Mohon tunggu...
Arief
Arief Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Pernah nulis dibeberapa media seperti SINDO, Jurnas, Surabaya Post, Suara Indonesia (dulu dimasa reformasi), Majalah Explo dll. ( @arief_nggih )

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Green Port Teluk Lamong, Terus Bekerja Dalam Senyap

27 April 2015   10:19 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:39 1301
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menjadi Pelabuhan Kelas Dunia

Tekad Teluk Lamong jadi pelabuhan kelas dunia sudah menjadi semangat seluruh jajaran manajemen dan karyawannya. Bahkan dalam penambahan panjang pelabuhan baru untuk fase proyek 2 dan 3, draftnya mencapai 20 m, atau lebih dalam dibandingkan kebutuhan kapal kargo terbesar dunia saat ini yang hanya membutuhkan 16 m. Rancangan canggih Teluk Lamong telah menjadikan "rencana reklamasi" pantai disekitar Teluk Lamong sudah "hampir sold out". Selain Pertamina yang sudah booking lahan, ada juga Charoen Pokphand yang akan bangun pabrik disekitar Teluk Lamong. Bahkan, kabarnya PT Rekayasa Industri akan memindahkan workshop "EPC untuk offshore" dari Gresik ke Teluk Lamong. Waduuhh.......bawa dampak negatif bagi Pemerintah Kabupaten Gresik nich jadinya??... Mestinya memacu Pemerintah Gresik untuk lebih baik, atau mensinergikan rencana induk pembangunan pelabuhan industri di Gresik dengan PT Teluk Lamong agar terjadi sinergi. Jika di adu, tentu penulis akan memilih PT Teluk lamong yang akan jadi pemenangnya.

Tol Laut, Mesti Libatkan Anak Bangsa, Mereka Mampu kok!

Program tol laut yang didengungkan oleh Jokowi terasa masih senyap, mendadak ramai lagi setelah ada pemberitaan China sapu bersih proyek infrastruktur http://www.republika.co.id/berita/nasional/umum/15/04/23/nn8gfq-cina-bangun-24-pelabuhan-15-bandara-dan-8700-km-jalur-kereta-di-indonesia.

Dalam konteks kerjasama G to G dan B to B maka sah-sah saja Indonesia bekerjasama dengan negara manapun. Namun dalam konteks pembangunan pelabuhan untuk mendukung tol laut, mestinya Pemerintah mesti "mereview dulu pembangunan yang ada di Indonesia, termasuk pengembangan pelabuhan yang sudah sudah dilakukan oleh Pelindo II melalui "New Priok" maupun oleh Pelindo III melalui "Teluk Lamong". Lha dalam konteks penggunaan peralatan ATS saja "tidak ada pelabuhan di China yang gunakan alat tersebut", apa nanti setelah China bangun pelabuhan di Indonesia dengan "teknologi yang biasa-biasa saja, mungkin", pelabuhan di Indonesia jadi. Lalu justru di China kemudian gunakan teknologi ATS dan sejenisnya?, maka tentu balik lagi efisiensi dan biaya logistik di Indonesia tetap kalah sama negara lain. Artinya nanti kirim sapi dari NTT ke Surabaya lebih murah kirim jeruk dari China ke Jakarta.

Pembangunan 24 pelabuhan, juga mesti "melirik" konsep "pendulum nusantara" yang pernah dicetuskan oleh RJ Lino di era Pemerintahan SBY, sehingga pembangunan pelabuhan tidak semata-mata persoalan "pembangunan fisik" tetapi juga infrastruktur lainnya.

14301045631088757222
14301045631088757222

Penulis meyakini apa yang telah dilakukan oleh Pelindo II maupun Pelindo III telah layak menjadi salah satu "benchmark", jika perlu malah dukungan dari China untuk pembangunan pelabuhan "cukup duitnya saja", selanjutnya serahkan ke SDM Indonesia. Saat terkahir pemerintahan SBY, sesaat sebelum serah terima, Pemerintahan SBY membuat acara di JCC yang bertajuk "progress MP3EI". Saat itu, Presiden SBY membuat acara live dari beberapa tempat, dan dia sendiri memilih berada di Teluk Lamong.

Pemerintahan SBY ada kekurangan, tentu ada. Pemerintahan SBY ada keberhasilan, tentu ada. Justru keberhasilannya mesti diteruskan oleh Pemerintahan Jokowi. Harus di akui tidak semua proyek MP3EI berjalan baik, tapi harus diakui bahwa Pelabuhan Teluk Lamong adalah salah satu dari keberhasilan yang seharusnya "menjadi kebanggaan Indonesia".

Menarik melihat sinergi PT Teluk Lamong (anak usaha Pelindo III) dengan PT Pertagas Niaga dan PT Badak LNK (cucu usaha dan anak usaha PT Pertamina), karena ternyata sinergi tersebut semakin memperkuat kemandirian dan kemampuan bangsa Indonesia dalam aspek energi dan transportasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun