Pandemi covid 19 memberikan dampak yang sangat signifikan di berbagai bidang diantaranya sosial, politik, dan ekonomi di seluruh negara di Dunia tak terkecuali juga di Indonesia. Adanya kebijakan lockdown yang membatasi ruang gerak dan waktu, menyebabkan interaksi sosial semakin berkurang, sehingga berdampak pada kegiatan ekonomi yang menurun dengan signifikan.Â
Dampak dari adanya wabah covid 19 ini tentu juga dirasakan oleh pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah atau yang biasa disebut UMKM. Berbagai upaya dilakukan oleh pemerintah untuk memulihkan perekonomian, termasuk juga pemulihan terhadap UMKM, karena tidak dapat dipungkiri UMKM berpengaruh besar terhadap perekonomian negara.
Sebagai upaya untuk menjawab tantangan yang ada, pemerintah memberikan program-program sekaligus untuk membantu pemulihan pasca wabah covid 19. Program tersebut diantaranya program bantuan UMKM, serta pelatihan pelatihan guna meningkatkan kompetensi bisnis UMKM. Dengan memiliki kompetensi bisnis yang mumpuni, UMKM dapat bertahan bahkan berkembang di tengah pandemi.
Salah satu kompetensi yang penting dimiliki oleh UMKM adalah pengetahuan terkait branding. Aspek branding sebuah produk atau jasa yang dijalankan, seringkali diabaikan oleh para pelaku usaha khususnya UMKM.Â
Kebanyakan UMKM hanya berfokus pada bagaimana produk atau jasa yang mereka upayakan dapat terjual.Â
Padahal jika kita merujuk pengalaman dan keberhasilan dari perusahaan-perusahaan besar, branding merupakan sebuah komponen penting yang menjadi perhatian dalam dunia bisnis.Â
Perusahaan yang memang sudah berkembang sangat menyadari pentingnya branding untuk keberlangsungan hidup perusahaan.
Menurut pakar branding Indonesia, Bapak Subiakto Priosoedarsono atau yang biasa dikenal dengan Pak Bi, branding merupakan kesatuan antara nama dan makna. Ketika sebuah produk memiliki nama dan sudah memiliki makna dibenak konsumen, maka dapat dikatakan produk atau jasa tersebut telah memiliki brand.Â
Sebaliknya jika konsumen ketika mendengar produk atau jasa kita, akan tetapi masih belum ada gambaran atau makna dibenaknya, maka produk tersebut belum memiliki brand. Jadi branding merupakan apa yang ingin dipersepsikan dibenak konsumen terkait produk atau jasa yang kita jual.
Ketika produk atau jasa sudah memiliki ruang dibenak konsumen, maka akan tercipta loyalitas. Konsumen tidak akan mudah untuk berpaling ke produk lain, karena dalam mindsetnya sudah ada brand yang tertanam.Â