Problematika sampah di Indonesia merupakan kasus yang penting dan krusial untuk ditangani bersama. Berbagai kerusakan dan pencemaran lingkungan yang timbul tidak terlepas dari permasalahan sampah yang dihasilkan. Untuk itu perlu adanya langkah pencegahan dan penanganan untuk mengatasi permasalahan sampah yang kian hari semakin bertambah, baik sampah organik maupun anorganik.Â
Berbicara mengenai sampah organik, ada beberapa dampak yang ditimbulkan dari sampah organik apabila tidak terkelola, antara lain menimbulkan bau tidak sedap, mendorong pertumbuhan vektor dan hewan pengerat, mencemari air tanah yang disebabkan zat asam, serta menurunkan kualitas lingkungan.Â
Terdapat banyak cara dan langkah alternatif untuk mengolah dan memanfaatkan sampah sisa-sisa makhluk hidup tersebut. Salah satunya adalah pengolahan sampah organik menjadi pupuk organik dan eco enzyme.Â
Dalam mewujudkan lingkungan yang bersih dan sehat serta menanggapi permasalahan sampah yang terjadi, mahasiswa Kelompok 66 KKM Tematik Untirta 2022 telah menyelenggarakan kegiatan sosialisasi dan pelatihan pengolahan sampah organik di Desa Ragas Masigit, Kecamatan Carenang, Kabupaten Serang, Banten.
Kegiatan yang bertajuk "Pemanfaatan sampah organik dalam upaya pereduksian sampah di Desa Ragas Masigit" ini bertujuan untuk memanfaatkan dan mengolah sampah organik menjadi pupuk organik dan eco enzyme.
Kegiatan ini dihadiri oleh masyarakat di lingkungan Kampung Bojong Gadung, mulai dari masyarakat Kelompok Tani, RT dan RW, hingga ibu-ibu rumah tangga.
Surya Herzazi (mahasiswa Fakultas Pertanian) selaku penanggungjawab acara menyebutkan bahwa tujuan dilaksanakannya kegiatan ini yakni untuk memberikan edukasi dan motivasi kepada masyarakat terkait pengolahan sampah organik sebagai langkah preventif dan penanganan terhadap permasalahan sampah di lingkungan Desa Ragas Masigit.
Terdapat beberapa sampah organik yang dapat dijadikan pupuk organik, diantaranya yaitu sampah sisa makanan dari sayuran hingga daging busuk, daun daunan dan rumput, kertas dan tisu bekas, ranting pohon, bumbu dapur kadaluarsa hingga kotoran hewan herbivora.
Adapun alat dan bahan yang dibutuhkan yakni Dekomposer (wadah pembuatan kompos), aktivator (bahan mempercepat pengkomposan), tanah humus, limbah organik rumah tangga dan gula merah/pasir.