Mohon tunggu...
Arief Budimanw
Arief Budimanw Mohon Tunggu... Konsultan - surveyor

rumah di jakarta..

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Dorna dan Hoaks Pertama di Bumi

4 November 2018   23:33 Diperbarui: 4 November 2018   23:48 510
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi perang menggunakan gajah di sebuah candi di India. sumber pinterest.com/quicktake

"Aswatama mati!"

Maka para tentara Kurawa yang mendengarpun kaget. Yang mereka tahu aswatama tidak ikut berperang. Namun karena teriakan aswatama mati menggoyahkan mereka.  Dan menanyakan apakah benar? Yang menjawab tentara Pandawa, " Iya , Aswatama telah mati."

Dan hoax pun berkembang dengan cepat sampai ke telinga Dorna.

Dorna kemudian menghampiri Yudistira untuk konfirmasi. Karena saat itu semua orang tahu hanya ada 1 orang yang selalu jujur dan tidak pernah berbohong. Dan itu adalah Yudistira. Reputasi dia sebagai orang paling jujur  di dunia pewayangan sudah sangat terkenal. Karena bohong adalah hal yang paling dia jauhi.

"Yudistira, benarkah putraku sudah tewas?"

"Ya benar, Aswatama telah mati.. " diam dulu sejenak "Tapi Aswatama gajah" lanjutnya pelan.

Namun kalimat yang terakhir ini tidak didengar Dorna. Ketutup suasana perang yang tetap berlangsung selama pembicaraan mereka.

Dorna lemes dan hilang hasrat bertarung. Berita kematian anaknya benar-benar membuatnya syok berat. Dia kemudian Terduduk di tengah peperangan semua senjata yang dibawanya jatuh dan tidak dipeulikan lagi. Dan kesempatan ini digunakan oleh Dretajumena untuk menebas leher Dorna. Kepalanya jatuh ke tanah. Berguling-guling ditanah yang kering dan berdebu. Nyawanya terbang ke angkasa. Dorna sang  guru besar para Kurawa dan Pandawa gugur di medan perang. Semua kaget, tidak menyangka hal seperti ini terjadi secepat itu.

Hoax terbukti senjata yang sangat ampuh untuk menjatuhkan musuh. Senjata yang paling murah harganya. Dalam perang berapa sih nilai sebuah moralitas. Jadi jangan heran jika dalam pilgub atau pilpres tahun depan hoax-hoax akan bertebaran di sekitar kita. Jika kemarin hoax tentang penculikan di sekitar kita sangat banyak beredar dan mulai sedikit reda maka akan muncul lagi hoax-hoax berikutnya tujuannya jelas menjatuhkan kepercayaan kepada pemerintah. 

Polanya sudah jelas. Hoax dipasar tentang tempe setipis kartu atm agar para pembeli yang biasa ke pasar pindah ke mal dan supermarket. Hoax penculikan agar masyarakat tidak merasa aman tinggal di rumah. Hoax nenek kesandung plastic agar masyarakat berfikiran bahwa  aparat  sangat biadab kepada ibu-ibu.

 Jika bertarung secara fair sudah pasti kalah.  Dan ketika melihat peluang untuk menang semakin kecil, maka jalan satu-satunya untuk menang  adalah  membunuh gajah.   Pada akhirnya adalah the winner take it all.. mau curang mau bohong mau hoax. Menang adalah menang. Dan yang menang mengambil segalanya. Nasib yang kalah tetap terserah yang menang. Karena itu omong kosong jika pilpres tahun depan akan baik-baik saja. Walaupun disebut pesta demokrasi, perang tetaplah perang. Harus ada yang dikorbankan, dan gajah-gajah pun sudah disiapkan.

Kamukah gajah itu?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun