c)Adanya syariat zakat dan puasa yang merupakan pendidikan bagi warga masyarakat dalam tanggung jawab sosial baik secara material maupun moral.
d)   Dalam pembinaan di Madinah disyariatkan pula media komunikasi berdasarkan wahyu yaitu shalat jum’at berjamaah
2. Pendidikan sosial politik dan kewarganegaraan.
a) Pendidikan Ukhuwah Antar Kaum Muslimin
Nabi Muhammad SAW berusaha menghubungkan antara hati mereka dengan iman kepada Allah dan Rasulnya, mereka dipersaudarakan karena Allahartinya diikat oleh hubungan hanya karena Allah.
b)Â Â Â Pendidikan kesejahteraan sosial
Anabi Muhammad SAW memerintahkan kepadakaum muhajirin yang telah dipersaudarakan dengan kaum Anshor agar mereka saling bekerjasama dalammasalah-masalah sosial.
c)Â Â Â Pendidikan kesejahteraan keluarga
Keluarga yang dimaksud adalah suami, istri, dan anak-anaknya yang merupakan inti dari terbentuknya umat yang luas dan yang saling megingatkan agar terpeliharanya keluarga seperti yang dicantumkan dalam al-Qur’an.
3. Pendidikan anak dalam islam
Nabi SAW memperingatkan agar anakdiberikan bimbingan dan pendidikan agar ia tumbuh dan berkembang dengan baik agar mampu menerima warisan islam dan bertanggung jawab untuk mengemban tugas-tugasnya. Maka sejak diperintahkan oleh nabi Muhammad SAW itulah anak-anak membaca dan menulis al-Qur’an serta menghafalnya
4. Pendidikan Hankam Dakwah Islam
Usaha nabi SAW berikutnya adalah memperluas pengakuan kedaulatan dengan jalan mengajak kabilah-kabilah sekitar Madinah untuk mengakui konstitusi Madinah. Pertama-tama diajaknya untuk masuk islam dengan penjelasan yang meyakinkan tentang kebaikan ajaran islam dan kebenarannya. Karena jika dengan dakwah mereka masuk islam, maka secara otomatis mereka termasuk dalam masyarakat kaum muslimin yang berada dalam naungan konstitusi
Metode Pengajaran Rosululloh SAW
1. Metode ceramah
2. Metode dialog, misalnya dialog anatara Rosulullah dengan Mu’adz ibnu Jabal ketika Mu’adz akan diutus sebagai kadi di negeri Yaman.
3. Metode diskusi atau tanya jawab, sering sahabat bertanya kepada Rosulullah tentang suatu hukum, dan Rosulullah menjawabnya.
4. Metode diskusi, misaalnya antara Rosulullah dan para sahabatnya tentang hukuman yang akan diberikan kepada tawanan perang Badar.
5. Metode demonstrasi, misalnya hadis Rosulullah “ Sembahyanglah kamu sebagaimana kamu melihat aku sembahyang “
6. Metode aksprimen, metode sosiodrama, dan bermain peranan.
Kemudian bahan atau materi pendidikan selanjutnya diturunkan berangsur-angsur, sedikit-demisedikit. Setiap kali menerima wahyu, segera beliau sampaikan kepada umatnya, diiringi dengan penjelasan-penjelasan dan contoh-contoh bagaimana pelaksanaannya.
Sejarah menjelaskan kepada kita bahwa pendidik khususnya pada Rosulullah SAW dan para sahabat bukan merupakan profesi atau pekerjaan untuk menghasilkan uang atau sesuatu yang dibutuhkan bagi kehidupannya, melainkan ia mengajar karena panggilan agama, yaitu sebagai upaya mendekatkan diri kepada Allah SWT, mengharap keridhoan-Nya.
Universitas Ahmad Dahlan - UAD
Hidayat Lover Community - Arief Hidayat
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H