Mohon tunggu...
Muhammad Arief Ardiansyah
Muhammad Arief Ardiansyah Mohon Tunggu... Lainnya - Business Analyst

Pencerita data dan penggiat komoditi.

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

[Fiksi Ramadan] Melelang Sarung 100 Juta Milik Raja

14 Mei 2020   23:37 Diperbarui: 14 Mei 2020   23:44 680
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Tetapi malahan Raja sendiri yang tidak bisa mengelola rasa cinta tersebut dengan sebagaimana mestinya. Alih-alih menggunakannya untuk menyejahterakan rakyat di seantero negeri, Raja justru terus memupuk kepopulerannya agar tak banyak diganggu selama menjabat."

"Ketahuilah bahwa tak sedikit dari rakyat yang hadir hari ini juga berpikiran sama seperti saya untuk melelang sarung milik Raja. Namun kebanyakan tidak punya cukup nyali untuk melakukannya di depan mata sang Raja sendiri dan juga memang tidak berhasil memenangkan kompetisi. Mereka ingin melelang sarung tersebut agar dapat dipergunakan sebagai modal menopang kehidupan yang kian hari terasa semakin menghimpit."

"Karenanya, uang 100 juta yang baru saja saya dapatkan ini setengahnya juga akan saya kembalikan kepada seluruh rakyat yang hadir disini. Agar bisa dibawa pulang dan barangkali bisa sedikit membantu memenuhi kehidupan sehari-hari"

"Tentu saja Raja bisa mengucurkan uang yang jauh lebih besar ketimbang saya yang seorang rakyat jelata ini. Bentuknya pun tak harus kucuran dana segar. Ia dapat berupa bantuan pendidikan, layanan kesehatan, dan lain-lain. Tetapi alih-alih fokus menyediakan layanan bagi rakyatnya, Raja justru memilih untuk menghibahkan sarungnya sebagai cinderamata."

"Saya hanya ingin menitipkan pesan kepada Raja agar semakin bijak dalam mengelola potensi yang dimiliki oleh negeri ini. Apalagi negeri ini sudah dititipi kekayaan yang begitu besar dari Tuhan. Amat disesalkan kalau Raja harus dihadapkan pada pertanggung jawaban yang berat pada hari pertanggung jawaban di akhirat sana."

Seusai menyelesaikan pidatonya, Rana menyerahkan sarung tersebut kepada si pemenang lelang sembari menerima uang 100 juta yang hendak ia bagi dua. Langkah kakinya menuju ujung panggung tiba-tiba terhenti akibat panggilan sang Raja.

"Pidatomu bagus anak muda. Nasehatmu juga tepat menghujam hati saya. Tetapi mengapa kau tidak sumbangkan seluruh uang yang baru saja kau dapatkan itu kepada rakyat? Mengapa hanya setengahnya?"

Rana berbalik lalu menjawab dengan yakin, "Maaf Raja, itu biaya yang saya terima setelah tuntas memberikan kuliah kepada Raja di hadapan para rakyatnya."

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun