Mohon tunggu...
Arief Kurniawan
Arief Kurniawan Mohon Tunggu... -

Wartawan Tabloid Bola yang akrab dipanggil "Kumis" ini sering diminta menjadi komentator F1 karena pengamatannya yang jeli. Setelah melanglang buana meliput F1 kini dia lebih banyak mengurusi pengembangan produk turunan Bola.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Refleksi Valencia

29 Agustus 2008   07:35 Diperbarui: 26 Juni 2015   20:26 267
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Itulah yang terjadi di Valencia. Steward akhirnya memutuskan Massa bersalah karena jelas, yang berhak keluar pit lebih dulu adalah Sutil lantaran dia sudah lebih ada di depan dan Massa belakangan. Jadi Massa secara teori mestinya mengontrol laju mobilnya agar tidak terjadi tabrakan.

Massa sudah dihukum, denda 10.000 ribu plus peringatan keras. Potensi hukuman penambahan waktu (25 detik, Regulasi Lomba F1 pasal 16.3) dari waktu finisnya, yang berarti dia akan dianggap finis runner-up karena ketika finis Hamilton hanya terpaut 5,611 detik,  tentu akan juga tidak adil.

Kenapa? Karena di atas trek, Massa berlomba tanpa cacat. Jadi hukuman itu menurut saya memang pas. Kubu Hamilton dan McLaren sendiri tak protes berlebihan dengan kasus ini. Mereka sadar Valencia memang milik Massa.

Bagaimana potensi Massa jadi juara dunia? Kalau dia bisa menemukan konsistensi untuk 6 balapan tersisa dan berdiskusi atau minta nasihat ke Michael Schumacher yang terlihat jauh lebih akrab dengan dia ketimbang ke Kimi, rasanya kans itu amat besar.

Tak ada yang perlu diragukan lagi. Dia sudah menang 4 kali, Kimi baru 2. Dia unggul 7 poin atas Kimi. Kalau pada balapan berikut yang secara tradisi kerap milik Kimi, GP Belgia di Spa-Francorchamps, Massa bisa mengungguli Kimi, rasanya secara halus Ferrari sudah harus memprioritaskan pembalap Brasil ini jadi juara dunia.

KIMI
Pada masa keemasan Schumacher dengan timnya (Jean Todt, Ross Brawn, Rory Byrne, Paolo Martinelli) amat jarang terdengar Ferrari mengalami kerusakan mesin. Nah sejalan dengan masa transisi all-italian scuderia tahun ini, tiba-tiba reliability menjadi barang mahal di Ferrari.

Sasis atau mesin mereka mudah sekali rusak. Kimi meneruskan apa yang ditimpa Massa di Hongaria, kerusakan mesin gara-gara connecting rod (setang piston) rusak.

Sebelum GP Eropa di Valencia digelar, Ferrari sudah mewanti-wanti Kimi karena potensi kerusakan serupa memang ada. Kebetulan, karena regulasi, mesin yang dipakai Kimi di Valencia adalah mesin yang harus ia pertahankan setelah GP Hongaria.

Dan kita sama-sama tahu, balapan Kimi di Hongaria terpaksa dikendurkan atas perintah Ferrari setelah melihat mobil Massa ngebul.

Sialnya Kimi tak boleh menggunakan "joker" boleh mengganti mesin tanpa kena penalti. Ia sudah menggunakan hak itu setelah knalpotnya rusak di Prancis dan mengganti mesin di Inggris tanpa penalti mundur 10 grid (posisi start). Makanya mesin Kimi di Valencia itu dipakai dengan dukungan doa sepenuh hati dari seluruh kru Ferrari agar selamat sampai finis.

Toh fakta bicara lain. Karena mesin adalah urusan teknis jadi hitung-hitungan malapetakanya sudah lebih dapat diprediksi dan itulah yang menimpa Kimi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun