Pekanbaru, Riau - Status honorer sebagai guru kelas VI di SDN 15 Pekanbaru dan ditambah kondisi pandemi Covid-19, tidak menghalangi kreativitas Amelia Madona berinovasi dalam pembelajaran.Â
Berawal dari keresahannya saat diberlakukan pembelajaran jarak jauh (PJJ), guru yang biasa disapa Ibu Amel ini memutuskan membuat channel YouTube untuk mendampingi proses pembelajaran pada anak didiknya.
"Sejak anak-anak belajar di rumah, saya berpikir bagaimana caranya agar anak-anak tidak ketinggalan materi pembelajaran. Apalagi pelajaran seperti materi IPA yang banyak praktiknya. Akhirnya saya memutuskan untuk membuat video pembelajaran dan diunggah di YouTube," ujar Amel yang telah menjadi honorer di SDN 15 Pekanbaru sejak tahun 2006.
Menjadi Guru dan Youtuber
Video pembelajaran tematik kelas VI yang awalnya diunggah untuk internal kebutuhan SDN 15 Pekanbaru, ternyata mendapatkan respons yang luar biasa dari para guru di Indonesia. Dalam waktu dua bulan viewer dan subscriber channel Amelia Madona meningkat drastis.
"Awal mula saya mengunggah hanya untuk keperluan internal sekolah. Tidak terpikirkan sama sekali akan ditonton banyak orang. Pada saat bulan Juli, video yang saya unggah melejit dan banyak mendapatkan apresiasi dari guru di seluruh Indonesia," tuturnya.Â
Perjuangan Amel dalam memproduksi video pembelajaran tematik untuk kelas VI membuahkan hasil yang sangat membanggakan. Selain menjadi salah satu referensi guru di Indonesia, channel YouTube yang dia kelola juga telah di monetize sehingga Amel bisa mendapatkan tambahan penghasilan dari channel YouTube yang dibuatnya. Hal ini tentu sangat membantu Amel yang sampai saat ini masih berpenghasilan di bawah Upah Minimum Provinsi (UMP) RiauÂ
Tetap Menerapkan Prinsip MIKIR
Dalam video pembelajaran yang dibuat, Amel tetap memperhatikan unsur-unsur pembelajaran aktif mengalami, interaksi, komunikasi dan refleksi atau dikenal dengan istilah MIKIR.
Setelah membuat video pembelajaran, dia memasukkan link channel YouTube ke google classroom kemudian menginformasikan ke siswa melalui WhatsApp group (WAG) dan memberikan penugasan seperti yang ada di video. Jika siswa menemui kesulitan, Amel membuka ruang diskusi melalui aplikasi WA, google meet atau zoom. Â
"Anak-anak setelah diberi penugasan mempraktikkan secara langsung sesuai panduan yang ada di video. Kemudian mempresentasikan dan memvideokan hasil karyanya. Jika menemui kesulitan anak-anak bisa konsultasi melalui WAG."
Unsur mengalami dilakukan anak dengan mempraktikkan penugasan yang ada dalam video, kemudian unsur interaksi, komunikasi dan refleksi dilakukan melalui aplikasi google meet, zoom atau WhatsApp group.Â
Mendapat Dukungan dari Kepala Sekolah
Kesuksesan Amel dalam mempraktikkan PJJ melalui channel YouTube tidak lepas dari dukungan Endang, Kepala SDN 15 Pekanbaru.
"Saya sangat mendukung pembelajaran jarak jauh berbasis YouTube yang dikembangkan oleh Ibu Amel. Cara tersebut sangat memudahkan peserta didik yang ingin belajar di tengah pandemi covid-19."
Amel juga tidak segan untuk mengunjungi beberapa siswanya yang tidak memiliki gawai. Dia berupaya memfasilitasi semua siswa agar tetap bisa belajar dengan segala kondisinya.
Anak dan Orang Tua Senang
Semenjak dilatih bagaimana menciptakan pembelajaran yang menarik oleh Tanoto Foundation, Amel merasakan manfaat yang begitu besar. Terutama berkaitan dengan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran. Termasuk saat diberlakukan PJJ ini.
Orang tua juga mengaku merasa sangat terbantu dengan pola pembelajaran yang dikembangkan guru dari Anak-anak mereka. Seperti yang diungkapkan Dewi, salah satu wali murid kelas VI SDN 15 Pekanbaru.
"Saya sangat menyukai video pembelajaran yang diunggah Ibu Amel dalam channel YouTube. Video yang dibuat sangat atraktif, kreatif dan inovatif. Sehingga mudah dipahami oleh anak-anak kami."
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H