Beberapa hasil kebun pun banyak ditemukan mudah dijajakan dengan harga terjangkau, toko sembako pun tidak semewah biasanya sederhana saja, bahkan produk panganan lokal banyak pula kami temukan, ini salah satu kemandirian ekonomi yang terus didukung pemerintah setempat sepertinya terus dikembangkan dengan kebijakan memihak hasil pertanian rakyat, agar dapat dinikmati hasilnya dengan tidak bergantung pada kebutuhan di luar Pulau Sumbawa.Â
Pukul 09.00 WITA dengan bantuan kenalan pertama kali jumpa, sigapnya ia membantu menaikan ke atas Elf / bus 3/4 rute Terminal Ginte Mante, Dompu - Calabai dengan tarif sekali jalan Rp. 50.000 / orang.
Selain banyak terdapat terhamparnya savana kawasan Kab. Dompu sebelah selatan banyak juga objek wisata pantai masyakarat lokal, lalu pertanian ladang jagung tidak luput dari pandangan mata, sementara Gunungapi Tambora perlahan mulai terlihat dan semakin menjauh semakin ke arah Barat singkapan batuan erupsi super volcano Tambora hampir tersebar sepanjang rute perjalanan, identik batuan beku dalam yang mengalami pembekuan cepat di udara, warna hitam pekat, menjulang runcing tertancap tegak tergeletak.Â
Hingga dominasi dataran rendah rerumputan pun mulai bergeser berganti khas hutan tropis menandakan ketinggian permukaan semakin tinggi membawa kami tiba di sekitar kawasan Calabai pukul 11.00 WITA, lokasi pemberhentian bus ternyata berada di pasar rakyat, jadi kami putukan untuk istirahat makan siang sambil mencari buah - buahan sebagai pelengkap lainnya.
Akses untuk sampai pintu masuk pendakian jalur Desa Pancansila dari pasar rakyat tadi, banyak ojek yang akan mengantarkan jasanya agar tiba di basecamp pendakian, tarifnya berkisar Rp. 25.000 / orang. Sekedar informasi saja, biasanya para kang ojek ini bisa berubah jadi calo mendadak mengantarkan kalian ke homestay yang bukan tujuannya, jadi dari awal informasi harus sudah diberitahukan secara jelas untuk tolong diantarkan ke basecamp pendakian di Desa Pancasila yaitu Bang Ipul pemilik Tracking Organizer (TO) sekaligus pegawai Balai Taman Nasional Tambora (TNT) pengurusan simaksi ijin pendakian.Â
Fasilitasnya cukup nyaman, rumah kayu panggung unik berbagai lukisan tertata rapih, dan terdapat lapangan tepat depan lokasi penginapan. Itulah rencana singkat tapi padat informasi dan sarat makna tentang wilayah lainnya Nusantara, bukan hanya alamnya saja namun segi sosial-budaya serta sejarah menjadi kesan pembelajaran untuk mencintai negeri ini betapa beragam dalam wujud sesuai semboyan para pendiri bangsa Bhineka Tunggal Ika.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H