Mohon tunggu...
Arief Budimanw
Arief Budimanw Mohon Tunggu... Konsultan - surveyor

rumah di jakarta..

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Cara Mudah Masuk Surga

13 Oktober 2018   00:51 Diperbarui: 13 Oktober 2018   01:10 1071
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Siang itu di salah satu warung didepan kantor kelurahan di Jakarta Pusat saya beristirahat. Makan indomie goreng dengan telor ceploknya yang nikmat. Sambil makan saya mempehatikan beberapa anak muda sedang ngobrol di warung kecil itu. Anak kuliahan dan temannya.

"Gue habis makan ini musti balik ke kampus dulu.. tugas gue belum selesai."

Temannya kemudian berkata

"Bagus lah.. biar cepat jadi ustad. Nanti kalau udah jadi doain gue biar masuk surga kalo mati. Enak kalo punya punya teman bisa ngaji ama tahu agama kayak elo. Kita pasti dibantuin masuk surga."

"Ya nggak gitu juga bro.. " katanya.

"Surga itu mah gimana amalan elo- elo pade sekarang ini".

Tiba-tiba si ibu warung yang sedang masak menimpali..

"Kalo mau masuk surga mah gampang sekarang. pilih prabowo. Pasti masuk surga. Nggak perlu sholat ataupun belajar.  Nggak perlu capek-capek beramal baik dan jadi pintar. Cukup coblos prabowo."

Saya yang sedang nyeruput kopi susu panas langsung berhenti..  kaget mendengar itu.

Anak-anak muda itu pun saling berpandangan.. kaget juga ternyata.

"Kok bisa bu?"

"Iya kemaren di mesjid waktu pengajian. Ibu ustadzah ngomong gitu. Kalo mau masuk surga pilih pemimpin yang dipilih ulama. Dan pemimpin yang dipilih adalah Prabowo. Semua dosa di dunia pasti diampuni olehNya. Kita semua pasti masuk surga."  katanya lagi. Dan pembicaraan mereka pun akhirnya berputar di masalah politik..

Saat ini benar-benar aneh. Semua orang mengharapkan segalanya  instan. Pencet langsung jadi. kesempurnaan dicari secara instan. Kalimat Kun Fayakun pun dijadikan referensinya. Dan bagaimana cara mewujudkannya. Hoaks adalah pintunya. Begitu sudah masuk maka semua bisa diatur. Politik dan hoaks berjalan seiringan.  Ketika semua sudah dimulai maka jalan pintas menuju surga pun langsung tercipta, dan banyak yang percaya.

Di tengah panasnya udara siang yang terik. Mendengar hal ini jadi bergidik bulu kudukku. Kemarin guru di sekolah menengah negeri berkata dengan jelas di hadapan murid-muridnya tentang bencana alam yang besar dan maha dahsyat disebabkan oleh Jokowi.  

Kini di sebuah warung di kota Jakarta yang padat seorang ibu pedagang warung mengajak anak-anak muda yang berniat untuk belajar dengan benar untuk masa depannya agar memilih jalan pintas masuk surga.  

Kebodohan yang ditularkan lewat kebohongan adalah mengerikan. Berfikir logis berdasarkan logika yang harusnya diajarkan kepada para generasi muda mulai dihapus dengan politik sesaat. Bagaimana nasib anak-anak muda saat ini jika para orang tua. Yang menjadi panutan di sekolah dan di lingkungan mengajarkan hal yang bertentangan dengan hukum alam. Kerendahan hati sudah hilang berganti nyinyir dan kebencian.

Doktrinnya jelas. Pilih prabowo pasti masuk surga. Pilih Jokowi alam semesta mengamuk. Pola pikir seperti ini sedang ditularkan dan disebar di sekitar kita. Lewat sekolah, lewat pengajian. Tidak ada pemaksaan memang. Namun rasanya memutar balikan akal sehat.  Dan ini sangat berbahaya bagi kelangsungan hidup Negara Kesatuan Indonesia. 

Apalagi saat ini di lingkungan rumah saya, setiap ketua RT sudah menjadi juru kampanye partainya. Gaya dan modus jaman pilkada Jakarta sudah mulai dipakai lagi.  Mungkin tidak menjadi masalah bagi partainya karena ini urusan strategi untuk menang pilpres dan pileg.

Selamat tinggal logika, selamat datang surga. Yang penting menang. Toh orang-orang kita tidak terlalu mau mikir. Malas baca. Jikapun membaca Alquran, artinya tidak terlalu penting. Karena yang utama adalah bacaan qolqolah-nya benar. Soal mengerti apa yang dibaca itu urusan nanti.

Pemilu tahun depan telah menunjukkan wajah masyarakat Indonesia sebenarnya. Masyarakat kita walaupun tinggal di kota besar dan berpendidikan tinggi ternyata  mudah dibohongi dan malas baca. Demi surga mereka akan melakukan apa saja.

 Jika sudah membawa surga dan neraka ke dalam pemilu 2019 , apakah kampanye damai pemilu 2019 bisa tercipta? Semoga.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun