Mohon tunggu...
Arief Bakhtiar D.
Arief Bakhtiar D. Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Twitter: @AriefBakhtiarD │ Instagram: @AriefBakhtiarD │ Goodreads: AriefBakhtiarD

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Muhammad

2 Januari 2016   11:26 Diperbarui: 2 Januari 2016   11:26 10
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Bagi orang yang mengetahui sirah Nabi, celaan-celaan itu sebenarnya tidak begitu, dan tidak perlu, mengagetkan. Di zaman Nabi suara-suara semacam itu sudah terdengar ─dan mungkin lebih keras, lebih jelas, disertai lemparan batu dan kotoran manusia. Suara-suara itu, suara yang mengingkari kenabian, sempat membuat sedih sang Nabi. Maka dalam surat Yasin, surat yang dijuluki jantung Al-Qur’an, sampai-sampai turun ayat dengan sumpah yang amat kuat dari Tuhan untuk meneguhkan sang Nabi: Muhammad adalah “sebagian dari salah satu rasul-rasul-Nya”.

Apa yang dikatakan para orientalis Barat dari masa ke masa memang mirip-mirip. Pada dasarnya, mereka mengingkari Muhammad dan Quran. Hamid Fahmi Zarkasyi menyebut dalam Misykat—sebuah buku yang sangat cerdas dan tajam melihat westernisasi dan liberalisasi—bahwa serangan terhadap Islam terjadi karena agama-agama yang pemeluknya ramai di Barat itu merasa terancam dengan ayat-ayat Qur’an. Dalam al-Maidah bisa kita temukan: “telah kafir orang-orang yang berkata Allah ialah al-Masih putra Maryam” dan “orang-orang yang mengatakan bahwasannya Allah salah satu dari tiga”. Surat yang lain, an-Nisa ayat 157, menceritakan bahwa Isa yang dibunuh dan disalib (yang kemudian dipercaya sebagai Tuhan Jesus) adalah “orang yang diserupakan dengan Isa”.

Tapi apakah hanya Muhammad satu-satunya Nabi yang dihina? Rupanya tidak. Isa al-Masih, atau Jesus, tercatat cukup sering dilecehkan di Barat. Pada tahun 2004, misalnya, sebuah media internet di Amerika memuat kartun yang menggambarkan Jesus disalib memakai celana pendek dan piyama setan. Judulnya: Jesus Dress Up. Pada tahun 2008 di Linkoping, Swedia, muncul poster di depan umum berjudul Ounx against Christ. Gambarannya menyakitkan bagi Kristen yang taat: seekor setan memberaki Jesus di tiang salib. Pimpinan redaksi koran yang memuat poster itu bertubi-tubi menerima ancaman hukuman mati.

Apa yang terjadi sebenarnya?

Alexander Pushkin, sastrawan Rusia abad 19 yang berasal dari keluarga kaum ningrat, pernah menyebut orang-orang yang menghina orang-orang luhur dengan “berwatak rendah”. Tapi benarkah cuma itu?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun