Pasien yang sudah pulih, menurut Bagus, bisa kambuh kembali. Hal itu terjadi jika pasien sudah merasa pulih dan tidak mau minum obat. Bagus menjelaskan, bila pasien berhenti minum obat dalam kurun waktu 1 tahun, 70 persen dia akan kambuh kembali.
Menurut Carla, semua orang dapat mengalami skizofrenia, terutama jika ada riwayat gangguan dalam keluarga, memiliki sifat aneh atau pendiam, dan mengalami stres tinggi. Gangguan ini banyak terjadi pada usia 18-30 tahun. “Biasanya laki-laki mengalami skizofrenia pada usia lebih muda dibanding perempuan,” katanya.
Penyebab penyakit skizofrenia terutama adanya perubahan bahan kimia/neurotransmitter di otak (masalah otak/biologis). Pemicunya yaitu berbagai masalah seperti stres, masalah keluarga, ekonomi, pendidikan. Para penderita mengalami gejala seperti tingkah laku yang aneh, mengalami halusinasi ataupun waham.
Menurut Carla, keluarga atau teman harus bisa meyakinkan penderita bahwa semua yang mereka rasakan itu tidak nyata, dengan cara yang lembut. Keluarga juga harus memberikan perhatian dan kasih sayang kepada penderita. Serta tidak membiarkan penderita menyendiri, tidak mengisolasi dan merantai mereka, dan tidak mengkritik atau mengeluarkan kata-kata kasar jika mereka melakukan kesalahan.
Arie Febstyo
Boks:
Gejala Skizofrenia
- Bertingkah laku aneh, seperti berteriak-teriak, mondar-mandir, mengamuk.
- Halusinasi seperti mendengar, melihat, mencium sesuatu yang tidak ada.
- Waham seperti merasa dikejar, diikuti, diawasi, dibicarakan, dikendalikan.
- Diam dan tidak mau melakukan apapun
- Tidak mau berteman
- Berbicara sendiri
- Senyum-senyum sendiri
- Sulit tidur di malam hari.