Mohon tunggu...
M. Arief Gusti Putra
M. Arief Gusti Putra Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Cuma sekedar tulisan doang.. Kalau setuju tolong disebarluaskan, kalau gag setuju mari kita diskusikan.. Ngapain capek2 debat, santai sajalah... :D

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Lelahnya Saya (Rakyat) dengan Kamu (Pemerintah)

10 Februari 2015   00:22 Diperbarui: 17 Juni 2015   11:31 118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Kurang lebih sudah lebih dari 3 bulan susunan pemerintahan yang baru ini berjalan. Semenjak dilantik tanggal 27 Oktober 2014 yang lalu, sudah banyak hal - hal yang dilakukan oleh pemerintahan yang disebut dengan istilah "KERJA". Entah itu yang baik atau buruk, entah itu positif atau negatif, saya tak ingin berdebat, karena saat ini setiap orang punya pandangannya masing-masing.

Namun, ditulisan ini saya ingin menyampaikan pendapat dan perasaan saya selama menjalani pemerintahan "KERJA" ini... Mari kita mulai... :D

1. Kerja sih tapi Hasilnya "?"

Kabinet ini mengusung slogan "Kerja,kerja,kerja" dengan dalih mereka akan terus bekerja demi rakyat. Nah, selama sekian waktu ini memang sih kabinet sudah bekerja, namun saa masih belum merasakan hasilnya sama sekali. Justru saya merasa benang yang kusut sekarang malah semakin kusut dan simpul-simpulnya semakin ruwet. Jadi saya memberikan tanda tanya "?" pada hasil solutif yang sudah dilakukan pemerintahan ini.

2. Banyak sensasi dan sandiwara

Di awal pemerintahan, banyak orang yang bersemangat menyongsong pemerintahan baru ini. Berharap dengan janji - janji pemerintahan baru yang dinakhodai jokowi. Namun, semakin ke sini saya melihat semangat itu semakan tergerus. Semakin tak terdengar gaungnya. Lalu muncullah pertanyaan "Kenapa?".

Saya lihat dan rasa, salah satu penyebabnya adalah terlalu banyak sandiwara yang ada di pemerintahan kali ini. Bahkan mungkin melebihi konflik keluarga di film Cinta Fitri atau Tersanjung dulu. Ya, kita seakan dipertontonkan sinetron realita para penguasa, bedanya ini nyata dan menyangkut hidup kita. Tapi sayang, kita (Rakyat) hanya bisa menonton dan mengelus dada dan mengucapkan #SalamGigitJari. :D

Mulai dari sandiwara janji-janji manis oleh lidah tak bertulang, intrik - intrik penuh kecerdikan, permainan media, hingga labilnya BBM yang mengaduk - aduk dompet rakyat Indonesia. Kisruh para penegak keadilan, menggantungnya nasib para koruptor, elit POLRI yang justru sibuk dengan diri sendiri, dan berpestanya Pengusaha Asing menjadi bumbu penyedap sandiwara ini.

3. Saat pengadil justru tak menegakkan keadilan

Cicak vs Buaya jilid II menjadi scene terbaru dan terhangat saat ini. Bagaimana tidak, ini menjadi sebuah adegan dimana para pemain antagonis dan protagonis seluruhnya bertemu. Mereka semua menanti apa lakon yang akan diperankan oleh sang Pemain Utama. Apakah berpihak pada protagonis, atau malah alur cerita berubah menjadi antagonis. Ini sandiwara yang sangat menarik.

Namun dibalik sandiwara itu ada oknum yang berpesta, siapa? Mereka adalah para koruptor yang kasusnya menggantung, para elit kepolisian yang mendapat kesempatan mencari nama di media, dan oknum2 lain yang memanfaatkan kekisruhan ini dengan melakukan hal2 buruk namun tak terliput oleh mata media dan masyarakat yang terlalu fokus pada adegan utama. Seperti perpanjangan kasus Freeport, dll.

Ya.. tiga saja cukup dulu lah.. karena waktunya lumayan mepet buat nulis.. ntar kita lanjutin lagi :D .. Saya bukan pembenci pemerintah, tapi saya adalah rakyat yang sedang memberikan curahan saya pada pemerintah.. Salam Indonesia Bangkit.. :D

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun