarah sendiri jalur sutra merupakan jalur perdagangan yang telah ada sejak ribuan tahun dan Tiongkok ingin berinisiatif kembali untuk mengembalikan kehidupan jalur tersebut agar dapat dilalui dengan sedia kala. Secara dasar Empiris, nilai " Perdamaian dan kerja sama, keterbukaan, dan inklusif, saling belajar dan saling menguntungkan", sudah tertanam di masyarakat pediaman jalur sutra dari generasi ke generasi untuk mendorong kemakmuran atas pembangunan negara-negara di sepanjang jalur ini. Praktisnya, negara yang berada di sepanjang jalur ini memiliki kondisi internasional dan domestik yang rumit dan membuat ekonomi dunia melemah. Maka dari itu, Tiongkok berinisiatif untuk membangun kembali jalur sutra dengan tujuan bahwasanya negara-negara yang akan melintasi jalur sutra dapat bekerja sama dan saling menguntungkan untuk menghadapi tantangan ekonomi, sosial, dan politik internasional. OBOR sendiri memiliki tujuan utama yang mempunyai 'empat konsep inti' yaitu Perdamaian, kerja sama, pengembangan dan yang paling penting saling menguntungkan. 

Pada pembangunan yang dilakukan oleh Tiongkok untuk mempromosikan kerjasama ekonomi pada jalur OBOR dengan menigkatkan arus bebas ekonomi, pengalokasian sumber daya yang efisien, kemajuan integrasi pasar, dan kerangka kerja sama regional bermanfaat bagi perekonomian dunia merupakan sebuah proyek yang besar dengan maksud terselubung dari Tiongkok untuk kepentingan National Interest utamanya meningkatkan perekonomian negara.

Sumber: 

Adam, L. (2019). OPTIMALISASI MANFAAT ONE BELT ONE ROAD INITIAVE BAGI INDONESIA. Kajian, 22(3), 181-194.

Fahmi, R. A. (2017). Pengaruh Inisiatif Obor (One Belt One Road) Tiongkok Terhadap Perkembangan Infrastruktur Indonesia. (Bachelor's thesis, Jakarta: Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik UIN Syarif Hidayatullah).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun