Hari ini jalan menyusuri jalan Manggarai Utara, melihat sepanjang  pinggiran sungai Ciliwung. Melewati rumah-rumah pinggir sungai. Tumpukan bambu-bambu panjang yang terhampar untuk dijual , kemudian memasuki kolong  jembatan kereta api cantik buatan Belanda.
Saat ini sedang dibangun jembatan kereta api baru untuk program double double track kereta api, mudah-muddahan tidak merusak kecantikan karya insinyur tempo dulu ini.
Keadaan masih berantakan karena masih dalam taraf pembangunan. Sudah pasti kotor dan semrawut. Karena jika melihat keadaan sekarang sungai ini bantarannya sudah habis dengan bangunan rumah-rumah yang menjorok ketengah sungai. Sudah pasti jelek pemandangannya.  Namun jika kita bisa berimajinasi sedikit  sebetulnya disini akan sangat menarik dan indah.
Sebetulnya sudah seringkali lewat sini. Namun melihat keadaan pinggir sungai ini terbersit di kepala. Andai sungai ini dijadikan suatu tempat yang lebih baik dan bersih, bukan hanya dibedakin seperti yang akan dikerjakan oleh Jakarta Konculting.  Another version of  waring kali item .
Bukitduri, manggarai  dan sungai ciliwung sangat tidak bisa dipisahkan. Disini janji-janji Anies Baswedan di tabur dan akhirnya tumbuh menjadi rumput liar.
Walaupun beberapa kali beliau mengemukakan kekecewaannya terhadap anak buahnya yang katanya kerjanya lamban. Apalagi mendapat kabar bahwa Jakarta kosultindo yang menangani dan memenangkan tender di Bukit duri ternyata tidak menyiapkan kampung susun seperti yang diminta warga bukit duri. Â
Memang saat ini Pemerintah DKI Jakarta  melakukan normalisasi sungai Ciliwung di bukit duri namun semua terkendala  rumah-rumah penduduk yang sudah berdiri puluhan tahun di bantaran sungai ini.
Banyaknya warga yang tidak memiliki sertifikat tanah menyulitkan gantirugi  dan nilai jual tanah tersebut . mereka tidak punya surat-suratnya.
Sehingga jika dibayar oleh pemerintah maka akan menjadi masalah besar ketika diaudit BPK. Namun menurut saya.. jika sudah ada niat maka sebagai gubernur pasti mampu berbuat. Membuat sesuatu yang besar. Pasti mampu berbuat yang lebih daripada sekedar program mempercantik kampung.
Pasti bisa lah melihat contoh dari daerah lain. Bisa melihat kampung warna warni di Katulampa Bogor. Bisa seperti taman bantaran Sungai Bengawan Solo di Madiun. Ataupun seperti kalicode di Jogyakarta. Ayolah.. pasti bisa. Gunakan TGUPF atau siapa saja. Entah itu lewat dengar pendapat penuduk Bukitduri. Buatlah sesuatu yang benar-benar berguna bagi kami penduduk Bukitduri dan masyarakat Jakarta.
Apalagi ada jembatan kereta api buatan Belanda yang sudah berdiri sejak 1917 diatas sungai Ciliwung ini sangat cantik, kokoh dan tahan lama. Banjir yang selalu muncul dibawahnya tidak pernah terlihat merusak keanggunannya. Jembatan ini tetap cantik dan kuat melawan zaman.
Mungkin sudah ada blueprint nya untuk pembangunan di wilayah ini yang membuat beliau tidak berani menyentuh wilayah ini.
Selain itu sebagai informasi Gubernur Anies pernah menandatangani kontrak politik dengan warga bukitduri saat masa kampanye dan janji itu mulai di tagih. Desainnya sudah ada dengan nama kampung susun. Namun anggarannya  dicoret oleh beliau dan diganti program beutifikasi.. mau kontes kecantikan kayaknya.
Sumber:
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H