.
Kemudian  RINGGIT, nilainya 2,5 perak. Bukan Ringgit Malaysia ya.
Terakhir KUPANG, nilainya setengah ringgit. Dan dari sini kemudian dikenal seringgit dua kupang. Lagu jaman dulu yang sudah tidak pernah terdengar lagi dinyanyikan. Dan dari sini pula kita tahu bahwa rupiah memang nilainya sudah kalah dari zaman belanda.
Pintar kan nenek saya, namun saat ini beliau sudah beristirahat dengan tenang dan jika dia melihat angka dan nilai uang yang ada sekarang ini mungkin akan terkaget-kaget.  Nilai uang sudah jauh berubah. Satu gobang yang dulunya bikin gagah jika ada di saku. Sekarang tidak ada nilai tukarnya. Hanya jadi koleksi para kolektor uang. Masa-masa gobangan sudah digantin gocap, cepek, gopek, goceng.  Sudah tidak terdengar lagi kata-kata sepeser atau setalen. Hitungan  angkanya sudah ribuan keatas, limaribu buat beli es cendol. Sepuluh ribu buat beli ketoprak. Lima juta DP motor. Tiga ratus duapuluh milyar DP balap mobil listrik. Empat ratus trilyun buat bansos. Zaman berubah bahasa berganti, dan uang makin banyak nolnya.
 Uang 1000 rupiah banyak tidak dihargai tukang parkir di indomaret. Namun pengemis dan pengamen akan sangat berterima kasih ketika kita memberikannya. Sekarang kita bilangnya ngumpulin recehan buat pulsa internet dan semangkuk berlian. Karena orientasi tujuan hidup sudah berubah. sudah tidak berfikir besok makan apa. tapi berfikir besok jadi apa, punya apa. Hebat kan. padahal perutnya kerubukan setiap hari dan ujung-ujungnya tipes.
Uang berapapun nilainya akan tetap berharga. Satu juta rupiah jika hilang serebu perak maka nilainya bukan satujuta. Punya uang itu wajib karena bisa ditukar dengan barang yang kita butuhkan. Semakin banyak uang semakin kita percaya diri. Dengan cerdas berperilaku maka akan semakin  dekat dengan apa yang kita inginkan. Semoga yang baca tulisan ini semakin banyak uangnya. Amien.