Pembenahan kedalam, hal ini nampak dari upaya Dwi Soetjipto mengangkat moral dan potensi jajaran SKK Migas. Dengan cepat merancang management work trough (MWT) sesuatu yang di copy -- paste dari apa yang pernah dilakukan di Pertamina.Â
Mendatangani perwakilan SKK Migas di berbagai daerah di Indonesia, menyampaikan pemikirannya dalam membangun kinerja SKK Migas, mendorong karyawan berani untuk melakukan sesuatu sampai mengambil tindakan sesuai dengan kewenangan setiap karyawan, pola bottom up dibangun.
Menyakinkan stakeholders, beberapa kendala besar dalam proyek Migas adalah kendala lahan dan perijinan. Maka Presiden Jokowi dalam berbagai kesempatan mendorong dilakukan pemangkasan perijinan di Migas. Saat ini sejak dimulai fase Plan of Development (POD) sampai berhasil dibutuhkan waktu 4 tahun untuk menyelesaikan ijin, AMDAL dan banyak hal lainnya.Â
Dalam hal ini Dwi Soetjipto menjanjikan 2 tahun sudah selesai. Karena ijin, AMDAL dan lainnya ada di kementerian teknis, maka Dwi Soetjipto roadshow aktif melakun komunikasi dengan Kapolri, Menteri ATR/BPN, Pimpinan KPK, Menteri LHK dan lainnya agar proses di Migas dapat dipercepat dengan tetap berada di koridur regulasi dan hukum.Â
Aktif melakukan ekspos industri migas ke dalam dan keluar negeri untuk memberikan rasa optimism industri Migas bagi kalangan pengusaha dalam negeri dan luar negeri.
Membangun target quick win. Karena belum 1 tahun, maka belum kelihatan apa quick win utama yang dapat menarik perhatian publik. Namun tentu butuh waktu, tapi jika melihat proses yang dilakukan Dwi Soetjipto maka seperti yang pernah dilakukan di Semen Indonesia dan Pertamina, maka capaian kinerja dan quick win.
Membangun basis data yang kuat dan kepercayaan terhadap data Migas di Indonesia
Membentuk dan me-launching Indonesia Oil & Gas Insitute (IOGI) yang dilakukan di akhir April 2019 adalah salah satu upaya memonetisasi potensi Migas di Indonesia, sekaligus membentuk pusat data yang dapat dipercaya, agar setiap data migas yang ada adalah data "matang" yang siap di eskekusi oleh investor.Â
Hal ini tentu dapat mempercepat waktu penemuan migas di Indonesia, sehingga mengurangi biaya yang harus ditanggung investor. Ujung-ujungnya menciptakan image investasi di Indonesia itu timeable dan reasonable. Waktunya dapat diprediksi dan biayanya bersaing dengan negara lain.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H