Mohon tunggu...
Arief Budimanw
Arief Budimanw Mohon Tunggu... Konsultan - surveyor

rumah di jakarta..

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Senin Depan Jawa Barat Mulai Belajar secara Tatap Muka di Sekolah

28 Juli 2020   23:47 Diperbarui: 29 Juli 2020   01:17 151
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Peta sebaran kasus positif covid19 di provinsi Jawa Barat, zona hijau adalah zona yang tidak berwarna di Jabar, sumber foto instagram @ridwankamil

Saat ini anak-anak sekolah dengan cara pembelajaran Jarak Jauh. Mereka  belajar di rumah dengan memakai seragam seperti biasa namun tidak bertatap muka secara langsung dengan gurunya. Terlihat modern dan keren. Namun sebetulnya menyedihan. Kuota internet jelas sebagai kendala utamanya.

Karena tidak semua orang tua murid ini mampu untuk membeli pulsa. Gadged belum tentu punya, HP apalagi laptop computer karena sebetulnya kita masih banyak yang hidup dibawah garis kemiskinan. Suatu kenyataan yang bisa   diakali dengan gotong royong seharusnya.

Seharusnya para pemerintah daerah memberikan lokasi dan tempat agar para siswa yang tidak punya kuota internet dan hp bisa belajar. Tidak harus berkumpul dalam satu kelas. Minimal satu tempat yang diawasi oleh orang dewasa yang bisa dijadikan panutan. Jangan berharap pada pengusaha nasional untuk memberikan kuota internet gratis.    

Belajar dengan sistem jarak jauh bagi anak-anak SD terasa  menakutkan, karena ibunya yang biasanya sayang pada anaknya menjadi super galak. Tanduknya akan keluar begitu melihat anaknya tertidur saat belajar. Tangan akan bicara jika sang anak terlihat salah menjawab soal matematika yang dianggap mudah baginya.

Cerita horror ini biasa saya jumpai di sekitar rumah. Belajar dirumah bukan masalah fasilitas saja tetapi juga karena tidak semua orang tua mempunya kompetensi untuk mengajar materi pelajaran.

Di tengah berita-berita pandemi  yang menyedihkan ada berita gembira dari Jawa Barat. Kabarnya datang untuk warga Jawa Barat dari Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil dalam akun istagramnya.

Rencana sang gubernur adalah pendidikan akan dibuka di 257 kecamatan di zona hijau, yaitu zona yang tidak pernah ada kasus covid dari awal wabah ini menyebar sampai sekarang. Suatu keputusan yang berani dan tegas. 

Jika protocol kesehatan terpenuhi, pendidikan tatap muka ini akan dimulai secepatnya hari Senin depan. Berkumpul dan belajar bersama ternyata suatu yang berharga dan dirindukan oleh anak-anak kita.

Namun pendidikan ini hanya akan dimulai oleh para siswa level SMA/SMK dengan alasan mereka sudah dewasa dan bisa diatur. Nanti jika tidak ada maslah selama 14 hari baru level SMP.  Demikian juga mekanisme pembelajarannya akan dirubah. Jumlah kelas akan disesuaikan dengan aturan social distancing. Dimana isi kelas jadi 50% dan masuk hanya Senin dan Rabu, atau Kamis dan Sabtu.

Namun bagi siswa yang berdomisili di daerah  non hijau belum diizinkan bersekolah. Pencegahan masih harus dilakukan, karena resikonya jelas.

"Para kepala sekolah diharapkan segera mengambil tindakan dan berkoordinasi dengan guru dan orang tua murid.  Kebijakan ini akan dievaluasi dalam 2 minggu.  Jika aman baru akan dilanjutkan untuk level SD/TK. " Demikian kata Ridwan Kamil.

Kebijakan lokal memang harus dilakukan oleh para pimpinan daerah dalam mengatasi covid ini. Jangan hanya diam dan menunggu kucuran dana dan bantuan dari pusat. Semua sekarang tergantung pimpinan daerah dalam menjalani masa covid ini sampa tahun depan.

Belajar di rumah atau disekolah semua tergantung daerahnya masing-masing. Berharap pandemi cepat berakhir adalah hayalan di siang bolong. Berharap dapat internet gratis saya rasa juga hal yang mustahil, pemda takut sekali dalam mengeluarkan uangnya untuk hal ini karena aturannya belum ada. Berharap pada bos komunikasi dan media apalagi, karena untuk urusan bisnis, uang ada hitungannya sendiri. Jangan sampai ada orang miskin dilarang sekolah gara-gara tidak ada hape dan kuota.

Opsi kelas daring masih dibuka bagi siswa yang memilih untuk belajar secara daring di sekolah zona hijau. 

Berikut Protokol kesehatan masuk lingkungan sekolah:

- Seluruh warga sekolah/tamu wajib menggunakan masker

- Warga sekolah/tamu yang tidak menggunakan masker akan diarahkan pulang

- Sebelum memasuki kawasan sekolah seluruh warga sekolah/tamu wajib melewati area penyemprotan disinfektan

- Warga sekolah/tamu wajib diperiksa suhunya memakai thermo gun jika terdeteksi 38 derajat Celcius akan ditempatkan terpisah

- Wajib mencuci tangan menggunakan sabun/hand sanitizer

Kemudian untuk protokol kesehatan di dalam kelas:

- Petugas piket kelas membersihkan dan menyemprotkan disinfektan di seluruh kelas 15 menit sebelum bel masuk

- Guru dan murid wajib memakai masker, mencuci tangan sebelum masuk kelas

- Siswa duduk di meja dan kursi yang sudah diberi nomor sesuai absen dan tidak diperkenankan pindah tempat duduk

- Siswa duduk dan menjaga jarak 1 meter

- Proses KBM hanya dihadiri oleh 50% dari jumlah peserta didik sesungguhnya

- Siswa diperkenankan makan dan minum di meja/kursi dan menjaga kebersihan tanpa meninggalkan sampah

- Petugas piket akan membersihkan kelas dan menyemprotkan disinfektan setelah proses KBM selesai.

Kita lihat sampai dimana kebijakan ini berjalan, apapun itu semoga keputusan ini tepat dan semoga cepet pulih negeriku.

SUMBER

SUARAJABAR.ID

INSTAGRAM @ridwankamil

KONTAN.CO.ID

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun