Menurut Victoria Veystman dari New York citys Cosmetik Dental studio, asam itu dari senyawa Tanin yang ada di kopi menyebabkan gigi rusak. Asam ini akan dengan mudah menempel di gigi. Dan kalo sudah nempel maka enamel gigi jadi lunak dan kasar, hal ini yang terjadi pada gigi saya.
Enamel itu adalah lapisan paling luar gigi yang berfungsi menjaga kekuatan gigi. Jadi kalau ini rusak maka siap-siap gigi rontok. Mangkanya geraham saya akhirnya hancur, patah dan pecah berserakan tanpa bisa ditambal ataupun diperbaiki lagi.
Dokter cuman bisa menganjurkan  cabut saja, tapi nanti kalau Covid19 sudah lewat. Selain itu dokter juga menyarankan jika  tidak bisa menghilangkan kebiasaan  ngopi  sebaiknya  minum kopinya pakai sedotan, sehingga kopinya bisa langsung masuk tanpa menyentuh gigi.Â
Bener juga ya. Tapi masalahnya saya paling tidak suka pakai sedotan, apalagi sekarang lagi kampanye untuk tidak memakai sedotan plastik.
Menurut Google sebetulnya bukan kopinya  yang bikin rusak gigi, tapi gula dan susu krimernya  yang mempercepat pertumbuhan bakteri di gigi, keduanya itulah makanan utama  bakteri di gigi. Apalagi jika tidak menggosok gigi di malam hari. Maka akan semakin cepat dan besar kerusakan gigi.
Apapun itu sekarang saya mulai mengumpulkan uang buat pasang gigi palsu, malu kalau tersenyum atau bicara.  Untungnya  saat ini kemana-mana pakai masker, sehingga tidak kelihatan ompongnya.
Usaha saya sekarang adalah mencoba mempertahankan gigi-gigi yang tersisa dengan sikat gigi yang benar dan banyak minnum air putih. Ngopi susu tetap dilakukan, namun dengan protokol kesehatan pastinya (maksudnya sambil minum air putih). Â Kalau dipikir-pikir ini mungkin kualat dari ngebulli Metic. Entahlah.
Akhir-akhir ini saya sering memperhatikan para juru parkir dan polisi cepek, ternyata giginya banyak yang ompong juga. Di dekat pertigaan cengkareng perempuan yang jadi pak ogah, gigi atasnya habis. Dan entah dimana lagi, saya lupa. Â
Kampanye kesehatan gigi saya rasa perlu juga digalakan. Agar kami orang-orang kecil jangan ngopi terus. Setidaknya sekedar mengingatkan.
 Sumber hellosehat.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H