Mohon tunggu...
Arie Feryanto
Arie Feryanto Mohon Tunggu... Guru - Natura Magista

Hiker | Pari Wrajaka

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Menempuh 28 Km Jaraknya, Menggapai Titik Tertinggi Pulau Sumbawa Gunung Tambora 2.851 Mdpl

5 Mei 2020   15:38 Diperbarui: 5 Mei 2020   16:13 684
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Provinsi Nusa Tenggara Barat, identik dengan Mataram sebagai pusat pemerintahannya, dan Pulau Lombok karena pesona Gn. Rinjani 3.726 m dpl di bagian utaranya, telah menarik perhatian tidak hanya wisatawan domestik, namun geliat mereka dari beberapa negara pun mencolok terlihat mengunjungi objek paling hits tentunya. Tapi ternyata semakin jauh ke timur ada Pulau Sumbawa menawarkan pengalaman menyaksikan sisa Letusan Super Volcano Gn. Tambora 2.851 m dpl (11 April Tahun 1815).

Kegiatan lintas alam sepertinya telah membuat ketertarikan beberapa orang untuk menghabiskan masa liburan dengan berbagai keseruannya, untuk itu maka persiapan pun penting mengingat suasana baru tentu mendatangkan persoalan lainnya, hal ini dimaksudkan agar terhindar dari kejadian tidak terduga. 

Jadi sebaiknya lakukan daftar pengecekan pada peralatan dasar penjelajahan sebelum berangkat, lalu tentukan akan berapa lama waktu pendakian, memilih jalur masuk menuju kawasan serta rute rambu selama berada di zona pengawasan baik itu Taman Nasional atau Taman Hutan Raya menjadi informasi wajib mendasar mengenai daerah tujuan.

Pintu Masuk Ds. Pancasila Kec. Pekat Kab. Dompu, NTB
Pintu Masuk Ds. Pancasila Kec. Pekat Kab. Dompu, NTB
Rencana ini totalnya 3 hari 2 malam ditempuh sekitar 56 km pada dua pintu masuk keluar berbeda. Pos 1 sebagai pertemuan dua rute yakni Oi Bura yang katanya lebih singkat 2 jam saja tanpa perlu berjalan kaki dari basecamp, cukup dengan Rp. 50.000 / orang, maka jasa ojek akan mengantarkan sampai di Kampung Bali sebagai titik terdekat. Sementara untuk rute dari Ds. pancasila (start bascamp berjalan kaki), ini jauh lebih menantang dan panjang, waktu tempuhnya pun bisa selama 6 jam berada di hutan rimbun beserta kejutannya (pacet).

Rute Pendakian Gn. Tambora 2.851 m dpl
Rute Pendakian Gn. Tambora 2.851 m dpl
Hari Pertama 

Kamis, 26 Desember 2019 memulai langkah dari penginapan (Bang Ipul kami mengenalnya) mengambil jalur setapak kaki lewat Ds. Pancasila yang bersamaan waktu itu ada dua orang laki - laki dari Belanda berangkat lebih dahulu, hanya saja mereka mengambil rute Oi Bora melewati beberapa kampung selama perjalanan serta jalan lebar tapi berlubang licin, imbas aktvitas keluar masuknya kendaaran pengangkut beban berat yakni kayu hasil hutan dari para penebang sekitar zona penyangga Taman Nasional Tambora. Sementara rute pilihan kami tidak menemukan satu kampung pun, hanya pos peristirahatan dengan tanda nama.

Pos Karombo Lako rute Ds. Pancasila
Pos Karombo Lako rute Ds. Pancasila
Pos Karombo Lako, Pukul 07.28 WITA kami pun sampai tempat pertama rehat sejenak setelah sekitar 20 menit berjalan kaki sesuai kapasitas masing masing, jalannya pun cukup lebar, perkebunan kopi masyarakat terhampar berjajar, dan aktivitas berkebun pagi hari terlihat sebagai mata pencaharian mereka di desa, salah satu yang kami temui saat berpapasan berasal dari keturunan asal muasal orang tua kelahiran tanah sumba sebagai bagian dari adanya program Transmigrasi Zaman Orde Baru. Bahasa Ibu luput sudah lupa, hanya mahir tutur kata Dompu terucap sepenuhnya, sampai beberapa kalimat sederhana kami pelajari juga.

Penduduk lokal Ds. Pancasila
Penduduk lokal Ds. Pancasila
Penamaan sebaran kampung tersebut berasal dari mana kedatangannya sesuai wilayah masing masing di Indonesia, berkumpul dalam kawasan baru membangun kehidupan dengan latar belakang budaya berbeda hingga dikenal seperti Idelologi Bangsa Indonesia yaitu Desa Pancasila, karena saking beragamnya berbagai suku berdampingan melangsungkan kehidupan secara bersama. Yang secara Adminstratif berada di Kec. Pekat Kab. Dompu Prov. Nusa Tenggara Barat. 

Selepas melepas lelah sesaat kaki terus melangkah semakin masuk ke area hutan, tepat pukul 07.55 WITA setelah sekitar 30 menit sudah kami berjalan hingga tidak terasa mendekat ladang milik masyarakat Bali tengah beraktivitas dan menunjukan kami untuk ambil jalur kiri dari dua persimpangan di Pos Rimba, yang jika salah lurus terus maka arahnya menuju Pura Agung memutar lebih jauh lagi.

Pos Rimba rute Ds. Pancasila
Pos Rimba rute Ds. Pancasila
Tepat di belakang Pos Rimba terdapat toilet dengan kondisi antara layak atau tidak tergantung penilaian masing masing sepertinya, walau begitu tampak warga masih memanfaatkan keperluan mengambil air untuk di ladang. Sementara itu, rute menuju puncak pun jelas sesuai arah tanda yang ada jadi mudah mengikutinya asal tetap fokus pada setiap langkah karena setelahnya topografi mulai terasa melandai panjang perlahan meninggi pelan walau beberapa pos selanjutnya berdekatan tidak saling berjauhan.

Pos Sumberejo rute Ds. Pancasila
Pos Sumberejo rute Ds. Pancasila
Pos Sumberejo pukul 08.14 WITA menjadi pemberhentian selanjutnya, 20 menit lainya ditempuh lalu mengambil jeda, posisi pos sendiri tepat berada sebelah kiri dari jalur pendakian, dengan kerapatan vegetasi cukup tinggi nampak selama berada di kawasan hutan dataran rendah bagian keistemewaan lainnya. Terbukti sinar matahari pun sulit menembus saking tingginya kompetisi berbagai tumbuhan menegak tumbuh tinggi mendapatkan cahaya agar melangsungkan kelestariannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun