Mohon tunggu...
Arief Gununk Kidoel
Arief Gununk Kidoel Mohon Tunggu... lainnya -

"Sejenak Menapak Riuhnya Dunia Maya" ~ penghobi tanaman hias dan koleksi ~ di desa di Gunung Kidul DIY Hadiningrat yang mencoba belajar menulis ~

Selanjutnya

Tutup

Catatan Artikel Utama

Penipuan Lewat SMS Masih Marak, Dari Mana Dapat Data Nomer HP-nya?

7 Oktober 2011   18:39 Diperbarui: 26 Juni 2015   01:13 1708
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_140218" align="alignnone" width="680" caption="Ilustrasi/Admin(Shutterstock)"][/caption]

Mendaftar SMS Banking, terus terang saja tidak ada tujuannya. Kalau mau transfer, tidak ada yang mau ditransfer. Untuk ngecek saldo? Walah, saldonya sudah jelas, sebentar lagi minus tergerus administrasi. Lantas untuk apa register SMS Banking?

Ya memang tidak untuk apa-apa. Nurut sama petugas Bank. Daripada antri cuma untuk cek saldo, katanya lebih praktis lewat SMS Banking.

Bolehlah saya pikir. Siapa tahu bisa untuk gaya-gaya, biar dikira pengusaha sukses dan sibuk. Akhirnya saya mendaftar juga. Lha wong gratis saja kok.

Saya mempunyai tiga nomer hape. Salah satunya khusus a'la khususiyah untuk internetan. Tadinya, sama sekali tidak ada yang tahu nomer hape khusus smsan itu, kecuali saya dan mas yang biasa ngisi pulsa.
Jadi tidak pernah ada sms, selain dari operator saat isi pulsa, atau ketika ada promo. Apalagi telpon, sama sekali tidak ada. Otomatis internetan lebih lancar.
Nomer khususiyah internetan itu yang saya pakai untuk mendaftar SMS Banking.

Hari pertama langsung saya pakai untuk SMS cek saldo. Hanya sekali itu saja saya pakai. Iseng. Ingin tau caranya. Setelahnya ya full kembali untuk internetan.

Hari kedua, lagi asyik-asyiknya saya pakai berselancar di dunia maya. Ada sms masuk. Paling promo program operator, pikir saya. Eh, ternyata bukan.

Isi SMS saya anggap biasa, karena biasa juga saya terima di nomer-nomer HP saya yang lain. Jelas mengarah pada penipuan.
Seperti ini isi smsnya:

Pengirim 0852427198**

"SELAMAT:Anda
m'dptkn HADIAH
Rp.75jt.dr HUT
44thn INDOSAT
diundi Tdi mlm
di SCTV Pkl.23:30
U/INFO Hub/pst:
085719460555
02130009000
Pelaksana:
INDOSAT"

Biasa kan isi sms seperti itu? Biasa juga saya abaikan.

Lho? Sebentar... Jika SMS seperti itu ke nomer HP saya yang lain, tidak menimbulkan pertanyaan, karena sudah tersebar. Lha ini kan nomer khusus, tidak saya catat kemana-mana. Kenapa ada sms masuk? Apa cuma ngacak?

Oh iya, kan baru saja saya pakai untuk mendaftar sms banking. Wah, menimbulkan pertanyaan pula jadinya. Apakah "si pencoleng" mendapat nomer HP khusus saya itu dari data bank tempat saya mendaftar SMS banking? Saya berpikir begitu, karena sebelumnya tidak pernah ada sms begituan masuk.
Apakah mungkin pencoleng itu mendapatkan nomer dari data bank? Bisa jadi mungkin. Tapi lewat mana?

Tadi siang menyimak pemberitaan di sebuah stasiun televisi, mengulas tentang penipuan penyedotan pulsa, penipuan lewat sms, dll. Data itu katanya bisa didapat dari penjualan data pribadi di bank, pada pihak luar. Kok bisa? Oknum pihak bank, atau siapa?

Entahlah. Tapi tidak apa-apa. Rekening saya dijamin aman. Tidak ada yang bisa disedot isinya, sebab memang tidak berisi. Namun bagaimana jika menimpa pemilik rekening yang isinya gendut-gendut, dan tertarik tertipu dengan sms tadi, atau sms-sms lanjutan yang terus saja dikirim, contohnya ini dua saja:

Pengirim 0878770186**

"Krm ke Bni aja a/n; Hendro Nugroho. no rek 02319696**, klo sdh dkrm kabarin ya!"

Juga seperti ini:

Pengirim 08131330833**

"nanti Uangnya dikirim melalui BNI saja Atas/nama SRI NINGSIH No.REK; 02268037** sms saja di nomorku kalau suda dikirim, trimakasi sebelumnya."

Bisa jadi, dimungkinkan tertipu. Seperti belum lama, beberapa tetangga ribut mau menjual sapi, ada juga mau menjual kambing. Katanya mendapat hadiah ratusan juta rupiah. Informasinya dari sms. Bahkan sudah telpon-telponan dengan "pemberi hadiah". Sangat yakin tetangga-tetangga di desa itu mantap mau transfer setelah sapi atau kambingnya terjual. Walaupun ngeyel, akhirnya manut juga, tidak jadi dijual, dan tidak nurut sama isi sms.
Andaikata sapi dan kambing sampai terjual, lantas uangnya ditransfer. Bisa dibayangkan, akan nangis-nangis lapor polisi. Sedangkan polisi belum tentu bisa menangkap pelakunya.

Lalu bagaimana jika sms itu berupa promo dengan pengirim operator resmi? Seperti ini:

"SELAMAT! 62857257***** ANDA punya kesempatan DAPAT ringtone I Love U, SILAHKAN CEK DI *700*9*2# Jg dptkan info motor/hr/2RB CS: 02145870139"

Atau yang seperti ini:

Selamat! Anda plgn yg berksmptn dptkn Honda Scoopy TEKAN *268*1# atau BlackberryOnyxII TKN *268*2# dgn ksmptn ke-1 Rp550 +Asuransi +BonusPulsa20rb utk 200org/hr"

Tentu bukan penipuan ya... Kan asli, pengirimnya dari operator resmi.

Oiya, ada lagi mengenai popscreen, tetangga-tetangga sekarang sudah tau caranya menonaktifkan kok. Karena memang tidak perlu, tapi cepat sekali menyedot pulsa jika di-OK.

[maaf, isi artikel di atas mungkin tidak ada hubungannya dengan ikuti topik #malingpulsa, tapi saya ikutkan, karena isi artikel yang bagian bawah sepertinya diduga ada hubungannya dengan #malingpulsa. Harap maklum.]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun