Mohon tunggu...
Arief Budiawan Majid
Arief Budiawan Majid Mohon Tunggu... -

Anak pertama dari dua bersaudara, lahir pada masa keemasan Orde Baru, 4 Desember 1990 tepat pada hari dimana dunia mendukung perlawanan Palestina terhadap imigran Yahudi, Hari dimana berlangsungnya konferensi Intifadhah di kota Teheran

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Introvert, So What?

20 Januari 2014   12:19 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:39 624
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia


Artikel ini pernah saya publish sebelumnya di blog pribadi saya pada 18 januari 2014.

http://ariefbudiawanm.blogspot.com/2014/01/introvert-so-what.html


Ada di sekitar kita individu-individu yang cenderung suka akan suasana tenang daripada keramaian. mereka adalah orang introvert. Sedang kebalikan dari introvert adalah ekstrovert, dimana mereka cenderung menyukai keramaian daripada suasana tenang. Dan kebanyakan orang di dunia adalah seorang ekstrovert.

"Teori introvert dan ekstrovert dikemukakan oleh Carl Jung seorang analis psikologi di awal tahun 90an. Seorang introvert adalah seorang yang terlahir dengan bakat temperamen dari dalam diri, sedangkan ekstrovert adalah seorang yang terlahir dengan bakat temperamen dari luar. "(Martin Olsen Laney dalam bukunya The Introvert Advantage, 2002)


Seringkali orang introvert dipandang memiliki kejanggalan, karena mereka dianggap jarang bersosialisasi di masyarakat, menutup pikiran, dan bahkan ada yang memberikan "cap" anti sosial atau lebih sering dikenal dengan istilah ansos sehingga seolah-olah sebuah introversi adalah "kekurangan". Sedangkan seorang ekstrovert dipandang lebih memiliki kelebihan karena lebih mudah diterima dalam interaksi sosial.


Mungkin itu adalah pendapat umum dari banyak orang, dimana seperti kita ketahui masyarakat dunia ini adalah dominasi dari orang-orang ekstrovert, (75% orang di dunia adalah ekstrovert)


Namun apakah benar seorang introvert demikian? Lantas apakah untuk menjadi sukses kita harus menjadi seorang ekstrovert?


Tidak.


Tidak ada yang aneh dari seorang introvert.


Introvert dan ekstrovert, masing masing memiliki kelebihan, dan kekurangan


Untuk mencapai sukses pun tidak perlu kita mengubah sifat alamiah kita.


Banyak tokoh tokoh sukses yang ternyata mereka seorang introvert (cek aja di google)


Seorang introvert terlahir dengan sifat alamiah, dimana dia akan memperoleh "energi" ketika mereka berada dalam situasi atau suasana yang tenang, sedangkan ekstrovert cenderung merasa memperoleh "energi" ketika berada dalam keramaian. Seorang introvert akan merasa lesu, tidak bersemangat jika berada pada keramaian. Mereka cenderung mencari suasana yang tenang, sedangkan ekstrovert, juga akan merasa lesu ketika berada di tempat yang sepi. Seorang introvert memiliki kelebihan mengamati, memahami, menganalisa dan wawasan yang dalam. sedangkan seorang ekstrovert memiliki kelebihan dalam kemampuan verbalnya. dalam sebuah forum, seorang introvert akan lebih menjadi pendiam. Dalam diamnya, seorang introvert mengamati, dan menganalisa tentang topik yang sedang dibicarakan. Sedangkan seorang ekstrovert cenderung mendominasi pembicaraan. Pada saat seorang introvert tertarik dengan topik pembicaraan, dia akan mengutarakan apa yang dia ketahui dengan detail. Seorang introvert cenderung menyukai sesuatu yang detail, dalam, sedangkan ekstrovert cenderung menyukai sesuatu yang luas.

"Seorang introvert adalah seperti laut yang dalam, sedangkan ekstrovert adalah langit yang luas."


Begitu juga dalam hubungan mereka dengan orang lain. Seorang introvert cenderung memiliki segelintir teman, tapi lebih bersifat "dalam" atau akrab, sedangkan seorang ekstrovert memiliki teman banyak dan lebih mudah bergaul.


Banyak diluar sana yang belum tahu akan perbedaan ini. Selama ini introvert dipandang, terutama oleh ekstrovert, sebagai sebuah "kekurangan" yang tidak dapat dengan mudah bergaul layaknya seorang ekstrovert. Bahkan sebagai seorang introvert sendiri kadang ada yang merasa kurang puas, atau merasa ada yang salah dengan dirinya, dan ingin menjadi seperti seorang ekstrovert yang mudah bergaul.


Martin Olsen Laney dalam bukunya The Introvert Advantage, 2002 mengatakan, banyak sekali introvert yang tidak mengetahui bahwa dirinya adalah seorang introvert, dan setelah mengetahui bahwa sifat alamiahnya adalah introvert, mereka merasa lega, dan lebih bisa mengenali dirinya. Masalah psikologis yang dapat mengganggu kejiwaan salah satunya adalah saat seorang introvert yang tidak menyadari sifat alamiahnya dan ingin menjadi seorang ekstrovert.


Jadi, stop mencela dan memandang sebelah mata mereka yang introvert, introversi bukanlah sebuah kekurangan. Introversi adalah sebuah kebalikan dari ekstroversi, dan itulah keanekaragaman. Mari ciptakan lingkungan yang nyaman untuk keanekaragaman yang ada :)


"Introversi bukanlah untuk dilawan, tapi diterima dan dipahami,


Bukankah kita diciptakan berbeda-beda agar saling mengenal?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun