Mohon tunggu...
Arief Gununk Kidoel
Arief Gununk Kidoel Mohon Tunggu... lainnya -

"Sejenak Menapak Riuhnya Dunia Maya" ~ penghobi tanaman hias dan koleksi ~ di desa di Gunung Kidul DIY Hadiningrat yang mencoba belajar menulis ~

Selanjutnya

Tutup

Money

Beternak Puyuh Yuuuuuk . . . Mudah Kok

21 Juli 2011   22:56 Diperbarui: 26 Juni 2015   03:29 2245
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Beternak burung puyuh ? Apa itu ?
Okelah. Burung puyuh merupakan unggas yang kian ramai dibudidayakan. Ada dua macam budidaya, yaitu puyuh petelur dan puyuh pedaging. Yang lebih ngetrend ya puyuh petelur.

Hanya orang desa kan yang bisa beternak puyuh ?
Wo ya belum tentu, orang kota pun bisa beternak burung puyuh petelur. Karena ada beberapa tipe peternak. Diantaranya adalah peternak investasi, alias juragan, alias penanam modal. Berarti orang kota bisa juga kan beternak puyuh ? Minimalnya sewa lahan di pinggiran kota kan juga bisa.

Ah, apa menguntungkan ?
Menguntungkan atau tidak menguntungkan, BEP ternak puyuh kurang dari satu tahun. Terutama untuk periode kedua yang sudah tidak perlu mengembalikan modal pembuatan rumah induk dan kandang teluran. Hehe, coba ternak unggas mana yang BEP nya kurang jauh dari satu tahun ?

Beternak puyuh mana menguntungkan kalo harga telurnya naik turun ?
Lho? Sepertinya dalam agribisnis dan agroindustri, harga naik turun itu biasa. Tinggal dirata-rata dalam satu periode angkatan harga tinggi menutup harga rendah, akan ketemu harga rata-rata.

Pemasarannya ?
Tergantung mau pilih mana, peternak yang ikut kemitraan atau peternak mandiri. Untuk yang was-was dan tidak tentram dengan pemasaran, sebaiknya ikut yang kemitraan dan disebut dengan peternak plasma, karena dari hulu sampai hilir semuanya dikelola oleh PT inti plasma. Bibit disediakan, pakan diantar, telur diambil, burung puyuh apkiran pun siap ditampung.
Tapi bagi yang yakin dan mantap dengan pemasaran alias sudah punya bakul, atau jadi bakul sendiri, ya silahkan saja mau jadi peternak mandiri.

Apakah jika ikut kemitraan akan terjamin pemasarannya?
Memang kunci agribisnis agroindustri ada pada pemasaran. Petani peternak atau bahkan nelayan di seantero negara agraris Indonesia ini sudah pakar-pakar dalam produksi. Namun tanpa ada pasar tempat memasarkan hasil produksinya, ya percuma saja. Kecuali kalo ada gegeran, peperangan, negara kocar kacir, orang-orang kota ngungsi ke desa dan pegunungan. Nah, dalam kondisi itu hasil produksi ya dimakan sendiri. Orang desa lah yang siap dengan keadaan darurat yang jangan terjadi itu.
Karena kuncinya ada di pemasaran, maka kemitraan berperan penting selain bakul atau pedagang. Kenyataannya sudah bertahun-tahun ikut kemitraan kok lancar-lancar saja alias terjamin ya . .

Mudah atau tidak beternak puyuh ?
Ya jelas mudah. Salah satu syaratnya anggap mereka puyuh-puyuh itu menjadi teman yang perlu juga diberi kasih dan sayang. Memang mereka adalah mesin produksi, tapi mereka punya nyawa lho . .

Modalnya gimana ?
Waw, modalnya relatif sangat terjangkau. Modal murah, hasil mewah. Hehehe... Bahkan budidaya puyuh petelur ini pun sangat cocok untuk menjadi bagian program pengentasan kemiskinan dan mengurangi pengangguran rajin bekerja. Modal yang relatif terjangkau sangat membuka peluang menciptakan lapangan kerja sendiri. Syukur-syukur kalau pemerintahnya baik hati mau kerjasama dengan PT kemitraan yang kemudian menjadi leasing untuk penduduk yang berada di bawah garis kemiskinan alias tidak punya modal.

Bagaimana proses beternak puyuh ?
Proses pertama ya pesan bibit atau DOQ dulu. Proses kedua persiapan rumah induk, kandang pembesaran, kandang teluran, dan sarana prasarana. Proses selanjutnya ya perawatan dan pemeliharaan.
Kalau mau detilnya ya search aja di google dengan tag atau kata kunci : puyuh. Sudah banyak yang menjelaskan tentang detilnya, mulai dari bibit sampai proses akhir.

Takut nggak laku ah... Telur puyuh kan kolesterol tinggi ?
Hehe, ya begitulah kalau memahami kolesterol dengan setengah-setengah. Makan ini takut makan itu takut, sampai-sampai telur puyuh pun seakan dianggap haram. Padahalan kolesterol itu bagian penting dalam pembangunan nutrisi otak dan juga terkait erat dengan libido laki-laki. Hehe, dari berbagai sumber mengenai kolesterol itu. Semuanya yang penting jangan berlebihan.

Okelah... Kalau memang bangsa ini sudah saking makmurnya dan benci dengan makanan kolesterol tinggi seperti telur puyuh, mbok ya yang sudah makmur-makmur itu memikirkan ekspor telur puyuh ke negara-negara yang rakyatnya kurang gizi kurang pakan dan lebih melarat dari Indonesia. Gimana ?

Kalau negara itu tidak mampu impor ?
Lhah, apakah tidak ada yang mampu nembusi ke PBB sehingga telur puyuh menjadi bahan bantuan makanan. Kan malah dapet proyek to . . Dan telur puyuh bisa menjadi komoditi ekspor yang layak diperhitungkan.

(Hehe maap, hanya pemikiran sederhana dari orang desa peternak puyuh).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun