Mohon tunggu...
Arief Firmansyah
Arief Firmansyah Mohon Tunggu... -

Hobi saya membaca, bacaan yang sering di baca macam-macam, mulai dari koran, majalah, buku, atau tulisan lain yang ada di internet di beberapa website.\r\nSekarang bekerja di salah satu perusahaan swasta nasional.\r\nBeberapa bulan terakhir ini mulai mencoba untuk belajar menulis, memang belum berani untuk mempublikasikan, maklum masih dalam tahap belajar, tetapi mungkin dengan ikut di kompasiana.com ini, ilmu pengetahuan maupun ilmu menulis saya diharapkan bisa bertambah.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Mari Berbagi

24 Januari 2011   01:27 Diperbarui: 26 Juni 2015   09:15 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Hidup adalah untuk berbagi, mungkin itu adalah kata yang tepat bagi orang-orang yang biasa berbagi dengan orang lain dalam kehidupan sehari-hari. Pada saat ini, dimana kehidupan bagi sebagian masyarakat adalah sesuatu yang sulit. Tetapi disela-sela itu semua, masih ada orang yang mau berbagi dalam kehidupan ini.

Sebagai contoh adalah yang dilakukan oleh seorang ibu yang tinggal di Tangerang. Sebut saja Ibu Yani, dia adalah seorang ibu rumah tangga yang menyempatkan diri untuk memberi kepada orang lain. Walaupun yang Ibu Yani berikan bukan berupa uang atau materi, tetapi berupa keahliannya dalam berbahasa inggris.

Dia memberikan program les gratis kepada para anak yatim dan dhuafa yang berjumlah sekitar 60 orang dan yang dilakukan di rumahnya. Dia melakukan les bahasa inggris tersebut mulai dari hari Senin sampai Kamis setiap minggunya.

Memang ini kelihatan sederhana dan inilah yang dia bisa lakukan untuk mengisi kehidupan kesehariannya. Bagi dia, walaupun dalam menjalankan kegiatan itu terasa capai dan cukup melelahkan, tetapi ada juga rasa senang yang ada dalam dirinya untuk bisa membantu dan berbagi dengan orang lain. Dikala ada kegiatan les tersebut rumahnya menjadi ramai dan hidup dengan adanya anak-anak kecil yang tidak mampu yag datang ke rumahnya.

Ada yang saya suka dari Ibu Yani, yaitu takala dalam suatu kesempatan saya berbincang, saya mengatakan "wah bagus tuh... sangat jarang sekali orang yang melakukan hal itu... saya sangat appreciate hal itu... semoga limpahan kebaikan diberikan kepada ibu beserta keluarga..." Itulah kalimat yang terucap dari diri saya.

Ternyata jawaban yang disampaikan kepada saya pada saat itu adalah "Amiinn ya robbal alamiiin untuk doanya, Astagfirullahalladzim untuk pujiannya, sekaligus Alhamdullillah... saya takut bahwa sebenarnya ketika ada orang yang memuji saya dan apa yang saya lakukan, itu karena Allah sedang menutupi aib saya, makanya saya Istigfar selain mengucap Alhamdullillahh....".

Dari jawaban yang saya terima saat itu, ternyata itu merupakan kalimat yang jarang sekali saya dengar dari seseorang yang paling tidak telah memberikan sedikit kebaikan kepada orang lain, dan orang tersebut malah merendahkan diri. Subhanallah, andaikan setiap orang yang telah memberikan kebaikan kepada orang lain dengan niat ikhlas dan orang tersebut malah merendahkan diri, tentunya itu hal yang patut kita contoh oleh kita.

Ini adalah sekilas cerita dari orang-orang yang berkiprah dalam bidang sosial kemasyaratkan dan telah memberikan manfaat kepada orang lain, walaupun bukan dalam bentuk materi. Memang dalam hidup ini, apapun yang kita dapat berikan kepada orang yang membutuhkan bukan berarti pemberian itu hanya dalam bentuk uang saja, tetapi bisa juga dalam bentuk tenaga, pikiran atau barang.

Apabila di lingkungan kita atau di masyarakat Indonesia, ada banyak orang seperti itu, dengan berbagai macam keahlian, mungkin ini adalah salah jalan keluar dalam menghadapi dan menyelesaikan kesulitan yang menimpa masyarakat miskin kita.

Data pemerintah menyebutkan bahwa angka kemiskinan di Indonesia adalah sebanyak 30 juta orang. Ini adalah PR besar dari pemerintah yang harus mengentaskan kemiskinan yang ada, melalui program-program yang ada. Dalam kehidupan yang bertambah sulit saat ini, tentunya kita harus bisa mengatur pendapatan kita, antara pemasukan dan pengeluaran, apalagi para masyarakat miskin yang untuk memenuhi hidup seharian saja sudah sulit.

Bagi sebagian orang miskin dan orang yang tidak mampu, untuk mendapatkan hidup yang layak dan kemudian anak-anaknya dapat mengikuti pendidikan atau sekolah, mendapatkan pendidikan adalah hal yang mewah bagi mereka. Karena dalam kesehariannya mereka juga harus berjuang untuk tetap hidup dalam memenuhi kesehariannya yang kadang tidak cukup bagi mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun