Dalam bulan ramadhan seorang muslim dibentuk mental dan spiritualnya untuk focus pada agama. Jangan politik ataupun nafsu lainnya. Mereka harus menghindari dosa yang dilakukan lidah dan tangan. Namun karena kita mahluk social sudah pasti kita akan berinteraksi dengan orang lain. Teman atau saudara. Kenalan ataupun orang asing. Dan dalam interaksi ini biasanya kita menemui hal hal sebagai berikut, yang waktu kita kecil diperingatkan kepada kita bahwa hal-hal itu bisa menyebabkan batalnya puasa. Padahal itu hanya mitos saja. Apakah saja itu?
1.Marah menyebabkan batal puasa
Waktu kecil sering kali mendengar hal ini.. kita digodain oleh teman-teman ataupun ibu bapak kita. Ketika kita marah. Mereka akan bilang .. stop jangan marah ya.. kalo marah puasanya batal loh. Dan biasanya kitapun tersenyum sambil menyimpan dongkol didalam dada.
Sebetulnya secara syariat marah tidak akan membatlalkan puasa kita. Hanya saja nilai puasanya berkurang. Itu ssaja.
2. Menangis
Bagaimana kalo menangis? Bukankah waktu kecil sering sekali kita digodain sampai nangis oleh kakak dan saudara kita?
Jangan nangis loh.. nanti puasanya batal.
Dan dengan sesegukan menahan air mata kita kembali mencoba tersenyum.
Padahal kalo menurut syariat juga tidak membatalkan puasa.. kecuali air matanya kita jilatin.
3. Menelan air liur
Bagaimana jika kita menelan air liur kita?
Menelan air liur adalah reflex alami kita. Tidak mungkin kita tidak menelan air liur, apalagi saat melihat foto makanan enak. Menelan air liur tidak akan membatalkan puasa kita.. kecuali kalo sambil ciuman. Wow.
Untuk ringkasnya  inilah daftar mitos membatalkan puasa,  sbb:
1. Marah
2. Menangis
3.Menelan air liur
4. menggunakan minyak wangi
5. Hidung berdarah
6. Cabut gigi
7. Â Tes darah untuk dibawa ke laboratorium
8. Â Hidung meler.. ingusan
9. Â Hidung berdarah
10. Â Berbohong ataupun memaki orang
11. Mencoba rasa masakan saat masak, Â dengan syarat makanan jangan ditelan.
12. Â Mimpi basah
13. Â Sikat gigi
14. Berpelukan
15. Berenang
16. Disuntik
17. make up/berias diri
18. Menggunakan obat tetes mata
19. Memakai henna
20. Mandi atau keramas
Sumber berdasarkan mufti Shaykh Ibnu al Uthaymin dan Shaykh ibn Baz, dan ibnu Taymiyyah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H