Mohon tunggu...
Arief Budimanw
Arief Budimanw Mohon Tunggu... Konsultan - surveyor

rumah di jakarta..

Selanjutnya

Tutup

Money

Manajemen Odong-odong Pemda DKI Jakarta

28 April 2018   01:28 Diperbarui: 28 April 2018   02:08 679
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
banjir di tongtek jatinegara barat awal tahun 2018. (dokpri)

Melihat Jakarta sekarang rasanya tentram, damai dan aman sentosa.  Tidak ada keributan yang berarti. Semua terlihat senang. Anggota DPRD sang wakil rakyat senang karena semua keinginannya kesampaian. Demikian juga pemerintah DKI Jakarta terlihat  tenang bekerja. Tidak ada yang marah-marah lagi. Tidak ada yang teriak-teriak saat rapat lagi. Everybody happy.

Namun ketika melihat hasil kerjanya baru kita menyadari ada yang kurang. Semuanya terlihat hanya berputar-putar saja dalam kata. Tanpa kerja nyata. Tanpa tujuan dan arah yang jelas.  Seperti odong-odong yang berputar di lingkungan pemukiman masyarakat. 

Berputar putar disitu saja. Meninabobokan anak kecil. Mereka tidak ada yang rewel dan nangis. Sehingga Ibunya senang. Bapaknya lebih senang karena anak dan ibunya anteng . Demikian juga tukang odong-odong dan pedagang keliling karena dagangannya laku. Semua bahagia, semua senang. Dan ekonomi tetap berputar  seperti biasa.

Saat ini jika melihat hasil kerja gubernur baru kita ini rasanya ada yang salah. Dimulai dari gebrakan di tanah abang yang saat ini masih berputar ngurusin jl.Raya Jatibaru.  Walaupun katanya akan ada pembangunan tahap dua berupa pengosongan blok G saya harap bukan cuma janji manis saja. Karena masih tahap katanya.

Kemudian bentuk rumah DP nol rupiah masih tetap tanah kosong. Batu pertama yang diletakan masih begitu jua.tidak berubah. Mudah-mudaha tidak akan menjadi batu terakhir .

Banjir akan tetap datang ke Jakarta. Itu pasti. Yang berbeda sekarang wilayahnya menjadi lebih luas. Lebih banyak titik-titik banjirnya dibandingkan tahun kemarin. Dan apa yang dilakukan pemda DKI?  Mereka menyumbang karung dan pasir brojongan. Bukan penyelesaian yang terpadu dan menyeluruh tetapi seperti biasa penyelesaian seadanya. Darurat. Mendadak. Pembuatan tanggul sementara, yang pasti hancur itu tanggul oleh banjir yang akan datang besok atau lusa.

Gali lobang tutup lobang mulai lagi terjadi di sepanjang jalanan ibukota. Trotoar-trotoar yang cantik mulai korengan oleh tenaga  tukang tarik kabel. Bekas-bekas galiannya mulai terlihat menghancurkan kecantikan trotoar yang baru dibangun.

Urusan sampah yang dikembalikan laut dan menumpuk di pantai utara Jakarta. Saya sebetulnya kemarin tertawa melihat anggota PPSU yang diterjunkan disuruh mungutin sampah pakai tangan kosong. Luas area sampah saja demikian luas belum kedalaman sampah yang bisa mencapai 2 meter dalamnya sampah.

Rasanya mau 1000 pasukan oranye yang diterjunkan tidak akan bersih. Karena yang diperlukan adalah alat berat yang benar yang harus digunakan , bukan tangan kosong manusia.  Sedih rasanya ketika otak tidak dipakai untuk mengurus hal yang seperti itu. Duit banyak. Orang pintar banyak. Tapi semua tidak dipakai dengan benar. 

Yang paling baru adalah gagal lelang pengadaan kebutuhan mebel sekolah.  Pemenangnya sudah ada tetapi dibatalkan oleh Pemda DKI Jakarta, dan akibatnya sekolah tidak mendapatkan bangku dan meja belajar yang baru. Untuk mengetahui alasannya silakan tanya mbah gugel. Saya agak males dengan hal ini. Nasib anak-anak kita di sekolah telah dipermainkan pemerintah daerah.

banjir di tongtek jatinegara barat awal tahun 2018. (dokpri)
banjir di tongtek jatinegara barat awal tahun 2018. (dokpri)
Penggantian nama RPTA menjadi  Taman maju bersama  dan taman pintar terasa lucu, karena konsep dan isinya tidak berubah. Tapi ya sudahlah. Memang seperti inilah kerja dan manajemen pemerintah daerah DKI Jakarta saat ini. Semua berputar-putar disitu situ juga. Tidak ada yang bisa diharapkan. Mengapa ini terjadi.

Saya melihat ini karena mereka bingung dengan cara kerja dan jalan pikiran gubernur barunya. Bos barunya. Setelah susah payah beradaptasi dengan pola kerja Ahok kemarin. Sekarang harus ikuti pola kerja dan gaya manajemen Anies. Dan mereka harus adaptasi lagi.  Yang jelas saat ini semua anggota SKPD nya sedang deg-degan, harap-harap cemas. Karena kemungkinan semua yang ada hubungannya dengan ahok akan dihilangkan pelan-pelan. Entah dengan diganti atau dibuang.

Akhirnya tiap SKPD tidak pernah berani mengambil keputusan sendiri. Takut salah. Takut dipecat. Karena cara kerja yang sekarang tidak ada aturan. Semua peraturan kerja dan ketentuan yang lama bisa dilanggar oleh bos besar. Yang berarti tidak ada yang bisa dipegang. Akhirnya ya begini. Muter-muter saja. Yang penting jalan dan semua senang.

Padahal jika kita lihat di Kota Jakarta saat inibanyak pekerjaan besar yang harus diselesaikan dan dikerjakan. DKI Jakarta akan menjadi kota yang  akan mengadakan Asian Games , sebuah perhelatan olahraga terbesar di  benua Asia.

Tetapi apa yang dilakukan gubernurnya??  Ini mah malah jalan-jalan.  Kemarin  jalan-jalan ke Maroko dan Turki. Ikutan antri salaman dengan presiden Turki. Menyedihkan sekali, kota besar seperti Jakarta pemimpinnya ikutan antrian salaman. Nama besar ibukota Jakarta hilang sudah.

Besok katanya gubernur kita mau ke Amerika Serikat.. mungkin ingin salaman dengan Donald Trump, have a nice trip Mr.Gubernur. Sekarang mah saya mau nikmati odong-odongnya. Keliling kota melihat-lihat pemandangan sambil diiringi lagu baru..

Trotoar di kebon Kelapa Jakarta Timur yang dibangun indah sekarang jadi tempat jualan kembang dan tanaman. lokasi samping kuburan kebon kelapa. samping rumah DP nol rupiah. dokpri
Trotoar di kebon Kelapa Jakarta Timur yang dibangun indah sekarang jadi tempat jualan kembang dan tanaman. lokasi samping kuburan kebon kelapa. samping rumah DP nol rupiah. dokpri
dokpri
dokpri

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun