sudah, sudah kubungkus tekat untuk diam sejenak..
Kurajut senyum disenggang beban.. bahkan inginku paras setiap rumput liar yang Nakal...
Karna ternyata, kini tamanku bukan milikku saja..
Antara Tangkai Bunga yang kupupuk muncul Kupu yang mencuri..
Bahkan ulat pun sampai memeluknyaa..
Mengutil nectar.... merampas apa yang kunikmati di taman itu..
Itu Bungaku.. bukan milik serangga sepertimu..
tega mencumbunya di depanku..
Dasar Serangga, aku benci hewan Kolokan..
Dan kau BUNGA. ukuran tanaman yang taak tahu diri..
Kau pangku serangga liar.. diantara lekukan ranting-rantingmu,,
Kau beri dia yang semestinya itu Porsiku..
Heiii... Itu untukku, karena akulah Tukang Kebun-nyaa..
Kau memang Euforia.. jika kutahu akhirnyaa.
Aku lebih memilih mencari Kasih Ketimbang kau Bungaa..
Berburu Suaka Baru ketimbang berlama menaatapmu di beranda Suwargaloka..
Gedung Juang, 04 november 2013,
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H