Mohon tunggu...
Arief mulyawan
Arief mulyawan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa semester 1 Universitas Airlangga

saya memiliki kepribadian yang ceria dan sangat menyukai otomotif dan teknologi terkini.

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Pilihan

Mencari Kendaraan Ramah Lingkungan

14 Mei 2023   12:01 Diperbarui: 19 Mei 2023   20:45 181
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Otomotif. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Mesin ini adalah yang paling umum kita temukan saat ini.Berbahan bakar fossil, kurang efisien disbanding jenis (sebutkan) dan ini dianggap yang paling mencemari. Mesin konvensional menghasilkan karbon dioksida sebagai sisa dari proses pembakarannya. Karena ada pembakaran yang terjadi di dalam mesin maka, mesin ini biasa disebut mesin pembakaran dalam atau internal combustion engine. 

Dikutip rentar.com, efisiensi mesin konvensional berbahan bakar bensin maksimal hanya mencapai 36% dan yang berbahan bakar diesel maksimal 47% untuk saat ini. Efisiensi yang minim jika dibandingkan mesin hidrogen ataupun mesin listrik yang menjadi pesaing dari mesin jenis ini. hydrEfisiensi dilakukan dengan cara menambah siklus dalam pembakaran yang awalnya 4 langkah menjadi 5 langkah atau 6 langkah. 

Selama ini sudah banyak sekali pengembangan dari mesin 4 langkah yaitu dengan menambahkan system injeksi, teknologi start-stop dan penggunaan bahan bakar alternatif seperti biodiesel. Namun, mesin 5 langkah dan 6 langkah ini masih dalam tahap pengembangan sehingga belum dapat diaplikasikan ke kendaraan produksi massal.

Mesin Listrik dan Hybrid

Kedua mesin ini adalah jenis mesin yang ditenagai oleh listrik yang bersumber dari baterai. Baterai biasanya diletakkan di bawah sasis atau menjadi satu tempat di ruang mesin jika memungkinkan (biasa digunakan saat kapasitas baterai kecil). Mesin listrik murni hanya menggunakan baterai sebagai sumber energinya sedangkan mesin hybrid merupakan campuran dari baterai dan mesin konvensional. 

Biasanya pada mesin hybrid, komponen mesin konvensionalnya diturunkan output dayanya sehingga menghemat bbm, ini dikarenakan mesin listriknya dianggap mampu membantu mesin utama yang merupakan mesin konvensional untuk menggerakkan mobil yang dipasangi sistem ini. 

Pada BEV(Battery Electric Vechichle) atau yang kita kenal sebagai kendaraan full listrik dipasangi baterai besar yang sanggup menempuh jarak hingga ratusan kilometer, berbeda dengan hybrid yang hanya puluhan kilometer saja karena kapasitas baterainya yang tergolong kecil jika dibandingkan baterai kendaraan full listrik. 

Kekurangan pada mesin listrik adalah mahalnya biaya penggantian baterai yang memiliki masa umur tertentu meskipun, biaya pengecasan yang tergolong murah. Pada mesin hybrid kekurangan dapat ditemukan pada perawatannya yang cukup ekstra karena menggendong 2 jenis mesin yang berbeda, meskipun hybrid dinilai sangat cocok untuk kondisi saat ini dimana terjadi transisi antara zaman mesin konvensional dan mesin full listrik. 

Sebenarnya menggunakan mesin konvensional ataupun yang berbaterai sama saja menyebabkan polusi karena, produksi listrik yang nantinya akan digunakan untuk mengecas kendaraan tersebut belum sepenuhnya menggunakan energi terbarukan. Masi banyak sekali negara di dunia mengandalkan pembangkit listrik bertenaga batu bara yang sangat tidak ramah lingkungan karena asapnya. 

Baterai yang memiliki umur adalah limbah yang berbahaya bagi lingkungan seperti masuknya unsur di dalam baterai ke dalam tanah dan air tanah sehingga menyebabkan pencemaran berat di lingkungan sekitar. 

Baterai dapat di recycle namun, proses ini tentunya memakan biaya yang tidak sedikit karna perlu memisahkan begian-bagian baterai bekas kemudian melakukan pengetesan pada baterai jika dianggap masih layak untuk dipakai kembali.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun