Mohon tunggu...
Arief
Arief Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Pernah nulis dibeberapa media seperti SINDO, Jurnas, Surabaya Post, Suara Indonesia (dulu dimasa reformasi), Majalah Explo dll. ( @arief_nggih )

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Kinerja BUMN Turun, Jokowi dalam Bahaya?

15 Mei 2017   05:37 Diperbarui: 15 Mei 2017   07:27 5131
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

- Laba BUMN Perbankan tahun 2016 sebesar Rp 53,54 triliun atau lebih rendah dibandingkan laba BUMN Perbankan tahun 2014 sebesar Rp 56 triliun. 

Kinerja BUMN Jaman SBY lebih Hebat dibandingkan Jaman Jokowi

Mengapa lebih hebat karena secara rasio keuangan lebih baik dijaman SBY dengan Menteri BUMN Dahlan Iskan, dibandikngkan Jaman Jokowi dengan Menteri BUMN Rini Sumarno. Lebih hebat juga karena Menteri Dahlan Iskan benar-benar menjadikan BUMN sebagai entitas usaha yang profesional, Direksi/Dirut yang berprestasi pasti dipertahankan dan yang jeblok pasti dicopot. Beda dengan Menteri Rini Sumarno yang justru Dirut/Direksi berprestasi dicopot dan diganti dengan Dirut/Direksi yang tidak jelas dan sebagai bersumber dari Bank Mandiri yang justru kinerja 2016 "anjlok". Masih ingat dengan pergantian Dwi Soetjipto, Dirut Pertamina yang berprestasi dan mampu naikkan laba Pertamina lebih dari 120% di tahun 2016 yang menopang laba BUMN secara keseluruhan, nasibnya dicopot. Lalu Arif Wibowo Dirut Garuda Indonesia yang mampu membawa national flag carrier Indonesia menjadi perusahaan penerbagangan terbaik di dunia, nasibnya dicopot. Yang aneh, Dwi Soetjipto digantikan oleh Massa Manik yang merupakan Dirut Holding BUMN Perkebunan yang kinerja 2016 justru anjlok. Kinerja Holding BUMN Perkebunan menurun sejak dipegang Massa Manik. 

Pertanyaan ke publik? sudahkan Pertamina dan Holding Perkebunan merilis secara resmi kinerja perusahaan, kinerja keuangan sampai Triwulan pertama (Januari-Maret 2017), jawabannya tentu belum. Karena kedua BUMN tersebut kinerjanya turun lagi dibandingkan tahun 2016?. 

Bagaimana nasib program super hebat Jokowi jika BUMN sebagai penyokong utama, malah kinerjanya turun. Cita-cita hebat Jokowi tentu akan sia-sia, dan bisa jadi disuatu massa nanti jika ada BUMN yang hilang, yang disalahkan Jokowi, padahal Presiden tidak ikut campur tangan?, ada Menteri BUMN yang diberikan kuasa untuk mengelola BUMN.

Kasihan Pak Jokowi,.....semoga segera mengambil langkah yang tepat, agar BUMN secara keseluruhan dapat bangkit kembali

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun