Tak sulit mencari orang Batak di perantauan, khususnya di Pulau Jawa yang saya tinggali. Seperti yang sudah saya tulis, orang Batak ada di lapisan bawah hingga atas. Setiap orang luar Batak pasti memiliki satu teman Batak.Â
Sehingga, kita pun sudah tak asing dengan karakter dari orang Batak tersebut, bahkan memiliki teman akrab atau yang diingat sebagai orang Batak. Meski, secara budaya kita tak begitu tahu dan melihat langsung. Tapi, secara keseharian, kita sudah biasa melihat orang Batak bicara hingga beraktivitas.Â
Bene Dion pernah bertanya kepada Komika Pandji Pragiwaksono dalam Podcast Agak Laen, "Kalau abang dengar Batak, apa top of mind nya?" Pandji menjawab, "Lucu."Â
Saya pun sependapat dengan Pandji. Jika ada orang Batak berkomunikasi dengan sesamanya, itu asik untuk disimak. Bahkan, aku pun lucu melihat gaya mereka berkomunikasi yang nyerempet seperti bertengkar. Padahal, komunikasi itu merupakan komunikasi yang normal.Â
Saya pun menikmati monolognya Jenda Munthe menjawab pertanyaan aneh orang-orang hingga emosi di Instagram. Emosi merupakan ekspesi yang harusnya ditakuti oleh orang, tapi bagaimana bisa orang Batak marah tapi jadi terlihat lucu.Â
Jadi, ketika ada film komedi Batak, dengan naskah dan jalan cerita bagus seperti Agak Laen, sudah pasti bisa dinikmati oleh orang luar Batak. Kita sudah terbiasa dan senang melihat 'kelucuan' dari orang-orang Batak.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H