Mohon tunggu...
Arie Feryanto
Arie Feryanto Mohon Tunggu... Guru - Natura Magista

Hiker | Pari Wrajaka

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Jakarta-Malang Akses KAI Menuju Gunung Arguopuro

7 Mei 2020   14:47 Diperbarui: 7 Mei 2020   14:54 229
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puncak Gn. Argopuro 2.745 m dpl | Dok. pribadi

Argapura atau Argopuro mengacu pada dua makna kata berbeda yang jikalau disatukan berarti pura diatas gunung, kawasan suaka margasatwa Pegunungan Hyang-Argupora dalam beberapa catatan lainnya dikatakan sebagai komplek gunungapi tipe C (padam) dengan sisa aktivitas vulkanisme masih terasa sebelum puncak Rengganis. Berada di wilayah Jawa Timur melingkupi kawasan sekitar Kab. Probolinggo, Kab. Lumajang, Kab. Situbondo, dan Kab. Bondowoso dapat diakses baik dengan perjalanan darat ataupun udara.

Malang dan Probolinggo menjadi kota pintu masuk menuju tempat tujuan agar dapat sampai ke dua titik rute pendakian Bermi (berada di Barat, Kec. Krucil Kab. Probolinggo) dan Baderan (berada di Timur, Kec. Sumbermalang Kab. Situbondo). Moda Transportasinya pun pilihannya beragam, bisa dengan jasa penyedia seperti Perusahan Otobus (PO) lintas provinsi, Akses Kereta Api Indonesia (KAI), atau Jasa Masakapai Penerbangan yang lebih memangkas waktu perjalanan, untuk itu alangkah baiknya menyesuaikan dengan ketersedian dana serta pertimbangan lainnya agar meminamilisir pengeluaran tidak kebobolan.

Wilayah Desa Bermi, Kec. Krucil Kab. Probolinggo (google map)
Wilayah Desa Bermi, Kec. Krucil Kab. Probolinggo (google map)

Wilayah Desa Baderan, Kec. Sumbermalang Kab. Situbondo (google map)
Wilayah Desa Baderan, Kec. Sumbermalang Kab. Situbondo (google map)

KAI memiliki rute serta penawaran istimewa setiap kelasnya, terbukti akhir Desember tahun 2018 Stasiun Pasar Senen sesak antrian silih berganti menunggu jadwal keberangkatan menuju beberapa daerah di Pulau Jawa. Terjangkaunya harga, terhindar dari kemacetan, serta terbebas dari biaya bagasi /kg pada pesawat telah membuat sebagian orang semakin banyak menggunakan jasa lintas darat ini, untuk mengisi musim liburan pergantian tahun dan juga Natal, walau lamanya perjalanan harus ditempuh tidak menjadi soal yang penting tiba sampai tempat tujuan.

Traveller bekennya sebutan itu sekarang, atau Backpakcer kata lain lebih tepatnya dengan tas punggung besar serta pakaian khasnya, berjalan beriringan berkelompok dua tiga orang atau bahkan hanya sendirian, turut meramaikan penuhnya rangkaian kereta kelas ekonomi tujuan Malang siang hari. Gunungapi semeru seperti daya tarik mereka yang jika diamati dari tutur bahasa berasal luar Pulau Jawa, yakni wilayah Jambi sekitarnya.

Banyak juga ditemui akamsi (pemuda lokal Jakarta) memilih tidak jauh ke timur tetap berada di tengah, sekitar Gunungapi Slamet, Merbabu, dan Lawu. Menarik memang menyaksikan betapa antusiasnya keteratarikan pemuda usai dua puluhan pada kegiatan lintas alam ini, entah itu pengaruh ajakan kawan (ikut-ikutan), atau organisasi kepemudaan berbentuk komunitas telah membawa transformasi besar pada diri individu seseorang tentang bagaiamana mencintai cita cita luhur nilai Tanah Air Indonesia, dimulai dengan mendekatkan diri pada bukan hanya saja keagungan rimba rayanya namun kehidupan masyarakat desa yang turut menetap di ketinggiannya juga.

Bermi, desa yang menjadi tujuan utama setibanya di St. Malang Pagi harinya, harus ditempuh lebih jauh lagi ke timur di wilayah Kab. Probolinggo. Namun karen lelahnya perjalanan semalaman, menikmati sarapan jagung manis di suasana ramai pedagang menjadi energi baik di sekitar taman. Nampak juga angkot biru dalam kota silih berganti berseliweran, beberapa masih menunggu diam sambil menjajakan jasa pada mereka (backpaker) yang sedang makan, dengan harapan dapat mengantarkan rombongan agar pemasukan hari itupun menjadi rezeki lainnya. Inilah hal sederhana tentang bagaiamana kegiatan ekonomi masyakarat lokal  dampak dari kunjungan wisatawan domestik ataupun mancanegara sangat memengaruhinya. 

Angkot Biru rute Terminal Arjosari sesuai informasi sebelumnya dari abang penjual Jagung Manis, yang akan mengantarkan ke tujuan selanjutnya yaitu Terminal Probolinggo (Terminal Bayuangga), tarif sekali jalannya pun cukup murah, hanya Rp. 4.000 saja.

Sebelum sampai masuk kawasan terminal angkot, minta lah berhenti di sekitaran POM Bensin, karena itulah titik awal keberangkatan bus pagi hari itu yang cukup ramai silih masuk keluar bergantian, yang seperti biasa sang kendek (kondektur) begitu nyaring lantang seakan memberitahu rute yang akan dilalui, jadi cukup mudah mengenali ke mana bus tersebut akan melaju.

Tidak lama menunggu tas besar pun langsung aman di bagasi, walau tujuan akhirnya adalah Jember namun ia singgah beberapa menit menurunkan penumpang di Terminal Probolinggo (T. Bayuangga), dan sesuai kesepakatan penawaran cukup Rp. 35.000 akan tiba tujuan.

Pemberhentian pun belum selesai, sesampainya di Terminal Probolinggo persinggahan bus lintas provinsi ini, sambil menunggu kedatangan selanjutnya menuju mendekat wilayah Desa Bermi, bisa menyempatkan untuk makan siang dan aktivitas lainnya karena fasilitasnya cukup nyaman, dengan muhsola, toilet dan warung makan sederhana berjajar menawarkan menu yang tersedia. Ingat tetap waspada terhadap calo, selalu teliti tawarannya, buat jawaban pasti dari mereka terutama nilai nominalnya agar tidak dimanfaatkan.

Bus selanjutnya apa adanya, berbeda dengan sebelumnya yang rapat tertutup ber AC, ini sebaliknya sangat terbuka tapi tetap nyaman karena masih dapat duduk walau laju cepat terkadang mendadak mengagetkan sesaat tidak apa lah sesuai tarif yang ditawarkan hanya Rp. 7.000 untuk sampai di Pajarakan (pertigaan menuju Desa Bermi).

Siang hari itu, sampai sudah memang namun kesulitan lainnya membuat waktu menunggu semakin lama, hingga sore hari barulah angkot memulai gigi pertama melaju setelah penumpang cukup. Rute nya pun dekat saja tidak sampai basecamp, jadi tawaran Rp. 100.000 pun akhrinya disanggupi bapak ini mengantarkan sampai atas di tujuan akhir pintu masuk pendakian Bermi Gn. Argopuro 2.745 m dpl dengan kondisi hujan deras.

Rute menuju Ds. Bermi dari T. Probolinggo (google map)
Rute menuju Ds. Bermi dari T. Probolinggo (google map)

Bermi nama salah satu desa di Kec. Krucil ini secara adminstratif masuk wilayah Kab. Probolinggo dengan masyarakat yang bertempat tinggal awal mula pertama kali ada adalah para orang tua berasal dari tanah kelahiran Pulau Madura, beberapa kegiatan yang teramati selain mengusahakan lahan pertanian sebagai mata pencaharian, ada juga hewan ternak sapi penghasil susu, membuka usaha warung sembako sederhana, dan mengelola bascamp pendakian oleh pemuda setempat. Kehadiran mereka saat ini tidak terlepas dari sejarah dahulu mencari tempat baru membuat keadilan kesehjahteraan merata terutama di Jawa Timur, untuk itu adanya rencana pembukaan lahan baru perkebunan oleh pemerintah menjadi moda penggerak akan kegiatan ekonomi lokal pendukung lainnya agar mandiri dalam bekerja. 

Itulah catatan perjalanan Argopuro, 24 Desember 2018 untuk rute pendakian jalur Bermi lintas Baderan semoga bermanfaat, tetap jaga sikap budayakan buang sampah pada tempatnya, memilah lebih baik sebelum membuangnya agar lingkungan terjaga, lestari, dan jauh dari kata cap kumuh akibat ulah sebagian lainya, baiknya mengingatkan diri sendiri setelahnya itu barulah orang terdekat. Lesatari Bumi ku . . .

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun