Mohon tunggu...
Arief
Arief Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Pernah nulis dibeberapa media seperti SINDO, Jurnas, Surabaya Post, Suara Indonesia (dulu dimasa reformasi), Majalah Explo dll. ( @arief_nggih )

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Pertamina Mulai Bertransformasi

4 Februari 2015   02:41 Diperbarui: 17 Juni 2015   11:52 541
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tidak kalah pentingnya adalah kemampuan Pertamina melakukan sinergi antara holding dengan anak usaha, antar anak usaha, antara anak usaha dengan cucu usaha, bahkan antar cucu usaha. Salah satu sinergi yang penting adalah di jalur distribusi dan pemasaran. Dahulu kala di Telkom, setiap produk memiliki distribusi dan outlet sendiri seperti kantor Telkom, Grapari Telkomsel, kantor Flexi. Sekarang tentu tidak ditemukan lagi. Jangankan kantor, bahkan Telkom melakukan penjualan secara bundling dari berbagai produk yang dimilikinya. Maka antisipasi serupa harus dilakukan oleh Pertamina, minimal SPBU yang sudah tersebar dimana-mana akan dapat dijumpai produk retail pertamina. SPBU adalah salah satu sarana pemasaran yang strategis. Bahkan dahulu kala saat voucher pulsa masih belum dijual menggunakan pulsa elektrik, sales pulsa bekerjasama dengan beberapa SPBU untuk menjual voucher tersebut.

Keputusan Pemerintah yang menghilangkan subsidi BBM di Jawa, Madura dan Bali, harus mampu disikapi dengan "SPBU yang dipercantik". Dahulu kala, program Pertamina Pasti PAS adalah jaminan mutu pelayanan dan standar SPBU, namun saat ini sudah tidak seperti itu, mungkin sertifikasi pasti PAS masih ada, tetapi kenyataannya seolah-olah "Pasti PAS yang dahulu kayaknya lebih baik dibandingkan Pasti PAS yang sekarang".

Transformasi Pertamina Dimulai

Upaya transformasi di Pertamina yang sudah dimulai dapat jodoh dengan CEO yang dikenal sebagai CEO transformasi. Sosok Dwi Soetjipto tidak dapat dipungkiri adalah CEO yang sudah membuktikan mampu melakukan transformasi perusahaan dengan baik, kemampuan menyatukan 3 BUMN yaitu Semen Gresik, Semen Padang dan Semen Tonasa menjadi bersinergi adalah menunjukkan kemampuan sosok Dwi Soetjipto untuk melakukan perubahan. Dalam kurun waktu 9 tahun memimpin Semen Gresik Group yang saat ini menjadi Semen Indonesia Group mampu menaikkan kapasitas produksi hampir 100%, menaikkan keuntungan hampir 1.000% dan menjadikan Semen Indonesia perusahaan semen terbesar di Asia Tenggara. Atas keberhasilan ini, maka berbagai penghargaan sebagai CEO terbaik diraih Dwi Soetjipto.

Mungkin publik belum merasakan gebrakan Pertamina dan Dwi Soetjipto, namun hal tersebut wajar karena hiruk pikuk dan kegaduhan nasional serta ekses kegaduhan tentang Pertamina akan menutupi prestasi kecil yang sudah diraih. Kelak prestasi kecil ini akan menjadikan Pertamina lebih percaya diri dan menggelinding bagai bola salju menjadi prestasi yang besar di kemudian hari.

Keberhasilan Pertamina merubah sistem tender pengadaan minyak mentah impor yang awalnya berpusat di PETRAL menjadi melebur di dalam Integrated Supply Chain (ISC) Pertamina kelak akan menghasilkan perubahan dan penghematan yang signifikan. Hal yang sangat terlihat adalah tidak lagi harus membuka Letter of Credit yang nilainya sangat besar sekitar Rp 60 triliun, dapat dibayangkan sudah berapa penghematan dari fee ke bank untuk penerbitan jaminan tersebut. Dari aspek operasional, akan timbul kompetisi yang ketat dalam penentuan harga karena posisi PETRAL sama dengan pemasok lain. Perubahan kontrak dari FIC menjadi FOB tidak hanya menghemat biaya, tetapi juga turut menjaga agar tidak semakin banyak devisa negara yang lari keluar, jika dalam pelaksanaannya Pertamina memberikan kesempatan pada perusahaan nasional atau dilaksanakan oleh anak usaha sendiri pada jasa pengakutan menggunakan kapal. Jadi perubahan ini tidak hanya dilihat pada aspek keuntungan untuk Pertamina, tetapi juga keuntungan bagi Pemerintah. Konon setiap akhir bulan dimasa lalu dollar menguat karena Pertamina butuh dolar banyak untuk impor. Jika komponen impor yang dibayar dalam dollar berkurang, tentu tekanan terhadap rupiah juga akan turun.

Kita tunggu kejutan dari Pertamina. Setelah bekerja dalam diam, tentu publik akan tersentak jika suatu saat Pertamina mencapai prestasi yang fenomenal. "Ooo...ternyata Pertamina bisa!!!..."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun