Mohon tunggu...
Arief
Arief Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Pernah nulis dibeberapa media seperti SINDO, Jurnas, Surabaya Post, Suara Indonesia (dulu dimasa reformasi), Majalah Explo dll. ( @arief_nggih )

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Masa Depan Indonesia Ada di Gunung Kidul

28 September 2015   23:29 Diperbarui: 29 September 2015   00:01 1025
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ini tentu juga pemikiran yang “out of the box”. Mana ada waduk dipuncak bukit, lalu airnya berasal dari mana? Waduk itu didataran rendah atau didaerah yang ada air sungainya. Kecerdasan berpikir dan kreativitas mengajarkan kepada aktivitis/penggiat lingkungan yang tergabung di Yayasan Obor Rakyat, bahwa curah hujan didaerah tersebut cukup tinggi antara 2.000 – 4.000 mm pertahun. Dengan rata-rata 3.000 mm termasuk debit yang cukup banyak. Sehingga dibuatlah embung dipuncak bukit dengan ukuran 70 X 50 X 5 m yang mampu menampung air sekitar 7.500-10.000 m3 dan cukup untuk memberikan pasokan kepada 140 petani buah yang tergabung dalam kegiatan ini. Penggunaan alokasi dana yang lain adalah membeli durian montong kualitas super dan kelengkeng kualitas super hasil penelitian BPPT.

Hebat hasil penelitian anak bangsa, karena durian montong kualitas super ini hanya butuh waktu 3 tahun untuk berbuah, bahkan buah lengkeng lebih pendek umurnya. Dengan teknologi maka buah lengkeng yang dahulu hanya hidup di daerah iklim dingin, harus ada buah jantan dan betina supaya bunga dapat menjadi buah, berusia 8 tahun untuk berbuah dan lainnya. Kini semua itu hanya mitos, dengan teknologi kelengkeng bisa hidup dimana saja, cukup 2 tahun dan tidak perlu jantan-betina. Bahkan dengan teknologi pula produktivitas jauh lebih tinggi.

Hitungan secara kasar menurut Pratomo Direktur Eksekutif Yayasan Obor Tani, potensi pendapatan dari buah kelengkeng per hektar mencapai Rp 140 juta pertahun. Hitungannya :

  • 20 ton/ha X Rp 7.500 per kg.   = Rp 140 juta ton/th

Sedangkan untuk durian adalah Rp 10 ton/ha X Rp 20.000/kg = Rp 200 juta ton/ha.

Pemilihan tanaman holtikulutra ini tentu bukan tanpa pertimbangan, selain di kawasan bukit yang sulit bertanam padi, pasokan air yang terbatas dimusim kemarau dari embung. Yang lebih mendasar adalah pengembangan holtikultura tidak akan terkena dampak kebijakan Pemerintah yang senantiasa berusaha agar harga pangan murah. Holtikultura menganut mekanisme pasar, sehingga akan menguntungkan petani.

Ide brilian lain adalah menggabungkan pertanian-perkebunan-wisata. Ya...seperti Taman Mekarsari, Wisata Argo Apel di Malang dan sebagainya, maka di lokasi binaan Pertamina ini dikembangkan pula wisata. Tentu pertanyaannya wisata apa? Kan lokasinya di perbukitan tandus?... Jawabannya adalah wisata “adventure”, ya... bentuk bukit yang berkelok-kelok sangat menantang bagi yang suka bersepeda gunung, menikmati tantangan dan pemandangan.

Lokasi ketinggian ternyata asik juga melihat lembah mupun perbukitan andesit yang ada disebelahnya, sehingga dikembangkanlah pula “saung/ruang pertemuan seperti joglo” bagi keluarga/komunitas yang memiliki acara arisan, diskusi, temu kangen dan lainnya.

 

Mencapai lokasi yang sulit tentu bagi para bikers maupun pengunjung sangat disayangkan jika langsung kembali, maka dikembangkanlah “guest house” , yaitu penginapan yang dimiliki dan dikelola penduduk sekitar. Saat ini ada 75 guest house dengan tarif Rp 70.000 per malam sudah termasuk sarapan pagi untuk 2 orang. Tentu tarif yang sangat menarik dan cukup di kantong wisatawan.

TKI di Korea Selatan milih pulang kampung jadi juragan guest house

Geliat tumbuhnya daerah yang dikembangkan atas bantuan CSR Pertamina tersebut, menarik para perantauan. Tercatat ada 1 orang TKI yang bekerja di Korea Selatan memilih pulang kampung dan menginvestasikan tabungan yang dimiliki untuk membangun beberapa guest house. Ada 4 orang TKI yang sebelumnya bekerja di Malaysia juga memilih pulang kampung karena potensi yang dihasilkan di daerah yang dikembangkan CSR Pertamina sangat menjanjikan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun