Mohon tunggu...
Arief Nurharyadi
Arief Nurharyadi Mohon Tunggu... Sales - Suka membaca dan berandai-andai

Baca/Iqro yang Tertulis juga yang TIDAK Tertulis.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Lailatul Qodar = "Ketidakpastian" ?

1 April 2024   20:20 Diperbarui: 1 April 2024   20:28 126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
medium.com/thedialogues

1. Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Qur'an) pada malam qadar. 

2. Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu?

3. Malam kemuliaan itu lebih baik daripada seribu bulan.

(QS. Al-Qodar 1-3) 

Untuk mendapatkan malam ini maka kita dapat merujuk sebuah hadist,

"Carilah Lailatul Qadar pada sepuluh malam terakhir dari bulan Ramadan." (HR Bukhari dalam Shahih-nya dan terdapat dalam Fath Al-Baari bab Fadhl Lailatul Qadar. Imam Muslim turut mengeluarkan riwayat ini dalam Shahih-nya).

Ada perbedaan Penentuan bulan Ramadan yaitu sistem Rukyat dan Hisab. Dalam Hisab pun terjadi perbedaan dimana ada yang menentukan 0,0001 derajat hilal (hisab hakiki Wujudul Hilal) sedangkan MABIMS menetapkan 3 derajat Hilal untuk menentukan masuknya hilal/bulan baru. 

Sementara di Mesir 4 derajat dan komunitas di AS 15 derajat sehingga dalam hisab juga terjadi perbedaan di beberapa tempat, hal ini karena merupakan kesepakatan bersama menentukan derajat hilalnya sedangkan hisab hakiki wujudul hilal berdasarkan data ASTRONOMIS. Dengan adanya perbedaan ini maka muncul juga "Ketidakpastian" menghitung Ramadan.

Jika kita di hadapkan pada suatu ketidakpastian maka kita akan mengalami kebinggungan. Misal seseorang apakah besok terjadi hujan ? jika mengacu pada perkiraan cuaca maka ada sekian persen terjadi hujan dan juga sebaliknya ada sekian persen terjadi cuaca cerah. Ini adalah salah satu dari Ketidakpastian.

Pada Fisika ada prinsip ketidakpastian (juga dikenal sebagai prinsip ketidakpastian Heisenberg) dalam mekanika kuantum adalah salah satu dari berbagai pertidaksamaan matematis yang menyatakan bahwa adalah (hampir) tidak mungkin untuk mengukur dua besaran secara bersamaan, misalnya posisi dan momentum suatu partikel. Prinsip ini pertama kali dicetuskan oleh fisikawan Jerman bernama Werner Heisenberg pada tahun 1927.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun