Mohon tunggu...
Arief Budimanw
Arief Budimanw Mohon Tunggu... Konsultan - surveyor

rumah di jakarta..

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Apakah Betul Koperasi Cocok di Indonesia?

14 Juli 2020   23:52 Diperbarui: 14 Juli 2020   23:49 706
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

Ini harus diketahui oleh semua anggota, karena menyangkut pelunasannya nanti.

 Yang jadi pertanyaan buat apa kamu bikin koperasi? 

Contoh kecil adalah koperasi pedagang pasar. Koperasi ini beranggotakan para pedagang di pasar. Para  pedagang Sembilan bahan pokok misalnya mengumpulkan modal untuk  menjadi distributor  produk sembako untuk  para anggotanya di pasar itu.  

Jadi fungsinya seperti hypermarket atau tempat kulakan. Tentunya setiap anggota boleh mengambil telur, terigu, gula untuk dijual dan nanti dibayarnya tempo 10 hari atau dicicil, tergantung laku atau tidaknya dagangan dia. Usaha koperasi seperti ini harusnya  berhasil, karena terlihat mudah dan sangat cocok bagi anggotaya. 

Namun tidak semudah itu, karena setiap orang jika sudah pegang uang bisa muncul keinginan-keingan lain. Misalnya malah jadi ingin beli rumah, beli motor , dan lain-lain. Tetapi jika para pedagang konsisten dan berkomitmen  maka koperasi ini akan maju. Apalagi jika para pengurusnya tegas dan jujur maka putaran uang akan makin lancar sehingga  modal dan keuntungan koperasi akan terkumpul banyak. 

Jika ini terjadi maka dijamin anggotanya akan makmur-makmur karena semua kebutuhan kulakan dia sudah ada yang menyediakan. Dia tinggal jual. 

Selama belum bayar, belum boleh ambil lagi. Dan jika sudah satu tahun maka keuntungan dari putaran uang di koperasi akan dibagikan kepada anggotanya lagi. Keuntungan ini disebut Sisa Hasil Usaha.

Itu adalah contoh koperasi yang pertama berkembang luas di tahun 1990an. Saat ini lebih dikembangkan koperasi simpan pinjam, dimana anggotanya boleh meminjam dana tunai ke koperasi untuk usaha. 

Cara kerjanya seperti bank. Ada yang menyimpan dan ada yang meminjam. Tentunya bunga pinjaman yang biasa disebut jasa lebih besar dari jasa yang simpan. Resiko dari usaha simpan pinjam sangat besar karena menghimpun dana cair masyarakat untuk dipinjamkan ke pada anggotanya.

Resiko gagal bayar dan pengemplang pinjaman sangat besar untuk koperasi jenis ini, ditambah jika terjadi rush para anggotanya yang menarik uang  simpanannya. Jika ini terjadi artinya kiamat bagi koperasi. 

Putaran uang akan hilang. Asset-aset yang ada akan dijual dan digadai, karena permodalan koperasi jarang ada yang besar. para penjamin dan pemberi modal tidak akan mendapatkan apa-apa jika menolong koperasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun